Chapter 9

1K 83 17
                                    

Sehun membuka matanya setelah sinaran cahaya matahari memasuki retina penglihatannya. Dia menguap setelah benar-benar sadar dari tidurnya.

"Hmm? Kenapa chanyeol tidak mengejutiku? Dia sudah ke kampus? Bukankah hari ini libur?" Sehun bergerak dari kasurnya lalu mengarahkan kakinya untuk keluar dari kamarnya. Sehun mencari-cari teman capangnya itu lalu tiba-tiba dia terdengar suara chanyeol dan anak kecil sedang ketawa di ruang tv. Sehun langsung bergerak ke sana.

"Hahahaha.." chanyeol ketawa lalu segera berhenti setelah melihat sehun yang sedang kebingungan berada di depan matanya.

"Eoh? Kau sudah bangun. Ayo sini duduk. Lihat siapa yang datang!" Chanyeol keriangan ingin menunjukkan anak kecil di sampingnya kepada sehun lalu membalikkan badan anak itu agar berhadapan dengan sehun.

"TADAA!" Sehun membulatkan matanya setelah melihat anak kecil itu berada di depan matanya lalu tersenyum manis.

"Woah! Miyoung-a~" sehun mendekati miyoung lalu memeluknya. Huwaa.. dia benar-benar merindui si anak kecil ini. Rasanya sudah lama dia tidak bertemu dan bermain dengan miyoung.

"Appa thehun tudah banun? Tadi miyoung te tamar appa." Kata miyoung manja sambil dalam menatap wajah sehun. Sehun mengerutkan alisnya.

"Appa?" Sehun kebingungan. Baru pertama kali dia mendengar miyoung memanggilnya appa. Huwaa.. dia terharu.

"Kkk.. aku yang nyuruh dia memanggilmu appa. Bukankah om itu terdengar sangat tua? Lagian hanya aku saja yang bisa dipanggil oppa olehnya. Panggilan appa terdengar sangat cocok denganmu." Kata chanyeol lalu mengambil miyoung dari dekapan sehun.

"Maaf ya sehun. Tapi miyoung aku yang membawanya ke sini. Jadi, biarkan aku duluan yang bermain dengannya ya." Sehun mempoutkan bibirnya lalu melihat chanyeol yang meletakkan miyoung di ribanya.

"Chanyeol-ya, tadi miyoung ke kamarku? Kenapa aku tidak tau?" Chanyeol menatap sehun tapi masih tangannya bermain ria dengan miyoung.

"Tadi, saat aku bawanya ke sini. Dia bilang mau bertemu denganmu. Jadi, aku bawa dia ke kamar. Kau benar-benar tidak tau dan sadarkan diri?" Sehun menggelengkan kepalanya.

"Woah.. itu parah. Kerna tadi sewaktu aku sedang ingin memanggilnya keluar aku lihat dia melompat-lompat di atas perutmu. Kau benar tidak merasakannya?"

"MWO!" Sehun kaget lalu mulutnya sedikit terbuka. Dia lalu menatap miyoung selidik. Tatapannya di balas oleh miyoung tapi dengan wajah innocent dan tanpa dosanya. Apa anak ini benar-benar tidak tau?

"Miyoung lompat di atas perutku? Gawat." Sehun lalu membuka sedikit bajunya untuk memeriksa apakah ada sesuatu yang terjadi pada perutnya. Ya benar, terlihat ada kesan merah di sana dan tunggu! Sehun membulatkan matanya.

"Chanyeol lihat! Ini apa?" Sehun menunjukkan kesan sesuatu di perutnya pada chanyeol lalu mendapat gelak ketawa daripadanya.

"Hahahaha... kau tidak tau? Itu kesan gigitan miyoung. Hahahaha.. untung aku tidak menyuruhnya gigitmu sekeras yang mungkin." Ketawa chanyeol semakin pecah mengingatkan betapa lucunya situasi tadi sehingga air matanya tidak bisa dibendung lagi.

"Berhentilah ketawa park chanyeol. Ini tidak lucu. Kenapa kau menyuruhnya menggigitku, eoh? Kau sudah tidak pingin hidup? Dan lagi satu. Dari mana kau menemuin miyoung? Dan kenapa kau membawanya ke sini? Eomma dan appanya tidak marah? Kau tidak membawanya secara senyap-senyapkan?"

"Woh! Tenang bro. Kau ini banyak banget soalannya. Mana satu sih aku harus jawab?"

"Yang mana saja terserah."

"Baiklah begini. Aku ketemunya di taman permainan. Kau taukan taman permainan yang sering dia bermain? Jadi ada eommanya juga di sana. Aku bilang saja pada eommanya untuk membawanya ke sini. Dan kau tau aku bilang apa?"

My MistakeWhere stories live. Discover now