BAB 8

9.2K 478 13
                                    

cinta itu datang tanpa bisa di sadari. Seseorang tidak bisa menolak ataupun memungkiri hati sendiri ketika sebuah kenyamanan menghampiri. Impian seluruh wanita di dunia ketika dua insan saling mencintai dan membangun sebuah rumah tangga dengan jeritan kecil yang menghiasi pagi meminta susu pada sang ibu.

Bagi sebagian orang pernikahan adalah moment sakral sekali seumur hidup. Mengucap janji suci di depan tuhan tanpa embel-embel paksaan dari siapapun, murni dua insan yang saling mencintai. Tapi bagi pria bernama song mino pernikahan tidaklah seindah itu. Baginya pernikahan hanya perubahan setatus hidupnya tanpa merubah gaya hidupnya. Hanya mengucap janji tidaklah sesulit itu, hal yang biasa bagi mino.

"Jadi kapan keputusan kita untuk hari yang sangat bahagia itu? Tampaknya kedua insan ini sudah tidak sabar menunggu hari pernikahan mereka"

Jiso tersendak ketika mendengar ayahnya mengatakan itu pada kakek mino yang kini sedang duduk manis dihadapannya, tersenyum hangat lalu menatap cucunya. Jiso meletakan gelas minumannya dan memukul kecil dadanya

"Kapanpun tidak masalah" ucap mino tersenyum santai lalu menatap jiso. Mata mereka bertemu dan mino menemukan luka di dalam mata jiso. Gadis itu menunduk

"Pernikahan mereka pasti sangat menggemparkan dunia perbisnisan apalagi bergabungnya mino di perusahaan mengganti kakeknya" tuan kim berucap kembali lalu keduanya tertawa kecuali jiso dan mino

Pernikahan bisnis. Yup benar sekali

"Setelah pernikahan berlangsung aku akan pesiun. Dan kurasa mino sudah siap menjalani bisnisku karna selama ini secara tersembunyi dialah yang membantu FAIR Grup, cucuku sangat bisa di andalkan apalagi dia mendapat istri secantik jiso mereka sangat serasi"

Mino menatap kakeknya dari samping pria itu tampak bahagia lalu mino menundukkan wajahnya dan tersenyum miring. 'Oh shit' gumam mino dalam hati

"Mino juga sangat tampan mereka serasi. Mohon cintai putri kami mino-ya" ucap tuan kim yang dibalas dengan senyuman.

Muak. Mino sangat muak sekarang. Memberontak? Tidak mungkin. Membatalkan? tambah lagi. Ia akan menggali kuburannya sendiri. mino bukan orang yang menuruti perintah orang! Dan sekarang dengan santainya kedua orang itu membuat jalan hidupnya

'Tidak masalah mino-ya kau hanya berdiri dan semuanya tidak akan berubah' mino menyakinkan dirinya sendiri. Kenapa hatinya tidak menyetujui pernikahan ini padahal ia sudah berkompromi sebelumnya.

Setelah pertemuan keluarga antara kakek mino dan juga ayah jiso yang kurang lebih 2 jam kini keduanya memutuskan untuk pulang terlebih dahulu menggunakan mobil mino.

Jiso menatap mino yang kini sedang fokus dalam kemudianya. Ia memanggil pria itu kemudian menatapnya sesekali "berhenti menatapku, aku tau aku tampan" Jiso terkekeh mendengarnya lalu gadis itu mencari posisi enak untuk menatap mino seakan pria di sampingnya ini adalah makanan yang sangat lezat dan jangan dilewatkan.

"Aku tidak bisa senyaman ini ketika bersama pria. Kenapa kau selalu membuat hatiku tentram song mino"

"Kau pikir aku kasur! nyaman. Kau tidak merasa seperti itu ketika bersama myung soo?" Tanya mino. Jiso menggeleng pelan

"Meskipun aku tau kau brengsek seperti myung soo tapi kau pria yang hangat pantas saja gadis diluar sana berlombah agar kau tidur dengan mereka, sebegitu nikmatkah permainanmu itu?"

Pria itu tertawa renyah "Aku tidak yakin kau akan berhenti mengincarku ketika kau merasakan nikmat yang kuberikan"

"Kalau begitu ayo tidur denganku song mino"

"Apa? Heii jangan bercanda, aku tidak ingin mati di tangan myungsoo" jawab mino tersenyum lalu mengangkat satu tangannya keatas tanda menyerah

Jiso membenarkan posisinya kembali menghadap depan "yang myung soo tau kau sudah tidur denganku lalu kenapa tidak kita lakukan saja? Bila perlu kita lakukan sekarang juga" jiso menatap mino pasti

The Young Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang