bag 19

44.2K 2.5K 29
                                    

Sultan terus menggonta ganti channel tidak jelas mau menonton acara apa di tv. Suara tawa terdengar riuh dari lantai bawah, padahal hanya ada mami, papi, key, raja dan perempuan itu.

Zhiya yang sedang menggendong raja di tengah-tengah keluarganya, raja yang begitu nyaman dalam gendongan zhiya sampai tak mau di gendong oleh yang lain. Bahkan saat makan siang tadi zhiya tetap sambil menggendong raja.

Sultan menghembuskan nafas, apa malaikat kecilnya telah menganggap zhiya itu bundanya batin sultan.
Itu mungkin saja mengingat raja yang tak pernah merasakan pelukan bundanya sendiri pikiran sultan mulai berdebat.

Apa memang waktunya telah tiba untuk dirinya mencari bunda lain untuk raja, tidak! baru lima bulan gue nyari putri belum waktunya gue nyerah, tapi mau sampai kapan? raja butuh seorang ibu suara suara itu tak berhenti saling bersahutan di dalam kepala sultan.

Tap tap tap..

Terdengar derap langkah menaiki tangga, perlahan zhiya yang sedang menggendong raja muncul di hadapan sultan.

Zhiya tersenyum menganggukkan kepala kepada sultan, sultan tak bereaksi hanya menatapnya datar.

"Kamar raja yang mana mas?" tanya zhiya

"Sebelah sana" jawab sultan sambil mengarahkan jarinya ke arah kamarnya sendiri

"Permisi ya mas" zhiya lalu berjalan ke arah yang ditunjuk sultan

Sultan terus menatap punggung zhiya yang perlahan menghilang dari pandangannya, lalu terdengar suara pintu dibuka.

Sultan mengalihkan pandangannya ke tv, 10 menit berlalu tapi zhiya tak kunjung keluar.
Kok lama banget ya, apa gue cek aja ya ke kamar batin sultan tak lama ia beranjak dari duduknya lalu berjalan ke kamarnya.

Sultan mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamar saat melihat zhiya yang tiduran disamping raja dari celah pintu yang tidak ditutup rapat

Sultan terdiam, hatinya berharap putri lah yang sedang menemani malaikat kecilnya tidur.

Sultan memicingkan mata untuk meyakinkan dirinya bahwa yang ia lihat tak salah, perempuan itu menangis? batin sultan saat melihat bulir bulir air mata yang keluar dari kedua sudut mata zhiya

Apa dia masih sakit? Tapi tak mungkin dari tadi keliatan baik-baik aja kok hatinya bertanya-tanya

Zhiya mencium kening raja lama, lalu beranjak dari kasur. Sultan yang melihat itu buru-buru menjauh dari kamar kembali duduk di sofa depan tv, ia tak ingin tertangkap basah sedang memandang zhiya dan anaknya sedari tadi.

"Rajanya udah tidur mas, saya turun lagi ya" ucap zhiya lalu menuruni tangga

Sultan tak menyahut, lagi ia menatap punggung zhiya yang perlahan menghilang dalam diam.

Tap tap tap..

Terdengar derap kaki yang terburu-buru, sultan sempat berpikir apa mungkin zhiya kembali lagi ke atas. Tapi ternyata bukan, wajah keylah yang muncul.

"Mas.. itu mba zhi mau pulang" ucap key tersengal.

"Ya terus?"

"Ihh kata mami mas disuruh turun, masa mba zhi pulang mas cuek aja, aturan makasih sana anaknya udah digendongin seharian" cerocos key kesal

"Kan bukan mas yang minta key"

"Ya tapi raja yang minta di gendong.. liat mba zhi di dapur tadi siang langsung ga bisa diem kayak mau loncat ke arah mba zhi. ayo buruan ahh mas ntar mami ngomel"

"Iyaa.. iyaa" dengan malas sultan turun ke bawah

--

Sultan sedang bersantai di pinggir kolam renang sambil menyunyah nastar saat mami menghampirinya,

BECAUSE THE BABY (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang