Chapter 3

2.6K 262 48
                                    

'Memang indah, hanya saja ada sesuatu yang hilang.' -Kim Taeyeon
'Ntahlah aku tidak mengerti.' -Byun Baekhyun

---- Kim Taeyeon ----

   "Hoaaam.."

Ku pandangi jam yang ada di smartphoneku. Dan ternyata hari sudah malam. 'Waah aku rasa aku akan begadang malam ini.' Pikirku.

Ku langkahkan kakiku menuruni anak tangga dengan gontai, lalu saat hendak menuju dapur dapat ku lihat eomma tengah memasak dan appa tengah membaca, memeriksa beberapa berkas di meja makan.

"Eomma!! Appa!!" Pekikku bersemangat.

Saat hendak memeluk mereka dapat ku lihat appa membereskan berkas-berkas yang berserakan diatas meja

Berkas apa itu? Aah apa peduliku, mungkin hanya berkas pekerjaan.

"Aa~ uri Taeng" ucap eomma.

Kami pun berpelukkan beberapa saat hingga appa melepaskannya terlebih dahulu.

"Kenapa kalian lama sekali pulangnya?" Ucapku merengek.

"Makanya appa selalu menawarkanmu untuk ditemani oleh beberapa pembantu lagi yang seumuran denganmu." Ucap appa sembari mencubit hidungku.

   Di rumahku hanya terdapat tiga orang pembantu, satu orang tukang kebun, dan satu orang lagi supir pribadiku. Mereka selalu mendapatkan gaji lebih, meskipun aku kadang menggunakan supir dan para pembantu dan tukang kebun jarang kerepotan membersihkan rumah.

Yaa, karena semua ini lambat laun aku jadi terbiasa mandiri.

"Aniii~ yang aku inginkan hanya dongsaeng kecilku kembali." Ucapku manja.

"Aigoo Taeng, dia kan tidak bisa tinggal disini lagi. Apakah kau lupa?" Ucap eomma sembari mengelus rambutku.

Aku suka diperlakukan seperti ini. Ya semua terlalu sempurna.

   Tiba-tiba..

Tercium bau yang sangat aneh, kami pun bertatap mata sesaat hingga akhirnya eomma menyadari, dan berlari ke arah dapur.

"Aigoo, Choco Cakenya gosong." Ucap eomma sembari membawa sebuah cake yang berwarna sungguh tragis, hitam legam. Seketika ruang makan itu di penuhi oleh gelak tawa.

'Aku harap akan selalu seperti ini.' Batinku.

>>>

   "Masakan eomma benar-benar enak." Ucapku berbinar-binar.
Dapatku lihat bahwa pipi eomma bersemu merah.

"Aigoo, eomma sudah sering mendengarnya." Aku pun hanya cengengasan menanggapinya.

"Taeng, bagaimana dengan sekolahmu? Apa mereka menghormatimu?"

'Menghormati.'

Seketika aku mematung mendengar perkataan appa. Namun, aku yang sudah memutuskan untuk merahasiakannya, tidak mungkin tiba-tiba aku malah mengatakan yang sejujurnya, aku tidak mungkin melakukannya.

"Taeng?" Seketika aku tersadar.

"Waeyo, Taeng?" Ucap eomma khawatir.

"Hmm, tentu saja appa. Semuanya sangat menghormati seorang Kim Taeyeon." Ucapku pura-pura membanggakan diri, meski dalam hati aku hanya bisa tersenyum kecut.

"Appa dengar kau selalu mempertahankan peringkatmu Taeng, appa sangat bangga. Meski kau anak appa tapi kau tetap berusaha menjadi yang terbaik. Appa sangat bangga padamu." Ucap appa mengelus rambutku.

Mask Of Life [BAEKYEON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang