Chapter 15

1.9K 80 4
                                    

Pagi ini Jakarta cukup cerah. Mentari pagi juga sudah mulai menampakkan sinar indahnya. Salsa baru saja menginjakkan kakinya di gerbang sekolah. Ia berangkat seorang diri naik bus, sebab Nita sudah berangkat lebih awal bersama Edo.

Kedekatan Nita memang sudah cukup intens dengan Edo. Namun keduanya sepakat untuk tidak mengumbar apapun, demi keamanan mereka berdua. Nita baru saja keluar dari kantin bersama Edo, Ia melihat sahabatnya yang berjalan dengan gontai melewati koridor sekolah.

"Ta, itu Salsa kan?." kata Edo.

Nita mengangguk. "Do, lo duluan aja yah ke kelas, nanti gue sama Salsa." jelas Nita yang terlihat buru-buru.

"Yaudah." tanpa banyak omong lagi, Nita langsung mendekati Salsa yang baru saja menginjak satu tangga untuk ke lantai 2.

"Sal." panggil Nita.

Salsa menoleh dengan lemas. "Hmm." Ia kembali melanjutkan jalannya menuju kelas.

"Lo berangkat sama siapa tadi?."

"Sendiri, naik bus."

"WHAT? GAK SAMA DONI?." tanya Nita dengan suara yang naik beberapa oktav.

Salsa hanya menggeleng menjawab pertanyaan Nita. Sepertinya Ia cukup malas untuk berbicara hari ini.

Sejak pertengkarannya beberapa hari lalu dengan Doni, hubungan mereka berdua memang tidak bisa dibilang baik-baik saja. Doni yang masih bersikap dingin dengan Salsa. Dan Salsa yang masih memegang teguh rasa gengsinya.

Salsa tau bahwa Ia memang salah. Namun baginya Ia tak sepenuhnya salah. Salsa sudah menceritakan semuanya terhadap Nita. Nita juga ikut merasa bersalah karena sudah mengizinkan Salsa pulang diantar oleh Iqbaal. Tapi mereka bisa apa, semuanya sudah terjadi. Salsa masuk kekelasnya dengan wajah yang tidak seceria biasanya. Ia duduk dengan lemah di bangkunya.

"Jangan galau mulu kali." ucap Nita yang langsung duduk dibangkunya.

"Doni gak ngehubungin lo?." lanjutnya.

"Ngehubungin ko, tapi ya gitu kaya kemarin-kemarin, flat aja." jawab Salsa yang langsung memasang earphone di telinganya.

Nita menatap Salsa gregetan. Kalau saja Salsa tidak sedang galau, mungkin sudah Ia maki-maki karena sikapnya yang seenak judat nyuekin Nita.

"Eh, Ran. Ko belum bel sih?." tanya Nita kepada Rani, teman sekelasnya yang duduk didepannya.

"Katanya sih free class, Ta. Tapi belum tau juga sih." jelas Rani.

"ALDI, TAI.. BALIKIN GAK HP GUE." teriak Yogi yang sedang berebutan Hp dengan Aldi, disudut pojok kelas XII-IPA 2.

Nita merasa benar-benar gila, Salsa yang galau membuatnya tak punya aktifitas apa-apa. Akhirnya Ia memutuskan untuk ke kelas Farel.

Baru saja Nita sampai didepan pintu kelasnya, Rian sudah cengengesan melihat Nita.

"Ngapa?." cetus Nita.

"Salsa mana?." tanya Rian dengan senyum simpulnya.

"Gue saranin, mending elo gak usah ganggu dia hari ini."

"Dihh, kenapa? Sirik aja lo." jawab Rian yang langsung menerobos Nita untuk masuk ke kelas Salsa. Secepat mungkin Nita menahan Rian.

"Kampret, lo kalo gue bilangin percaya kenapa sih. Dia lagi gak mau diganggu!."

Rian mencerna perkataan Nita. Kemudian Ia melirik Salsa sekilas, dan memang benar Salsa sedang menidurkan kepalanya di meja dengan earphone yang terpasang di telinganya. Rian dengan berbesar hati mengurungkan niatnya untuk menyapa Salsa.

Perfect Partner [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang