PART 2

10.1K 369 5
                                    

"Ya Allah secepat inikah dia datang"

"Bahkan aku tidak memintanya untuk datang ke kehidupanku"

"Aku takut...Aku takut tidak bisa mencintainya"

"Aku belum siap berpisah dengan keluargaku"

"Tapi hamba percaya, Engkau adalah sebaik-baiknya perencana"

"Hamba percaya akan takdirmu"

Tangisanku sudah tidak dapat dibendung lagi. Entah sudah berapa butir air yang jatuh dari mataku. Ku curahkan semua kepada Rabbku. Sampai sekarang aku masih tidak nyangka ini semua akan terjadi. Mengapa? Mengapa begitu cepat? Aku masih ingin seperti remaja lain. Aku ingin have fun bersama teman-temanku. Aku bukan wanita di jaman Siti Nurbaya. Ya Allah....Rasanya ingin berontak dari semua ini. Mengapa ini terjadi kepadaku?

"Tokk..Tokk"
"Assalamu'alaikum nis, afwan mba boleh masuk?." Tiba-tiba saja mba Aina mengetuk pintu kamarku. Saat ini jam menunjukkan pukul 10 malam. Seharusnya dia sudah tidur dengan mas jibran, namanya pengantin baru pasti ingin cepat-cepat berduaan di kamar.

"Wa'alaikumsalam, masuk aja mba ngga dikunci ko." Kataku seraya menghapus air mata yang masih bercucuran.

"Tumben, mba aina ko belum tidur?."Lanjutku.

"Seharusnya mba yang tanya ke kamu. Besok kamu masih harus ke sekolah kan?." Tanya mba aina kepadaku.
Aku hanya mengangguk.

"Sini deh, duduk disamping mba." Aku hanya menurutinya.

"Nis, mba tau apa yang kamu rasakan sekarang. Memang sulit nerima perjodohan itu, apalagi kalau kamu sudah punya pujaan hati sendiri. Rasanya pengen marah tapi ngga bisa. Apalagi abi kamu yang memintanya. Tapi mba yakin pasti ada alasan lain kenapa abi dan umi ingin kamu segera menikah. Kamu ingatkan kejadian 3 hari yang lalu? Untung aja ada pria yang baik hati yang mau menolong kamu dari orang-orang nakal. Emangnya kamu mau kejadian itu terulang lagi?." Lanjut mba aina

Flashback on

Author pov
"Ya Allah sepi banget jalanannya, lindungi hamba dari orang-orang jahat Ya Allah." Mohon nisa kepada Rabbnya sambil celingak celinguk melihat jalanan yang sudah sepi.

Nisa melewati pos tukang ojek sambil menunduk. Ia tidak sadar bahwa sedari tadi orang-orang di pos itu meliriknya dengan tatapan menggoda.

"Hai cantik, mau kemana sih malem-malem ko masih di luar." Tanya orang pertama yang tidak lain adalah tukang ojeg. Mereka mendekati nisa sambil menghalangi jalannya.

"Permisi, saya mau pulang." Kata nisa dengan raut muka ketakutan.

"Oyyyyy bang mau pulang dia, mau abang anterin ngga neng? Gratis dah buat si eneng, eittsssss tapi 1 jam dulu ya buat abang." Goda tukang ojek kedua ke nisa

Melihat tukang ojeg itu mendekatinya nisa pun segera mencari celah untuk kabur "Permisi saya mau pulang"

"Eits...eits... sejam dulu yukkk sama abang. Ngga sakit ko."

Tiba-tiba ada beberapa orang yang menaiki motor yang melihat kejadian itu.
"Woyyyy, liat tuh ada cewe yang diganggu." Kata cowo tersebut
"Waaahhh parah, beraninya sama cewe. Ayolah kita serbu" kata teman cowo tersebut sambil menuruni motornya.

"Ayo cuy, perlawanan dimulai" Kata cowo pertama yang menyusul temannya.

"Ehhhh ucok lu ngapain masih dimotor. Ngga berani lu? Mending lu ganti make rok sono" Daffa yang jengkel dengan ucok segera menarik tubuh ucok untuk turun.

"Lepasih daf, sakit tau. Iyeee gua turun nih. Ayo." Kata cowo yang memiliki nama Bagas prananda tetapi teman-temannya memanggilnya ucok.

"Ehhhh kambing!!beraninya lu ngeganggu cewe, mau gua aduin lagi sama bini-bini lu, HAH?!?!!" Ancam daffa kepada tukang ojeg itu.
"Lahhhh si bocah bau kencur dateng lagi ke sini. Apa lu bilang? Mau aduin ke bini gua? HAHAHAHA." Tukang ojeg itu membalas dengan cibiran.

