bag 32

35.6K 2.4K 47
                                    

"Aurelia...." reza telah berdiri di sampingku. dan apa aku tak salah dengar? dia menyebut Aurelia?

ku lihat zhiya semakin mundur ketakutan, ia terus melangkah mundur sampai tak sadar kalau ia sudah berdiri dibibir kolam dan nyaris saja terjatuh ke kolam kalau reza tidak segera menariknya.

"Aaaaaaakk...le..lepas!! Lepas..." zhiya menjerit histeris saat berada didalam pelukan reza

Aku benar-benar tak tahu harus bagaimana, reza hanya menolongnya dan bukannya berterima kasih zhiya justru menjerit histeris seperti itu.

2 lelaki berseragam safari yang tadi berjalan bersamaku berlarian saat melihat zhiya yang meronta dan terus menjerit. Ku lihat salah satu dari mereka berbicara dengan walkie talkie, sedangkan yang satunya lagi mencoba melepaskan zhiya dari pelukan reza.

Tak butuh waktu lama datang 3 orang lelaki yang juga mengenakan seragam safari, beserta.. Indrajaya Kusuma!

"kau.. lelaki bajingan! Bugh!" umpat Indrajaya penuh amarah bersamaan dengan bogeman mentah ke wajah reza.

Ku lihat reza jatuh terhuyung karena bogeman tersebut, entah kenapa otakku melambat aku tak bisa mengerti kejadian yang baru saja terjadi di depanku.

"bagaimana bisa kau menemukan tempat ini, dasar brengsek! apa lagi yang kau inginkan hah?! berhenti mengganggu anakku!!" Indrajaya tak berhenti memukuli bahkan menendang reza yang sudah tersungkur di rumput.

Segera aku menahan tubuh Indrajaya dari belakang, "tolong hentikan pak! anda bisa membunuhnya"

"memang seharusnya aku membunuhnya dari dulu" ucap Indrajaya penuh emosi

Aku mencoba menariknya menjauhi reza yang sedang mencoba untuk berdiri, apa kelima orang berseragam safari itu buta? kenapa mereka diam saja dan tidak mencoba untuk menghentikan tindakan brutal yang dilakukan oleh Indrajaya?

"Kenapa kalian diam saja? hajar ke dua orang brengsek ini" seru Indrajaya yang berusaha melepaskan diri dariku, sedangkan kelima orang tersebut telah bersiap untuk menyerangku dan reza.

"Zhiya!" seru seorang perempuan paruh baya yang berlari ke arah zhiya, ia segera memeluk zhiya yang sedang duduk memeluk lutut tak jauh dari kami.

Tak lama ku lihat damika juga berlari ke tempat zhiya, lalu bermunculan satu persatu orang-orang yang berdiri di pinggir tangga yang tadi kulewati, melihat kami layaknya sebuah tontonan.

Bugh! Fokus ku yang terpecah membuatku tak bisa menghindar saat salah satu dari kelima lelaki berseragam safari itu meninju wajahku sakitnya bukan main, rasanya gigiku seperti mau copot.

"Mas sultan..!!" ku lihat key berlari keluar dari kerumunan yang sedang menonton keributan yang kami ciptakan. Kenapa key bisa ada disini?

"Pah hentikan pah! semua pengunjung resort sedang melihat kita!" pinta perempuan paruh baya itu sambil berurai air mata

Indrajaya tak menggubris ucapan perempuan yang ku yakini kalau dia adalah istri nya Indrajaya.

Aku tak tau apa yang dilakukan oleh 3 lelaki berseragam safari tersebut kepada reza, karena aku sendiri sedang sibuk dengan 2 orang yang menyerangku.

"Pah! Mamah mohon jangan seperti ini" kali ini perempuan itu memeluk kaki Indrajaya membuat Indrajaya mengangkat tangan kanannya "hentikan!"

Dan kelima lelaki itu menghentikan gerakannya, seluruh tubuhku rasanya sakit ga karuan terutama bagian wajah dan perut. Aku jatuh terduduk dan key berlari memelukku sambil menangis.

Entah apa yang terjadi di kerumunan itu, kulihat kerumunan mulai bubar mungkin ada petugas resort yang membubarkannya.

Indrajaya memapah zhiya diikuti oleh perempuan paruh baya yang dipapah oleh damika.

BECAUSE THE BABY (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang