Chapter 12

924 70 13
                                    

AUTHOR'S POV

"Luhan-na.. ayo bangun." Tiffany mengejutkan luhan di sampingnya yang sedang tidur dengan selimut yang melingkari indah di tubuh kurusnya. Tiffany sesekali memainkan rambut luhan dan mengecup singkat pipinya. Tiada tanda-tanda yang luhan akan bangun, tiffany dengan segera menarik selimut luhan dan mengambil kepalanya lalu ditaruhnya di atas pahanya. Dia akan membangunkan luhan dengan caranya sendiri. Luhan sangat tidak tahan dengan cara ini.

"Baiklah, kalau memang kau tidak ingin bangun, sediakan lah dirimu di sana untuk bertahan." Setelah mengatakan itu tiffany langsung menutup wajah luhan dengan bantal lalu tersenyum menampakkan seringainya.

"Hahaha..." tiffany tertawa jahat saat melihat sosok luhan yang sedang bergerak-gerak. Detik selanjutnya luhan bangun dan menatap tiffany.

"Ya! Kau ingin membunuhku tiff?" Tiffany tersenyum.

"Ani. Lihat sekarang kau sudah bangun. Ayo mandi. Apa kau tidak ingin ke kantor?" Kata tiffany lalu menepuk pundak luhan dengan lembut.

"Jadi kau melakukan aksi pembunuhan ini hanya ingin mengejutkan ku bangun dan segera ke kantor dimana aku sedang libur hari ini?" Tiffany membulatkan matanya.

"Ya ampun! Mian, aku tidak tau kalau kau libur hari ini. Soalnya kau tidak mengabariku. Neomu mianhaeyo." Kata tiffany dengan suara menyesalnya. Luhan menatapnya serius.

"Hanya itu?"

"Eoh? Apa maksudmu?" Luhan menghela nafas berat.

"Aku tidak mau hanya kata maaf yang kau berikan atas penyesalanmu itu-"

"Lalu?"

"Sabar. Aku belum menghabiskan ucapanku."

"Baiklah, teruskan." Kata tiffany lalu menongkat wajahnya dengan tangan kirinya.

"Aku mau sesuatu yang lebih bermakna dan... "

"Dan... dan apa maksudmu? Jangan macam-macam ya." Kata tiffany dengan sedikit penekanan di atas ucapannya. Luhan mempoutkan bibirnya.

"Ayolah tiff... sudah lama aku menunggu saat ini. Miyoung lagi tidur dan aku rasa saat ini adalah waktu yang tepat." Luhan sudah merayu-rayu pada tiffany sambil memegang kedua tangannya. Tiffany menatapnya kasian lalu tiba-tiba senyuman indah terpancar di wajahnya.

"Oh baiklah. Lagian aku merasa tidak salahkan jika kita punya anak selain miyoung?" Luhan tersenyum. Dia tau sekarang tiffany juga bersetuju dengan hasratnya itu. Dia mendekati tiffany lalu tersenyum manis.

"Kita mulai sekarang?" Tanya luhan lalu tiffany tersenyum dan menutup tubuhnya dengan luhan menggunakan selimut. Detik selanjutnya mereka sudah tau apa yang mereka harus lakukan.

***

"SEHUN!"

Pagi yang indah dimana terlihat seorang namja sedang meregangkan tubuhnya di atas kasur disaat mendengar namanya di teriakin oleh seseorang. Sehun melirik jam di sudut kasurnya.

"Ini masih pagi kenapa si chanyeol listrik itu berteriak memanggil ku sih?" Sehun bangun dari kasurnya lalu bergerak menuju ke pintu.

"Ada apa?" Tanyanya di saat sudah membuka pintu dan memfokuskan matanya pada chanyeol yang sedang berada di sofa.

"Lihat siapa yang datang?" Kata chanyeol lalu memfokuskan matanya pada yeoja yang berada di sampingnya. Sehun mengikuti gerak geri mata chanyeol. Setelah dia berjaya menemukan yeoja yang dimaksud chanyeol, sehun langsung menghela nafasnya berat.

"Wendy? Kenapa kau datang ke sini?" Tanyanya lalu menghampiri chanyeol dan wendy di sofa. Wendy tersenyum.

"A-aku tiba-tiba teringat kalau aku punya tugas yang diberikan lee dosen padaku kemarin. Tapi.. aku tidak mengerti harus menyiapkannya bagaimana. Bisakah kau mengajari ku?" Tanya wendy masih dengan senyuman di wajahnya. Chanyeol menatap dua insan di depannya itu dengan wajah datar. Dia tau wendy sengaja ingin berdua-duaan dengan sehun. Jadi, dia terpaksa menyaksikan drama ini.

My MistakeWhere stories live. Discover now