Tiga puluh enam| Keputusan Terakhir

3.2K 248 100
                                    

Hari itu..

Matahari bersinar terang. Sinarnya begitu hangat menyentuh makhluk makhluk fana yang ada di bumi. Kapas putih yang dingin itu sudah sirnah entah kemana. Angin lembut membelai setiap helai bunga sakura yang sudah berjatuhan ke bumi. Menghujani apa yang berada di bawahnya. Permadani biru itu membentang mengisi jagad raya pagi itu. Burung berkicau dan bernyanyi bersama menyambut musim semi yang indah di bulan Maret.

Di bawah pohon sakura yang rindang dan besar itu, sebuah batu nisan mencuat dari tanah. Di sana tertulis sebuah nama indah yang selalu di puja oleh keenam pria tampan yang tengah berdiri berjajar di depan makam itu. Sebuah potret seorang wanita cantik ada di sana. Ikut terpajang bersisian dengan si batu nisan. Dalam potret, wanita itu tersenyum dengan manis nya dengan rambut nya yang tergerai. Mata coklat itu seolah menatap ke arah keenam pria yang masih memandangi makam itu. Di tangan pria itu, bocah bocah kecil berwarna rambut senada dengan mereka juga ikut terdiam.

Tak hanya enam pria dan enam bocah. Masih ada beberapa orang tua yang menangis untuk mu. Ibu dan Ayah mu juga hadir di sana. Bahkan Akashi Masaomi yang serba sibuk itu hadir di sana. Kakak Ipar, Ibu dan Ayah mertua. Semuanya datang. Tak terasa sudah hampir sebulan kau meninggalkan mereka. Para mantan anggota kisedai itu tak menitikkan air mata. Mungkin air mata mereka sudah habis. Mereka sudah lelah untuk menangis. Lelah untuk segalanya. Lelah hati, lelah fikiran.

"[your name]... Sudah hampir sebulan kau meninggalkan kami.." Ujar Akashi.

"Kami akan hidup bahagia seperti yang kau ingin kan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kami akan hidup bahagia seperti yang kau ingin kan.." Aomine berkata.

"[your name]cchi apa kabar di sana-ssu?" Kise mengusap air mata yang hampir saja jatuh dari mata madu nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"[your name]cchi apa kabar di sana-ssu?" Kise mengusap air mata yang hampir saja jatuh dari mata madu nya. Kaka perempuannya menyenggolnya, memberi isyarat untuk tidak menangis.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✔The Wife of Kiseki no sedai (Readers x kiseki no sedai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang