Chapter 9

12.5K 416 1
                                    

Syasya POV

Aku sangat merindukan Alesio, beberapa hari ini aku memikirkannya dan hampir setiap hari aku stalker sosial medianya tetapi tak ada sesosok wanita lain di sosial medianya dan foto-foto ku bersamanya pun masih tersimpan rapi di albumnya. Aku semakin yakin bahwa dia belum menemukan pengganti diriku, aku menatap foto nya yang begitu hangat. Sosok pria yang selalu membuatku tenang dan bisa ku percaya, aku meneteskan air mata karena rasa rindu yang teramat dalam. Waktu yang kami habiskan berdua bukanlah waktu yang sebentar dan tidak semudah itu aku bisa melupakannya, aku berjalan menuju jendela hanya sekedar untuk mencari udara segar.


Hpku berdering dan aku mengangkatnya.


"Honey, i miss u" suara tak asing ini menambah kecamuk di hatiku.


"I miss u so much.. aku ga tau musti kaya gimana, aku minta maaf. Aku kangen" suara Alesio semakin memelas dan membuatku terdiam


Aku terisak, ku tahan mulutku agar tidak mengeluarkan suara tangisanku.

I miss u too dear

Lirihku dalam hati.


"Kamu dimana? Aku mau ketemu. Kamu ga bisa gini-in aku, aku hampir gila. Honey.. sorry" suara Alesio semakin tidak karuan dan aku mulai menenagkan diriku dan mencoba mengatur nafasku


"Aku maafin. Sekarang jangan ganggu hidupku lagi" jawabku kejam seakan menusuk ulu hatinya, aku langsung mematikan sambungannya dan menangis sejadi-jadinya.


Setelah puas menangis seharian aku pun pergi keluar rumah untuk melupakan semuanya, aku menuju cafe dan ku pesan coffe kesukaanku.


"Vanilla latte 1" aku menunggu beberapa menit, ku ambil pesananku dan meninggalkan cafe itu.


Alesio menatapku dari kejauhan, dia menghampiriku dan mencoba memelukku. Tentu saja dia tau aku disini, karena tak banyak tempat yang bisa aku kunjungi dan seluruh tempat yang biasa aku kunjungi Alesio tau semua.


Aku mencoba melepas pelukannya, dia mengajakku duduk di sudut cafe. Kami sama-sama terdiam hingga akhirnya dia memulai percakapan.


"Sya.. aku kangen, Rotte juga kangen dia ga nafsu makan karena merindukanmu" Rotte adalah anjing manis yang selalu bersamaku, tetapi semenjak aku skripsi Rotte aku titipkan di apartemen Alesio karena aku tidak sempat mengurusnya.


Alesio mengeluarkan hpnya dan mencoba menunjukkan foto Rotte yang memang terlihat lemah dan tidak bersemangat.


"Rotte.. i miss u" jawabku lirih


Alesio membawaku ke apartemennya untuk bertemu Rotte, aku melihat Rotte yang memang terlihat lebih kurus.


Aku menggendong Rotte dan membawanya ke dokter hewan, Alesio hanya mengekorku dan sesekali tersenyum melihat ku yang sedang menggoda Rotte.




Dulu kita sangat akrab bahkan tak terpisahkan, sekarang kita seperti orang asing. Ego ku terlalu tinggi hingga bisa menahan perasaanku sedalam ini. Aku menghampiri dokter dan memberikan Rotte kepadanya. Rotte terlihat seperti merengek dan se akan-akan mengganggap bahwa dokter ini adalah orang jahat.


Setelah selesai aku dan Alesio meninggalkan klinik tersebut dan kembali ke apartemen Alesio, Alesio terus menatapku membuatku sedikit risih karena ulahnya. Rotte sedikit lebih lincah setelah mendapat suntikan dari dokter, dia berlari dan berdiam di bawah ranjang kamar Alesio. Kamarnya tak berubah sedikit pun dan foto ku bersama Alesio pun masih terpajang seakan tak pernah ada yang mengusiknya. Aku terdiam melihat foto itu dan Alesio tepat di belakangku, dia mencium rambutku perlahan dan memelukku.


"Jangan tinggalin aku, i love u" bisik lembut Alesio di telingaku


Aku membalikkan tubuhku tepat menghadap Alesio, wajahnya sangat ku rindukan. Aku menyentuh wajahnya pelan dan dia hanya terdiam dan terlihat manja. Alesio mencium bibirku lembut aku pun membalasnya, bibir kami bertemu dan saling merindu. Alesio memelukku erat dan tak mau melepaskanku cukup lama. Hari sudah sore aku pun berpamitan pada Alesio dan memintanya agar tak mengantarku pulang.


Sesampainya di rumah aku menghampiri mba sumi dan memintanya membantuku untuk membuat makan malam.


"Ga usah nyah.. biar mba sumi aja yang buat makan malam" mba sumi mencoba mengambil pisau di tanganku



"Mba sumi... aku juga mau coba buat makan malam" jawabku yang dengan cepat menyambar pisau itu


Setelah selesai membuat makan malam aku kembali ke kamar untuk segera mandi karena sebentar lagi Adrian pulang ke rumah. Aku turun ke bawah dan ku lihat meja makan sudah terisi penuh seluruh makanan. Aku menunggu Adrian tetapi Adrian tidak kunjung datang, mbok ijah menghampiriku dan menyarankanku untuk makan duluan.


Aku menggelengkan kepalaku dan pergi meninggalkan meja makan menuju kamarku. Apa yg sebenarnya Adrian lakukan? Kenapa dia tidak mengabariku? Apa dia bertemu dengan mantannya? Fikiranku tak karuan, aku berfikir apa yang aku lakukan di belakang Adrian selama ini, Adrian lakukan pula padaku bahwa Adrian juga masih berhubungan dengan Angelo.



tak terasa aku sudah terlelap tidur.

Sorry My HusbandWhere stories live. Discover now