Chapter 10

12.9K 411 5
                                    

Syasya POV

Aku terbangun di malam hari, aku tidak melihat sosok Adrian di sampingku. Aku pun beranjak untuk mencarinya, ku telusuri lorong menuju ruang kerja Adrian. Adrian tertidur di ruang kerjanya, ku hampiri dirinya sepertinya aku mulai perduli padanya.

Selelah ini kah dia bekerja? Haruskah aku membantunya bekerja? Aku merapikan meja kerjanya yang sangat berantakan dan ku lihat foto Adrian dengan Angelo terselip di dokumennya.

Ku remas foto itu dan meninggalkannya pergi, untuk apa aku menghawatirkannya. DAMN!!!

Aku kembali ke kamar dan masih kesal mengingat foto itu, tiba-tiba rasa benci dan cemburu itu muncul. Penyesalan terbesarku adalah meninggalkan Alesio demi pria bajingan itu. Ya dia adalah Adrian.

Pagi hari aku berakting seperti tidak terjadi apa-apa, tetapi semakin aku mengingatnya semakin aku membencinya.

"Pagi sayang.." sapa Adrian seperti biasanya

"Pagi.." aku mengambil roti dan selai coklatku

"Tumben kamu sudah rapih, kamu mau kemana?" Adrian menanyakan pertanyaan basa-basinya

"Aku mau kerja, aku bosan dirumah" jawabku sembari menggigit roti selai ku

Adrian seketika berhenti melakukan aktifitasnya dan menatapku.

"Sejak kapan kamu kerja?" Tanya Adrian padaku

"Hari ini" jawabku singkat

"Kamu butuh uang" tanya Adrian sedikit menyelidik

"Tidak, hanya butuh aktifitas saja" jawabku santai

"Sya.. harusnya kamu bicarain dlu sama aku" Adrian terlihat marah.

Aku hanya mengangkat bahuku dan terus mengunyah rotiku.

"Aku pergi duluan, takut kesiangan" aku berpamitan dan langsung meninggalkannya, Adrian terlihat kesal.

Perusahaan ini milik Alesio, tentu saja dengan mudah aku bisa bekerja disini. Alesio memintaku untuk bekerja menjadi sekertarisnya hanya saja aku enggan karena takut hubungan kami di ketahui oleh anak buahnya. Aku juga tidak ingin bekerja di perusahaan papa karena di sana ada Adrian dan itu terlihat aku seperti wanita manja.


Aku berkenalan dengan beberapa rekanku, mereka sangat ramah dan aku pun jadi mudah beradaptasi.

"Hi sya.. gw Savira biasa pada manggil gw Vira, selamat bergabung ya" Savira memperkenalkan dirinya padaku dan di iringi beberapa rekannya yang lain.

"Pesta penyambutan anak baru nanti malem, ok" Marko terlihat bersemangat

Team kerjaku terdiri dari 7 orang 4 pria dan 3 wanita, mereka hampir seumur ku. Hanya Hendra saja yang sudah menikah dan sekarang bertambah aku, Hendra terlihat seperti belum menikah dan aku pun demikian. Aku tidak mengatakan pada mereka bahwa aku sudah menikah.

Malam ini kami ke salah satu club di jakarta selatan, benar saja dugaanku, pantas saja Hendra terlihat seperti belum menikah karena dia masih suka bermain gila.


"Ginilah kita sya, kita dituntut ga boleh stres. Jadi kita mesti happy-happy terus" celoteh Vira yang sedang sibuk menuangkan minuman ke gelasku

Vira dan Lisa memang sangat stylish mereka terlihat cantik dan terawat hanya saja sedikit terlihat murahan. Aku tidak mempermasalahkan itu toh Vira sangat baik padaku.

"Lu dmn? Kita di club XXX jakarta selatan, semuanya sudah dateng" Lisa terlihat sibuk menelphone

Tidak beberapa lama Alesio menghampiri kami yang sedang asyik berbincang ringan.

"Hey.. gimana acaranya?" Alesio duduk di sebelahku

"Baik io, kenalin ini Syasya team baru kita" Lisa memperkenalkanku pada Alesio

Lisa terlihat sangat akrab dengan Alesio dan aku baru mendengar panggilan akrab itu "io". Kami saling berbincang dan acara penyambutan untukku sukses membuatku akrab dengan teamku

Aku ijin untuk pergi ke toilet, vira ingin mengantarkanku tetapi aku menolaknya. Alesio mengikutiku dan menarik tanganku dari belakang.

"Honey.. hmmm pergi ke club" Alesio menatapku nakal

"Hanya acara penyambutan, kamu terlihat akrab dengan mereka" jawabku sedikit penasaran

"Mereka itu tombak perusahaanku, mereka team marketing executive. Sebenarnya aku sedikit takut menempatkanmu diposisi ini karena pergaulan mereka tidak terlalu baik. Jadi kamu harus jaga diri" Alesio memegang daguku dan mencium bibirku

Aku di antar Alesio ke toilet dan Alesio menungguku di luar, setelah selesai Alesio dan aku kembali ke table kami. aku melihat beberapa diantara mereka sudah berpasang-pasangan.

"Io mau ada yg temenin ga?" Tanya Lisa pada Alesio yang sontak membuatku sedikit terkejut

"Hahahaa.. ga usah, gw ngobrol sama Syasya aja" jawab Alesio di iringi tawanya

"Lu mah ga berubah, jangan-jangan lu gay ya io" celetuk Vira yang terlihat sibuk dengan pasangannya

"Enak aja lu io, si Syasya sudah gw siapin berondong" Lisa menapik jawaban Alesio

"Eh ga usah, gw ga biasa" jawabku menolaknya

"Yaudah sya lu temenin io aja, kasian dia ga doyan cewe. Paling anti dia sama gitu-gituan" cerocos Vira yang memojok-mojokanku dengan Alesio

Aku baru mengerti sekarang, Alesio memang terlihat seperti bajingan tetapi dia sangat setia. Mereka terlihat asyik sendiri, Hendra bersama wanitanya pergi untuk melanjutkan part 2 mereka dan yang lainnya menyusul, aku melihat Alesio dan Alesio kembali menatap wajahku.

"Bagaimana bisa aku berpaling darimu oleh wanita-wania seperti itu" Alesio mencoba merapikan poniku

Aku tersenyum menatap Alesio.

Sorry My HusbandWhere stories live. Discover now