06. Getaran Hati

1.9K 178 18
                                    

Rate : T

.

Enjoy

.

"Hakyeon-ah!"

Hakyeon menoleh ketika mendengar seseorang memanggilnya.
Radius(?) tiga meter di depannya, tampak seorang pria tinggi-putih dengan sepeda motor, sedang bergerak kearahnya.

Hakyeon mengernyitkan dahi.

"Taekwoon? Ada apa kau memanggilku?" Tanya Hakyeon ketika orang bernama Taekwoon itu sudah berada di hadapannya.

"Kau sendiri? Kemana motormu?" Taekwoon memgibaskan poni yang menutupi matanya, kearah samping. Membuat Hakyeon salah tingkah. Karena menurutnya, Taekwoon sangat tampan jika melakukan hal itu.

"I-iya," pria tan itu mengangguk, "motorku sedang berada di bengkel"

Mendengar penjelasan Hakyeon, membuat Taekwoon mengangguk-anggukan kepalanya. Mirip seperti boneka yang biasa terpajang di dashboard mobil.

"Mau pulang bersama?" Tawarnya.

Hakyeon tertegun.
Demi apa?!
Taekwoon sedang menawarinya tumpangan?
Ini bukan mimpi kan?

"Hoi, Hakyeon," Taekwoon melambaikan tangannya di depan wajah Hakyeon.

Sadar dari lamunanya, Hakyeon mengangguk mantap sambil tersenyum. Membuat Taekwoon ikut tersenyum.

Hakyeon segera naik ke belakang Taekwoon. Memperhatikan punggung Taekwoon yang terlihat sangat lebar dan tegap, membuatnya tersipu malu. Diam-diam ia membayangkan bagaimana rasanya jika berada di pelukan seorang Jung Taekwoon.

.

.

Taekwoon memberhentikan motornya di depan sebuah rumah bergaya minimalis dengan perpaduan warna cat kuning pastel dan cokelat tua. Di halamannya tumbuh pohon maple dengan sebuah kursi panjang berwarna putih yang terletak tepat dibawahnya.

Hakyeon turun dari motor dan berdiri menghadap Taekwoon.
Ia tersenyum.

"Terimakasih sudah mengantarku pulang."

Taekwoon menanggapinya dengan senyum. Walaupun wajahnya tertutup helm, tetapi Hakyeon bisa melihat jelas kalau mata itu melengkung.

"Don't mind," balas Taekwoon. "Besok kau jangan ke sekolah lebih dulu. Aku akan menjemputmu."

Hah?

Hakyeon tertegun untuk kedua kalinya.
Apakah Tuhan sedang sayang padanya hari ini? Sampai-sampai ia mendatangkan kegembiraan berturut-turut untuk Hakyeon?

"Eh? Tidak usah! Kenapa kau menjemputku? Tidak usahlah! Nanti hanya membuatmu repot!" Tolak Hakyeon sambil menggelengkan kepalanya. Padahal di dalam hatinya, pria itu merasa sangat senang luar biasa.

"Tidak apa-apa. Lagipula kan aku yang menawarinya. Jadi, kau tidak perlu sungkan."

"T-tapi-"

"Tidak ada penolakan. Pokoknya besok kau tidak boleh berangkat lebih dulu."

Taekwoon menyalakan mesin motornya kembali. Ia berniat mau pulang sekarang.

"Aku pulang dulu ya? Sampai jumpa besok, Hakyeonnie!"

Hakyeonie?

Ugh! Hakyeon benar-benar merasakan pipinya memerah. Terlebih ketika Taekwoon memberinya kedipan sebelah mata. Rasanya Hakyeon ingin sekali menciumi wajah lucu adiknya yang sayangnya sangat menyebalkan SangHyuk.

Pria itu melangkah masuk ke rumahnya ketika Taekwoon sudah tidak terlihat di pandangannya.
Hatinya berdebar tak sabar menanti hari esok. Membayangkan pergi ke sekolah bersama Taekwoon yang notabene adalah temannya sekaligus orang yang disukainya, benar-benar membuat Hakyeon tak henti tersenyum lebar.

Membuat SangHyuk yang sedang menonton tv, menatapnya horor. Anak berusia tiga belas tahun itu berteriak.

"Eomma!!! Hakyeon Hyung sudah gila!!!!"

.

END

Love LeoN♥

29-03-2016

 LeoN Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang