Chaptet 15

653 67 16
                                    

Tiffany's pov

Aku berjalan mundar-mandir dari tempatku berdiri sekarang. Sudah hampir 3 jam sehun berada di dalam dengan dokter-dokter pakar yang sedang berkerja keras menyelamatkan nyawanya. Dari tadi luhan masih dengan genggaman tangannya yang erat pada tanganku berniat untuk menenangkanku.

Beberapa menit aku menunggu, tiba-tiba kamar operasi terbuka. Keluar seorang dokter dengan wajah cemas mendekatiku dan luhan berada. Aku segera berlari kecil menghampirinya.

"Dok.. sehun.. dia.. bagaimana keadaannya?" Dengan tidak sabaran aku langsung menyerang dokter itu dengan pertanyaan. Dokter itu membuka mask yang dipakainya lalu menghela nafasnya yang terdengar berat.

"Maafku katakan.. begini, keadaan pasien sangat lemah. Jadiku rasa pasien memerlukan anda sebagai penguat semangat untuk dia tetap hidup. Jadi, aku memutuskan agar anda berdua bisa bertemu dengannya sebentar untuk memberi semangat padanya agar tetap bertahan. Hanya cara ini yang bisa membantunya. Tolong berikan kata-kata semangat dan tujuan kenapa dia harus hidup." Dokter itu menghentikan kalimatnya lalu menepuk pundakku lembut.

"Anda bisakan melakukannya? Aku bisa kan mempercayai kalian?" Aku memandang luhan sebentar lalu segera mengangguk kepalaku mantap.

"Bisa dok. Sehun akan baik-baik sajakan?" Tanyaku lagi lalu mendapat anggukan kecil dari dokter itu. Setelah itu dia segera beredar dan mempersilakan kami masuk.

Aku melangkahkan kakiku perlahan masuk ke ruang operasi itu. Entah kenapa, aku menjadi sebak dengan kondisi sehun yang sangat lemah sejak kebelakangan ini. Seperti tiada makna lagi untuknya terus hidup. Atau mungkin dia tidak mau membebaniku dan luhan. Tapi inilah justru membuatku ingin menangis dan menderita. Miyoung tidak bisa hidup tanpanya.

Aku mendekat kearahnya yang terbaring lemah. Duduk di sampingnya lalu menyambut tangannya yang dingin. Luhan hanya duduk di belakangku dan membiarkan aku yang mengetuainya. Mungkin dia percaya padaku. Karena sebelumnya sehun memang sangat memerlukanku.

Aku memandang wajahnya sebelum memulaikan kalimatku. Menghembuskan nafasku lembut untuk mengkontrolkan emosiku yang sebentar lagi akan meluap-luap keluar tanpa diperintah.

"Sehun-na.." aku menghentikan kalimatku. Entah kenapa air mataku sudah mula menetes. Aku kembali menatapnya sambil menghapus air mataku.

"Maaf aku menangis. Wae? Wae kau melakukan ini? Kenapa kau selemah ini sehun-na?!" Aku sedikit membentaknya. Entah kenapa aku tidak bisa menahan emosiku agar tidak keluar begitu saja.

"Bukankah sehun yangku kenal adalah seorang yang kuat? Bukankah kau seorang yang kuat sehun-na? Lalu kenapa kau tidak mau menunjukkan kekuatanmu saat seperti ini,eoh?! Kau sengaja? Sengaja ingin membalas dendam padaku, begitu?" Aku memandang wajah tidurnya. Terlihat tenang tetapi penuh penderitaan di sana.

Titt...titt...
Detak nadi sehun semakin tidak normal membuat aku menolehkan pandanganku pada luhan. Jujur, aku tidak tau harus melakukan apa.

"Luhan, ia tidak berhasil." Kataku sambil menangis.

"Fany-ya, kau harus memberinya semangat. Katakan padanya kalau kau mencintainya." Kata luhan sambil memelukku. Aku melepaskan pelukan kami lalu menatap luhan terkejut.

"Luhan-ya, apa maksudmu?"

"Ayolah tiff. Untuk sehun. Kau harus mengatakannya. Nadinya sudah semakin lemah."

"Tapi aku tidak bisa mengatakannya luhan. Kau taukan aku hanya mencintaimu? Sehun hanyalah masa laluku." Aku menangis. Tangisanku pecah dan tidak bisa menahannya lagi. Aku memang menyayangi sehun tapi aku tidak mencintainya. Aku tidak mau mengatakannya kerna aku tidak mau luhan tersakiti.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 06, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My MistakeWhere stories live. Discover now