10. I'LL TAKE YOU HOME

24.6K 2.5K 161
                                    


AVISSA Sofjan menajamkan sepasang matanya kala melihat seorang perempuan masuk ke pintu penumpang bagian depan sebuah Harrier hitam yang terparkir di depan kediaman keluarga Ledwin.

Dia tentu tidak salah, mobil itu adalah milik putra tunggal pasangan Attar dan Olivia Ledwin. Detik berikutnya, asumsinya seakan mendapat pembenaran saat dilihatnya laki-laki yang dia maksudkan itu menyusul—masuk ke balik kemudi. Tidak lama, Harrier itu melaju perlahan, bersamaan dengan mobil Avissa yang telah sampai—menggantikan posisi mobil tadi terparkir.

Sebelum keluar, Avissa menolehkan kepalanya ke kiri. Mendapati Aura Ledwin masih sibuk dengan ponselnya. Tidak dapat menahan diri, gadis itu pun mengajukan pertanyaan, "Yang tadi itu mobilnya Mas Alpha, kan, Ra?"

"Yang mana?"

"Harrier hitam. Mas Alpha belum ganti mobil, kan?"

"Nggak akan ganti, deh, kayaknya. Dia mah kalau sudah sayang sama sesuatu, malas gitu pindah ke lain hati," Aura menjawab sembari terkikik sendiri.

Avissa terdiam sejenak. Ada keraguan untuk melontarkan pertanyaan berikutnya, tetapi... jika pertanyaan ini dia telan seorang diri, dia yakin malam ini tidak akan dapat tidur dengan tenang. Maka, setelah menarik napas dalam-dalam, Avissa memberanikan diri. "Mas Alpha lagi dekat sama siapa, Ra? Tadi gue lihat ada perempuan yang masuk ke mobilnya."

"Masa?" Kedua kening Aura nyaris menyatu. "Gue nggak perhatiin, sih."

Jawaban Aura yang terdengar begitu santai, membuat napas Avissa seakan tertahan. Inginnya, dia bersikeras mengatakan bahwa dia tidak mungkin salah lihat. Bahwa memang benar ada seorang perempuan berambut sebahu yang semobil bersama abang sahabatnya itu. Tetapi, tidak. Dia tidak mungkin bisa melakukan itu. Hanya akan membuat Aura salah paham saja.

"Eh, udah sampai, ya, Sa? Ayo, turun dulu. Ketemu Mama. Mana tau beliau kangen sama lo."

Di tengah kelinglungannya, Avissa mengangguk saja atas ajakan Aura itu. Perempuan itu mematikan mesin mobil, kemudian melangkah dengan pikiran yang tengah berada jauh dari dirinya. Avissa curiga semua ini terjadi karena Alpha Ledwin. Saat melihat laki-laki itu, pikirannya ikut terbang bersama Alpha. Melekat di bawah kakinya. Layaknya permen karet.

"Tenang, Sa. Setau gue, Abang gue nggak lagi dekat sama siapa pun kok," tiba-tiba saja Aura kembali bersuara—setelah merangkul pundak Avissa lebih dulu. Pelan saja, tetapi entah mengapa mampu merasuk sampai ke dasar hati. Dan anehnya, bukannya memberi ketenangan, kalimat Aura ini justru membuat Avissa semakin susah bernapas. Terlebih ketika Aura menambahkan, "Memangnya lo masih ada rasa, ya, sama Mas Alpha?"

Uhuk! Seperti ada yang tersedak di kerongkongan Avissa. Sialan..., setelah hampir dua tahun berpisah dengan laki-laki itu, mendengar pertanyaan yang berkaitan dengan masa lalu mereka, tetap saja dia masih mengalami perasaan aneh ini.

Apa... mungkin ini benar?

...

...

...

Bahwa dirinya—Avissa Sofjan... masih mencintai Alpha Ledwin?


***


DALAM hening, Pamela diam-diam mencuri pandang pada Alpha Ledwin—yang tengah berkonsentrasi dengan jalanan yang mereka lalui. Ada ketenangan yang seakan laki-laki itu sampaikan melalui gesture tubuhnya. Di mana kedua tangannya berada di kemudi—dengan dua jari tangan kirinya mengetuk-ngetuk benda itu. Menghadirkan irama tersendiri. Seiring dengan lantunan serupa bisikan yang keluar dari sela bibirnya.

TREAT YOU BETTER (Ledwin Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang