Part 40 - Tree

10.2K 1K 14
                                    

"Ready?" tanya Ken yang pada pagi hari sudah tiba di depan pintu rumah Rein.

Rein memperhatikan Ken yang memakai t-shirts, jaket, jeans belel robek-robek, topi, dan juga membawa ransel. Tapi entah kenapa pacarnya tetap saja terlihat tampan walaupun berpenampilan ala anak jalanan. Sementara Rein tampil manis memakai dress batik selutut warna biru muda dengan motif kembang-kembang kecil berwarna putih dan flat shoes yang nyaman untuk dipakai berjalan jauh.

"Mana mobil kamu?" tanya Rein heran melihat tak ada mobil Ken di depan rumahnya.

"Di bengkel, jadi kita naik angkutan umum hari ini ya."

"Atau mau bawa mobil Mama aja? Toh hari ini Mama ga kemana-mana. Aku ambil kuncinya ya." Rein mengusulkan.

"Sekali-sekali pacaran sambil naik angkot ga papa kan? Kan jadi bisa lebih lama barengnya," jawab Ken cepat.

"Hmmm... oke, aku ganti baju dulu deh," gumam Rein hendak masuk dan mengganti bajunya dengan t-shirt dan jeans agar matching dengan penampilan Ken yang urakan tapi Ken menahan tangannya.

"Ga usah, kamu manis banget hari ini, aku suka," jawab Ken sambil tersenyum manis.

Rein menurut, menyilangkan tas selempangnya di bahu kemudian berjalan mengikuti Ken. Setelah berjalan agak jauh dari rumahnya Ken langsung menggandeng tangannya erat.

"Kangen deh...." ucap Ken sambil mencium tangan Rein yang ada dalam genggamannya.

"Perasaan kemaren kita baru ketemu."

"Kamu jadi pacar ga romantis amat sih? Nyebelin!!" gerutu Ken sambil menoyor kening Rein.

Rein tertawa dan merangkul Ken pada pinggangnya.

"Iya, aku juga kangen." Dia mengaku.

"Nah gitu dong, " balas Ken sambil mengusap-usap rambut Rein, sayang.

Dan mulailah obrolan-obrolan gombal nan dangdut yang membuat mereka tertawa kencang sepanjang perjalanan seperti, kalau kamu bunga, aku jadi kumbangnya, atau kalau kamu amplop, aku jadi perangkonya. Bahkan sampai pada kalau kamu Batman, aku Alfred-nya ketika mereka mulai kehabisan perumpamaan yang pas.

Ken bersikap sangat manis hari ini, dia hanya fokus pada Rein dan tidak memelototi orang-orang yang kadang mencuri pandang memperhatikan pacarnya yang manis. Dia bersikap gentleman dengan selalu berada di sisi Rein tanpa mengumbar kemesraan berlebihan yang membuat orang lain muak ketika melihat mereka. Hanya menggandeng tangan Rein dan berbicara seru membahas hal apapun yang terjadi di kolong langit.

Setelah sampai di tempat tujuan, mereka duduk dibawah pohon rindang favorit mereka setelah Ken menggelar kain tipis untuk piknik.

"Wow... kamu yang nyiapin semua?" seru Rein kagum ketika Ken mengeluarkan Sandwich, muffin, strawberry berbalut coklat, sampai jus apel dari ranselnya.

"Gampang kok, Sayang, aku kan cuma tinggal beli." Ken nyengir kemudian melahap sandwich-nya.

"Habiskan ya, Rein, biar tas aku ga berat lagi pas kita pulang nanti."

"Oke, Sayang," jawab Rein yang tersenyum sambil memakan muffin.

Rein bersender pada bahu Ken sambil menyuapi Ken dengan strawberry sementara Ken merangkul bahunya dan sesekali mencium kepala Rein.

"I'm gonna miss the smell of your hair. It's always refreshing me," gumam Ken sambil membelai rambut Rein.

"And the smell of your skin," bisik Ken lagi yang sekarang menyapukan bibirnya sepanjang bahu Rein kemudian memeluknya erat.

"Kamu harus pergi ya? Stay here with me... aku ga suka jauh dari kamu. Mendingan kamu hamil aja deh, pasti kamu akan tinggal disini," ucap Ken asal membuat Rein menoyor kepalanya.

Somewhere Only We knowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang