Don't Be Sick

2.2K 181 11
                                    

Taekwoon menatap punggung Hakyeon yang membelakanginya. Memperhatikan tubuh kecil itu yang kini terbalut selimut tebal.

Taekwoon merutuki dirinya sendiri ketika ia mengingat kejadian dua hari yang lalu. Dimana saat itu sang manajer menyuruhnya dan Jaehwan untuk syuting VIXX TV. Tetapi, Taekwoon menolaknya dengan alasan ia tidak kuat jika terlau lama berada di cuaca dingin, terlebih ketika salju turun. Awalnya sang manajer terus membujuknya, namun tiba-tiba Hakyeon datang dan mengatakan bahwa ia mau menggantikan Taekwoon syuting VIXX TV bersama Jaehwan.

Dan setelah pulang dari syuting, dimana Hakyeon dan Jaehwan membuat boneka salju di tengah-tengah hamparan es berwarna putih itu, demam tinggi langsung menghinggapi sang leader pada malam harinya.

Suhu tubuhnya yang panas, membuat member lain khawatir. Untung saja saat itu Hakyeon langsung dibawa kerumah sakit, sehingga bisa cepat mendapat perawatan intensif.

Dan selama dua hari ini, kondisinya sudah mulai membaik. Suhu tubuhnya pun berangsur menurun. Walaupun kadang pria tan itu masih mengeluh pusing dikepalanya.

"Maafkan aku, Hakyeon-ah." Taekwoon berucap lirih sebelum membawa dirinya sendiri ke alam mimpi.

.

.

"Yak Hyung! Apa yang kau lakukan?!!"

Taekwoon membuka matanya perlahan. Sesuatu mengusik kegiatan tidurnya.

Bukan! Bukan karena sinar sang surya yang membuatnya terbangun, tetapi suara melengking milik salah satu member VIXX lah yang membuatnya harus rela memutus hubungan dengan sang mimpi.

Pria berjulukan 'Appa-nya VIXX' itu mendudukan diri diatas kasur. Mengumpulkan nyawanya yang sempat terurai(?) dengan sesekali menguap dan meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku.

Kemudian Taekwoon berjalan menuju dapur untuk menyelamatkan kerongkongannya yang terasa kering. Langkahnya terhenti ketika melihat Jaehwan,Hongbin,dan Hyuk yang sedang berdiri mengelilingi Hakyeon.

Sedangkan Wonshik?

Tentu saja pria itu masih tertidur pulas dikamarnya.
Ingat! Wonshik tidur itu seperti kerbau mati.

"Ada apa ini?" tanya Taekwoon seraya berjalan menuju gerombolan kecil itu.

Hongbin menoleh, "Oh! Taekwoon hyung sudah bangun!" pekiknya membuat Taekwoon meringis.

"Appa! Eomma sangat keras kepala! Kami sudah bilang jangan memaksakan diri membuat sarapan. Tapi Eomma mengeyel (?)!"

Taekwoon yang mendengarnya langsung menatap Hakyeon dengan mata tajamnya. Membuat Hakyeon yang sedang terduduk dikursi langsung mengalihkan pandangan.

"Hakyeoh-ah, berhenti keras kepala. Kau itu belum pulih total." ucapnya.

"T-tapi aku merasa tidak enak, Taekwoonie. Selama dua hari ini aku sudah membuat kalian repot. Terlebih kau yang harus mengurus jadwal VIXX menggantikanku." Kepalanya tertunduk melihat jarinya yang saling berpaut.

Semua member termasuk Taekwoon menghela nafas. Leader mereka ini benar-benar..........

"Hyung! Berhentilah berfikiran seperti itu! Kau sama sekali tidak merepotkan kami!" Omel Jaehwan pada kakak tertuanya itu. Ia merasa gemas dengan sikap Hakyeon yang terkadang keras kepala, dan suka berfikiran aneh-aneh.

"Semua ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan usahamu,Hyung! Selama empat tahun ini kami yang selalu merepotkanmu. Maka sekarang biarlah kami membayarnya!" kata Hongbin menyetujui ucapan Jaehwan.

"T-tapi tetap saja! Aku tidak- akh!!"

Taekwoon dengan sigap menahan tubuh Hakyeon yang tadi sempat limbung. Hakyeon memegang kepalanya yang tiba-tiba saja terasa berputar. Pria itu meringis sakit.

"Tuh kan!" Jaehwan memekik panik. "Cepat bawa dia kekamar, Hyung!"

