Chapter 6

14.4K 442 1
                                    

Syasya POV

Sudah hampir 1 bulan Alesio meninggalkanku ke Barcelona dan membuatku merindukan sentuhan, meskipun tubuhku terus menolak Adrian tetapi hormonku tidak bisa berbohong. Tubuh Adrian sangat sexy, akhirnya aku bisa menyentuh tubuh six packnya.

Aku bercinta dengan Adrian hanya karena aku membutuhkan sentuhan.

Ya Tuhan.. yang benar saja, apakah aku sehina ini. Sampai mencari sentuhan dari lelaki lain.

Semenjak kejadian itu, perlakuan ku kepada Adrian tetaplah sama tak ada yang berubah, aku tak perduli dan ku anggap angin lalu.

Sore ini aku menjemput Alesio di bandara dan mengantarnya ke apartemennya. Alesio memelukku dan menciumi leherku, aku hanya terdiam dan menikmatinya.

Siang tadi aku bercinta dengan Adrian dan sore ini aku pun bersenggama dengan Alesio.

Fikiran ku berhamburan dan mencoba melupakan kejadian siang tadi. Aku melihat jam tangan yang sudah menunjukan pukul 8 dan bergegas kembali kerumah, Alesio membiarkan ku pergi.

Ku lihat Adrian yang sedang tertidur pulas, mungkin demamnya sudah reda. Entah apa yang sedang aku lakukan sekarang, seperti wanita murahan yang tidak puas dengan satu pria dan selalu mencari kehangatan di setiap sudutnya.

***

Pagi hari ketika ku buka mata, Adrian sudah tidak ada di ranjang. Ku dengar suara rintik air dari kamar mandi yang sedang menyirami tubuh Adrian. Ketika aku ingin bangun, ku lihat hp Adrian memiliki panggilan masuk.

'Kembang gula'

Aku melihat caller id di hp Adrian dan mencoba memberi tau Adrian.

"Dri.. kembang gula mu menelphone" aku mengetuk-ngetukan pintu kamar mandi

Seketika suara gemercik air itu terhenti dan pintu kamar mandi pun terbuka.

"Dia hanya teman kecilku" Adrian mencoba menjelaskan sesuatu yang sebenarnya aku tidak perduli

Ku angkat alis kiriku dan ku berikan hpnya lalu meninggalkannya tanpa memperindah perkataannya yang sedang mencoba menjelaskan sesuatu padaku. Aku ke dalam kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi, setelah selesai aku melihat Adrian dengan pakaiannya yang sangat rapi, aku meninggalkannya ke ruang makan.

Adrian menghampiriku di meja makan, dia terlihat terburu-buru.

"Aku pergi.." kecup Adrian di keningku seperti rutinitas yang ada dalam skenario pernikahan kami.

Alesio mengajakku dinner dengan beberapa temannya dari Barcelona, aku pun menyetujuinya.

Ketika aku sampai di restoran, ada beberapa teman Alesio yang sudah menunggu di restoran itu. Ku lihat di kejauhan seperti bahu yang ku kenal, benar bahu itu milik Adrian. Aku melihat Adrian dengan seorang wanita, wanita itu sangat cantik bak model profesional. Adrian pun melihat ke arahku, aku mengabaikannya dan mencoba fokus oleh buku menu yang sedari tadi di bolak-balikan oleh Alesio.

Ku lihat Adrian meninggalkan restoran dan terus menatap ke arahku, tetapi aku berusaha untuk tidak menatapnya. Aku tidak pernah memiliki fikiran buruk sedikit pun pada Adrian, bahkan perduli dengan wanita itu dan mungkin sedikit pun aku tidak pernah mencemburuinya karena memang bukan urusanku ikut campur dengan hidup Adrian.


Adrian POV

Malam ini Angelo menemuiku dan ingin membicarakan sesuatu, dia ingin makan malam terakhir karena ke esokan harinya dia akan terbang ke prancis dan akan memutuskan untuk menetap disana. Mungkin ini keputusan terbaik untuk kami berdua, meskipun tidak semudah itu tetapi kami harus mencobanya.


Aku melihat Syasya dengan beberapa temannya, dia melihat ke arahku dan tentu saja melihat Angelo.


Apakah Syasya mengetahui hubunganku dengan Angelo?

Pertanyaan itu terus terbersit di kepalaku, aku takut mengecewakan Syasya. Ketika sampai dirumah aku melihat Syasya yang sedang sibuk membaca di kamar, aku tidak berani menatap matanya.


Aku pergi ke kamar mandi dan membersihkan tubuhku, dan pertanyaan itu terus terngiang di kepalaku. Akhirnya aku memutuskan untuk menjelaskan semuanya kepada Syasya.


"Sya.. tadi di restoran itu teman aku.. hmmm sebenernya mantan aku.. hmm tapi aku memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengannya karena aku sudah menikah" suara ku putus-putus mencoba menjelaskan seluruhnya kepada Syasya


"Oh gitu" jawab Syasya yang masih sibuk membaca bukunya, entah dia mendengarkan perkataan ku atau tidak


"Kamu ga marahkan Sya?" Aku menatap wajah syasya dalam

"No, it's not my business" jawab syasya cuek


Aku tidak mengerti dengan ucapan syasya, kenapa dia tidak cemburu atau marah padaku.


"Apa kamu punya lelaki lain?" Aku kembali menatap wajahnya


"Iya.." jawabnya santai


Aku membuang nafasku panjang, dan menghempaskan badanku ke ranjang.

Mungkin ini adalah karma untukku karena telah menyakitkan Angelo dan sudah berbuat jahat dengan Syasya


Aku tidak meneruskan pertanyaanku dan juga tidak marah ataupun mencegah Syasya untuk tidak bertemu pria itu lagi.

Sorry My HusbandDonde viven las historias. Descúbrelo ahora