Rein tersenyum menatap Angkasa.

"I'll try...." jawab Rein.

"Thanks, aku sayang kamu, Rein."

"Aku juga."

---------

Di hari Senin pada jam istirahat, Rein menyeret Chika untuk datang ke kelas Ken. Dia baru saja mendapat laporan dari Dean kalau Kana memasukkan Rein juga sebagai tim inti voli.

Kana dan Ken sepertinya minta digantung Rein di tiang bendera. Dia bukan Wonder Woman yang bisa ikut dua pertandingan sekaligus. Untung saja mereka berdua sekelas, jadi Rein bisa ngamuk-ngamuk di satu tempat saja.

"Kana...." teriak Rein ketika melihat Kana baru keluar dari kelasnya.

"Eh, kenapa Kak Rein?" tanya Kana, polos.

"Kenapa masukin aku ke team voli juga???" jerit Rein frustrasi.

"Ya, karena Kakak jago."

"Ihhhh... kamu tuh minta dipites!! Ogah, keluarin nama aku. Tuh, si Ken udah jadiin aku kapten team basket. Kalian berdua tuh, sama nyebelinnya!" seru Rein sambil menunjuk dada Ken yang ikut keluar menghampiri Rein.

Ken menangkap tangan Rein yang dari tadi menunjuk-nunjuk dirinya ketika berkeluh kesah soal dia tak mau jadi kapten.

"Cubit nih tangannya kalau nunjuk-nunjuk melulu," omel Ken.

"Pokoknya aku ga bisa ikut dua-duanya. Situ kira saya Wonder Woman?"

"Ken, Kak Rein ikut voli aja. Ga ada attacker yang sejago Kak Rein," sahut Kana.

"Ga bisa. Ga ada yang sebagus Rein kalau soal ngasih assist. Rein itu playmaker yang paling oke sejauh ini," balas Ken sengit.

"Kan udah ada Kak Chika buat basket," balas Kana jauh lebih sengit.

"Chika jago cetak score karena dia wanita tiang! Tapi kan tetap aja butuh assist yang bagus kalau mau menang!"

"Kak Rein mau pilih yang mana?" kata Dimas yang ikut bergabung ke keramaian.

"Pilih basket ga, kalau ga, aku ngambek ga mau minjemin kamu komik aku lagi," seru Ken buru-buru.

"Dih, ngancemnya ga asik, komik apaan sih Kak? nanti aku beliin," sahut Kana sebal.

Rein berpikir sejenak.

"Basket putri agak kekurangan orang sih Kana... rada repot juga kalau ga ada pemain cadangan, aku pilih basket deh. Ken, besok komik terbaru kamu harus sudah ada di rumah aku, awas aja kalau ga ada!"

Ken dan Dimas berseru senang. "Yeayyyy!!"

Sementara Kana memasang wajah super kecewa.

"Kak Rein... huhuhu... sedih ah, masuk jadi team cadangan aja boleh ga? Latihannya ga seberat team inti deh," bujuk Kana.

"Jangan! Rein sibuk sekarang, sibuk pacaran," sambar Chika membuat Rein melotot ke arahnya.

"HAH!!!! Kak Rein punya pacar?" seru Kana dan Dimas berbarengan.

"Ih, ga usah teriak-teriak sih... bikin malu tau ga?" gerutu Rein karena semua orang spontan menengok ke arah mereka sementara Ken hanya berdiri bersandar di pintu dengan raut wajah tak terbaca.

"Siapa sih Kak? Lucu ga?" tanya Kana penasaran karena Rein si Kakak kelas selalu tampak misterius walaupun fans cowoknya banyak.

"Tuh... kenalan aja sendiri kalau penasaran." Chika menunjuk Angkasa yang sedang berjalan bersama Dion dan Raymond teman sekelasnya.

"Yuda...." teriak Chika membuat Angkasa menoleh dan menghampiri mereka bersama teman-temannya.

"Kenapa, Chika?" tanya Angkasa

"Noh, pada penasaran sama pacarnya Rein itu siapa."

Angkasa tertawa dan teman-temannya menoyor kepalanya.

"Beuhhhhh... penghianat bangsa loe!! Rein itu cuma boleh dilihat, ga boleh dipegang!" seru Dion.

"Oh, udah diakuin jadi pacar toh. Makasih, Sayang," ucap Angkasa dengan jahilnya sambil mengusap pipi Rein pelan membuat wajah Rein langsung merah padam.

"Wahhhh... beneran cari mati ini anak. Anak baru kok belagu." sahut Raymond.

"Kak Yuda, Kak Rein boleh ikut team voli ya... nyita waktu pacaran sedikit ga papa ya...." Kana tak peduli yang penting bisa mendapat Rein sebagai anggota team langsung memohon ke Angkasa.

"Jangan dikasih, Yud, nanti kita kalah kalau Rein ikut team," ucap Raymond membuat Kana mendelik ke arahnya.

"Hmmmm... kamu mau?" tanya Angkasa ke Rein.

"Aku udah ikut team basket."

"Kak Reinnnn... kan cuma buat cadangannya. Ikut ya... ikut ya...." seru Kana putus asa dan sekarang menggelendot di lengan Rein.

"Iya deh, tapi beneran cuma cadangan ya," kata Rein pada akhirnya, menyerah kalah.

"Ihiyyyy... hore!!" Kana melompat-lompat kegirangan.

"Sebetulnya aku lebih suka liat kamu masuk team voli sih," ucap Angkasa pelan.

"Kenapa?" tanya Rein penasaran.

"Seragamnya lebih pendek," jawab Angkasa diikuti tawa dari semua orang.

Rein melotot dan menginjak kaki Angkasa, sebal.

"Ken, minta jadwal lapangan donk? Kalian anak IPA sama anak basket latihannya kapan aja?" tanya Dion.

"Iya, nanti gue kasih. Semangat bener!!"

"Ya iyalah... soalnya ada kemungkinan tahun ini kita bisa menang basket ngelawan kalian," seru Raymond.

"We'll see lah, ada pemain baru memangnya?" tanya Ken penasaran.

"Ya makhluk nyebelin dan pengkhianat ini," jawab Raymond sambil menunjuk Angkasa.

Rein menatap Angkasa tak percaya karena dia tak pernah bilang kalau dia suka olahraga.

"Kamu bisa main basket?" tanya Rein dengan polosnya.

Angkasa tersenyum tipis, menatap lurus ke arah Ken.

"Aku ga cuma jago gambar... Ken."

-----------

Luv,
NengUtie

Somewhere Only We knowWhere stories live. Discover now