Taekwoon mengangguk. Setelah itu ia segera memapah Hakyeon untuk berjalan menuju kamar. Membaringkan tubuh Hakyeon dikasur, lalu menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Tunggu sebentar. Akan kubuatkan bubur." ucap Taekwoon sebelum pergi keluar kamar.

- S K I P -

"Hakyeon-ah,"

Taekwoon menepuk pelan pipi Hakyeon yang terlihat memerah. Mungkin efek tubuhnya yang tadi sempat kembali naik.

"Hakyeon-ah, ayo bangun," ucapnya lagi.

Dengan perlahan, pria yang sedang sakit itu membuka matanya. Taekwoon merasakan perasaan bersalah itu lagi ketika melihat mata yang biasanya bersinar cerah, kini terlihat lemah dan sayu.

"Taekwoonie.." lirihnya pelan.

"Ayo bangun. Kau harus makan dan meminum obatmu. Setelah itu kau boleh istirahat kembali."

Taekwoon membantu Hakyeon. Pria itu mengangkat kepala sang leader dan meletakannya diatas bantal yng sudah ia susun bertumpuk-tumpuk.

Disodorkannya satu suap bubur kedepan mulut Hakyeon.
Hakyeon menggelengkan kepalanya. Menatap bubur itu dengan pandangan tak nafsu.

"Aku tidak mau makan," ucapnya. Mendatangkan helaan nafas dari Taekwoon.

"Kau harus makan, Ayo buka mulutmu." paksa Taekwoon. Ia menempelkan sendok berisi bubur itu di depan bibir Hakyeon.

Merasakan sendok itu mengetuk bibirnya, membuatnya refleks menyingkirkan benda itu ke samping. Sungguh, saat ini Hakyeon benar-benar tidak menginginkan apapun masuk ke dalam perutnya.

"Hakyeon-ah, kau harus makan. Kau tidak mau kan jika manajer hyung datang kesini dan marah-marah padamu hanya karena kau tidak ingin makan?"

Taekwoon terus menerus mencoba membujuk pria tan dihadapannya itu. Bagaimanapun juga, Hakyeon harus sembuh. Ia tidak tahan jika melihat Hakyeon yang biasanya berisik dan selalu menggodanya, kini berubah menjadi lemah. Jangankan untuk menggodanya, berbicara terlalu banyak saja terkadang langsung membuat kepalanya pening.

Hakyeon tidak menjawab. Ia hanya menatap Taekwoon dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Taekwoon lagi-lagi menghela nafas. Sifat Hakyeon kadang memang manja. Manja dan keras kepala.

Taekwoon menyuapkan bubur itu kedalam mulutnya sendiri. Ia tidak memiliki cara lain selain ini.

Ditariknya lengan Hakyeon perlahan. Dan kemudian, perlakuan Taekwoon tersebut langsung membuat mata Hakyeon terbelalak kaget. Pasalnya, saat ini bibir Taekwoon sudah menempel dibibirnya.

Taekwoon membuka paksa bibir Hakyeon menggunakan lidahnya. Lalu mendorong bubur yang berada dimulutnya kedalam mulut Hakyeon. Dan setelah itu, ia segera menjauhkan diri.

Hakyeon mengunyah bubur itu sebelum menelannya.

Hakyeon tidak mengerti kenapa Taekwoon melakukan hal itu padanya. Bukankah Taekwoon membencinya? Bahkan membencinya dari sebelum mereka debut sebagai VIXX? Sikap Taekwoon yang sangat dingin padanya, membuatnya berfikiran seperti itu.

Tetapi kini? Pria datar itu malah menyuapinya dengan cara gila yang membuatnya hampir jantungan.
Perlakuan Taekwoon barusan membuat dadanya bergemuruh cepat. Wajahnya memanas. Andaikan Taekwoon mengetahui perasaan Hakyeon yang sebenarnya.

"Lagi?"

Hakyeon menatap Taekwoon yang kini sedang memamerkan smirk-nya.

"Tidak." ia menggeleng. "Baiklah aku akan makan bubur itu." Hakyeon mengerucutkan bibirnya.

Taekwoon itu ternyata licik ya?

"Anak pintar," ucap Taekwoon sambil mengusap-usap rambut Hakyeon.

Sedangkan Hakyeon hanya berharap suara detakan jantungnya yang menggila, tidak terdengar oleh telinga pria datar dihadapannya itu.

"Cepatlah sembuh. Aku merindukan Cha Hakyeon yang berisik."

.

Huwaa ide nge-blank u,u
Gara-gara keinget foto ciumannya Taekwoon :"
kasian N :" *hug N


 LeoN Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang