LIMA

19.7K 404 9
                                    

-Author POV-

Disepanjang perjalanan, Fael dan Vera saling diam tanpa berucap apapun. Mereka hanya terdiam membisu didalam taxi selama 5 jam. Vera, rasanya sangat malas untuk memucratkan satu kata saja. Ia sangat merindukan sahabatnya, Vanni, untuk saat ini.

Dari kemarin Vera belum tahu kabar sahabatnya itu. Entah bagaimana kabar Vanni saat ini. Vera sangat ingin cerita kepada sahabatnya itu tentang apa yang ia alami saat ini.

Dia terkejut, tiba-tiba supir berhenti didepan perdesaan yang sangat sepi. Vera mengerutkan alisnya, "Pak, kok turun sini?" Tanya heran Vera dengan melihat suasana perdesaan ini. Sangat menyeramkan baginya, memang, banyak pepohonan besar dan menyerupai seperti hutan.

"Kata Ayah nya nona, disuruh turun di depan sini, Non. Nanti katanya suruh nyari kediaman Pak Jojo. Lagian taxi juga tidak bisa masuk non. Disitu ada tulisan kalau mobil tidak bisa masuk" Jelas Supir taxi dengan menoleh kebelakang arah Vera dan menunjukan sebuah papan kecil yang bertuliskan bahwa Mobil dan semacamnya tidak bisa masuk.

Vera sudah mengira bahwa perjalanan ke rumah Pak Jojo sangat jauh dan ini yang membuatnya sangat malas. Karena Vera pernah sekali mengunjungi Villa nya. Hanya saja itu sudah sangat lama, jadi, tak kaget jika Vera lupa.

Vera menengok ke Fael, yang masih tertidur nyenyak. Ia mencubit perut Fael dengan keras agar Fael bisa terbangun dari tidurnya.

Yup! Cara Vera berhasil, Fael terbangun merintih kesakitan sambil memegang perutnya. Fael melihat Vera dengan wajah yang sangat sinis, "Apa apaan sih, Lo?"

Vera memutar bola matanya, "Udah sampe dodol"

Fael tidak merenspon perkataan Vera, Fael langsung membuka pintu mobil dan keluar dari taxi. Vera sangat sebal dengan perlakuan Fael. Lalu, Vera langsung merespon kembali supir Taxi tersebut.

"Hm, udah dibayar kan, Pak?" Tanya Vera

Pak Supir tersebut menganggukan kepalanya, "Sudah beres semua kok, Non. Oh iya, apa sekarang barang-barang nya diambil?"

Vera mengangguk, "Iya, Pak. Sekarang"

Sudah satu kilo Vera dan Fael berjalan menuju rumah Pak Jojo, sangat jauh dan sampai saat ini pun belum menemukan dimana desa itu berada.

"Fael, capek" Vera berhenti dan meletakkan tas nya di bawah. Ia tak peduli kalau alas nya adalah tanah liat yang sangat kotor. Fael berhenti seketika dengan wajah malas melihat Vera yang sangat manja. Iya, manja. Tidak seperti biasanya dia manja seperti ini.

"Ck, siapa suruh bawa tas banyak? Gue gak mau tau, kita tetep jalan" Kata Fael yang tidak mempedulikan Vera. Dengan terpaksa, Vera mengikuti Fael dari belakang dengan terpaksa.

Fael dan Vera sudah mencapai perjalanan yang sangat jauh, sudah melewati jurang yang menyeramkan, melewati jembatan yang hamper saja roboh. Tapi Vera pasrah, Dia mengikuti Fael berjalan. Walau, itu sangat menyusahkan bagi dia.

Fael berhenti disaat ia melihat ada orang yang sedang membawa pacul dan peralatan untuk bertani.

"Pak, mau Tanya" Ucap Fael yang ingin bertanya kepada bapak tersebut.

"Iya, kang. Mau Tanya apa?" Jawab Bapak tersebut dengan nada ke-sunda-an-nya.

"Rumah Pak Jojo dimana ya?" Tanya Fael

"Oh, Pak Jojo. Akang lurus saja entar ada perdesaan, akang masuk saja entar ada rumah warna Hijau. Soalnya, di perdesaan itu yang punya rumah Hijau hanya Pak Jojo saja"

"Oh iya udah, terimakasih, Pak"

Bapak tersebut hanya mengangguk dan tersenyum, lalu pergi dari hadapan Fael dan Vera.

Smart HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang