Chapter 10

1K 82 16
                                    

Tiffany membulatkan matanya apabila melihat sehun berada di depannya. Mata mereka saling bertemu tapi hati tiffany terasa sangat perih. Makhluk yang paling dibencinya sekarang sedang berada di depan matanya. Air mata tiffany hampir mengalir mengingat kejamnya sehun terhadap dirinya dahulu. Chanyeol hanya melihat mereka berdua dengan perasaan aneh kerna mata mereka tidak pernah lepas daripada menatap satu sama lain. Miyoung juga. Dia melihat eomma dan sehun aneh sampai sesekali dia menarik lengan eommanya agar sadar daripada terus menatap sehun.

***

"Tiff?" Chanyeol menyadarkan tiffany daripada lamunannya pada sehun. Tiffany mengerjapkan matanya sebentar lalu menatap chanyeol di depannya dengan wajah khawatir.

"Ah, aku tidak apa-apa. Terma kasih sudah menghantarkan miyoung pulang. Kalau tidak ada apa-apa lagi kami permisi masuk dulu." Kata tiffany. Matanya tidak pernah dari menatap sehun walaupun sehun terus menatapnya. Dia tidak mau lama-lama berada di situ. Setelah mendapat anggukan daripada chanyeol, tiffany langsung membawa miyoung ke dalam dan menutup pintu rumah mereka. Dadanya tiba-tiba menjadi sesak dan sukar menafas. Dia tidak akan pernah menyangka kalau dia akan bertemu dengan sehun di depan rumahnya sendiri bersama dengan miyoung, anak sehun sendiri.

SEHUN'S POV

"Sehun? Gwaenchana?" Teguran chanyeol barusan dapat membuyarkan lamunanku daripada terus menatap kosong pintu rumah tiffany yang sudah tertutup. Dia benar-benar kelihatan marah padaku. Dia juga seperti menghindar daripada berlama-lama di sini. Aku menatap chanyeol di sampingku yang terus menatapku bingung.

"Kau sudah kenal eomma miyoung?" Tanyaku. Dia hanya mengangkat bahunya sedikit.

"Begitulah. Aku benar-benar kecewa saat mengetahui yeoja yangku suka merupakan eomma miyoung." Katanya sedih. Aku menautkan kedua alisku. Aneh dengan ucapannya.

"Apa maksudmu dengan mengatakan yeoja yang kau suka?" Dia menatapku datar.

"Kau lupa? Dialah tetangga yang ingin aku perkenalkan padamu. Yeoja yang dapat mencuri hatiku. Malah dia juga mengunci hatiku." Kata chanyeol masih dengan nada kecewa. Aku menatap pintu rumah tiffany lagi lalu segera beredar dari situ. Aku harus mengatur rencana bagaimana aku harus bertemu dengannya lagi tanpa sepengatahuan chanyeol. Dia tidak bisa tau tentang masa silamku, juga apa hubunganku dengan tiffany dan miyoung yang aku yakin benar kalau dia adalah anakku.

Chanyeol mengikutiku dari belakang setelah melihat aku sudah pergi meninggalkan rumah itu. Sepanjang perjalanan kami dia tidak mengatakan sepatah perkataan pun. Kami hanya larut dalam pikiran masing-masing. Tapi aku tidak tau apa yang dipikirkannya saat ini. Kekecewaannya masih tergambar jelas di raut wajahnya sekarang yang hanya setia menatap jalanan.

***

TIFFANY'S POV

"Andwae!" Kataku sedikit membentak putriku walaupun sudah banyak kali dia memohon padaku agar menghantarkannya ke rumah chanyeol dan sehun. Apa dia gila? Setelah aku mengetahui dengan siapa dia selalu bermain memang aku tidak akan pernah mengijinkannya lagi. Malah menjejakkan kaki di rumah itu lagi aku tidak akan membiarkannya. Sekiranya hanya ada chanyeol saja di sana tidak apa-apa. Tapi sebaliknya chanyeol tinggal bersama dengan sehun. Namja yang sudah ku lupakan setelah sekian lama. Lalu, untuk apa aku membiarkan itu semua terjadi?

Aku melihat miyoung di sampingku yang sudah menangis dan menarik ujung bajuku. Dia meronta-ronta agar aku membawanya ke sana. Aku menghembuskan nafasku kasar.

"Tidak boleh. Sekali eomma bilang tidak boleh jadi ya tidak boleh. Kamu mengerti tidak ya miyoung-a?" Aku melepaskan tangannya pada bajuku lalu menuju ke dapur. Aku pura-pura memasak daripada harus melayan kerenahnya yang sudah keterlaluan akhir-akhir ini.

My MistakeWhere stories live. Discover now