"Bini gua udh gua kelonin tadi HAHAHAH."Lanjut tukang ojeg ke dua

"Yakin? Cok panggil bini mereka cok." Suruh Dhani kepada ucok.
"Siap kapten!"

Dengan satu teriakan banyak ibu-ibu yang diantara mereka adalah istri dari tukang ojeg tersebut pun datang.
"Abanggggg....abang jahat godain cewe lain." Kata istri tukang ojeg pertama sambil memukul dan bergaya centil.

"Berani-beraninye lu masih ganggu anak orang bang! Pulang lu sekarang pulang."kata istri tukang ojeg ke dua.
Begitupun dengan istri-istri yang lain.

"Awas lu bocah."ancam tukang ojeg itu

"ABANGGGGG!!!"Teriak istri tukang ojeg ke dua

"Iye neng, iya"

"Udah pak, bu acaranya udh selesai kalian boleh bubar sekarang." Usir ucok secara halus kepada warga sekitar.

"ehhh, lu ngga apa-apa?" Tanya daffa sambil mendekati nisa.

"Alhamdulillah saya ngga kenapa-kenapa. Terima kasih ya kalian mau menolong saya. Kalau gtu saya permisi dulu."

"Iya neng, malem-malem jangan jalan sendirian bahaya. Rumah lu dimana? Mau kite anter ngga nih?."Tanya Dhani kepada nisa.

"Ngga usah, terima kasih. Rumah saya sudah lumayan deket ko. Saya permisi dulu mas. Assalamu'alaikum" kata nisa sebelum dia pergi.

"Waalaikum salam." Jawab mereka serempak.

Daffa melihat punggung nisa sampai dia benar-benar hilang. Ada segurat senyuman kecil di wajahnya. Apakah ini cinta? Batin daffa.

Flashback off

"ASTAGFIRULLAH!!!" Tak sadar aku melamun terbayang kejadian itu. Aku sangat takut jika terulang lagi.
"Nis, kamu ngga apa-apa?"tanya mba aina.

"Mba, nisa ngga mau kejadian itu terulang lagi mba. Nisa takut. Nisa ngga mau mba." Aku memeluk mba aina sambil menangis. Ya kejadian itu membuatku trauma pergi malam hari.

"Nah, makanya lebih baik kamu menikah nis. Dengan kamu menikah, maka ada yang menjagamu dengan tulus. Menjaga kehormatan kamu sebagai istrinya. Menjaga nama baik kamu juga." Senyum mba aina kepadaku. Kata-katanya membuat hatiku adem.

"Mba yakin ko, laki-laki yang dipilihkan abi adalah laki-laki pilihan. Yang bisa menjaga putri kesayangannya dari kejahatan. Yang selalu mencintai kamu karena Allah. Yang mau membangunkan kamu disepertiga malam. Mba dukung kamu menikah. Ya... walaupun kamu masih sangat muda. Tapikan tidak membatasi aktivitas kamu sebagai pelajar." Kata mba aina dengan senyuman yang tidak hilang dari tadi.

"Tapi mba, bagaimana nanti kalau aku ingin kuliah? Aku takut jika suamiku kelak ngga mengizinkan aku untuk kuliah." Rengekku.

"Sayang, kamu percaya kan wanita baik-baik akan bersama dengan laki-laki yang baik begitupun dengan sebaliknya. Mba percaya calon kamu itu laki-laki baik. Nah laki-laki baik pasti akan mendukung hal positif dari istrinya. Termasuk jika kamu mau kuliah. Daripada kamu harus pacaran. Pacaran tuh cuma buang-buang waktu, buang-buang uang, buang-buang tenaga. Pacaran juga bisa menjauhkan kamu dari Allah. Pacaran jaman sekarang itu zina. Sedangkan pacaran yang sebenarnya adalah setelah menikah. Kalian bebas mau ngapain aja malah jadi pahala." Lanjut mba aina. Aku hanya bisa diam mendengarkan omongan mba aina karna semua yang diomongkannya ada benarnya juga.

"Bismillahirrahmannirrahim, baik mba aku akan menerima perjodohan ini." Kataku dengan mantap.

"Alhamdulillah." Mba aina

"Semoga kamu adalah orang yang ditulis Allah di lauh mahfudz" batin nisa

***********
Panjang ya.....😂😂😂😂

Takdirku BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang