Dua Puluh Dua

1.8K 227 39
                                    

Sesampainya di rumah, Prisilla memasukan barang belanjaan tadi ke dalam kulkas dibantu Aldo.

"Tadi siapa?" tanya Aldo sambil memakan apel yang ia ambil dari plastik belanjaan.

"Ih itu belom dicuci. Jorok banget." Prisilla merebut apel itu dan berjalan menuju wastafel untuk mencuci apel.

"Siapa?" tanya Aldo lagi.

"Renata." Prisilla memberikan apel yang sudah dicuci pada Aldo.

"Adiknya Refky?"

Prisilla mengangguk dengan takut sedangkan Aldo memakan apel yang sudah dicuci oleh Prisilla.

"Lo kenapa sih?" tanya Aldo yang aneh melihat Prisilla.

"Takut lo jealous," jawab Prisilla menunduk. Tawa Aldo meledak dan dia berdiri di samping Prisilla.

"Gue bukan cowok lebay yang posesif gitu, Saepul!" Kata Aldo keras dan mencubit pipi Prisilla, yang dicubit hanya tersenyum kaku.

"Siapa yang manggil Ayah?" tiba-tiba Ayah masuk ke dapur, dia kira ada yang memanggilnya.

"Eh engga kok, Om." jawab Aldo salah tingkah.

"Ah salah denger berarti ya kuping ayah. Nanti kita ke lapangan ya latihan." Ayah pergi meninggalkan Aldo dan Prisilla.

Prisilla yang sekarang tertawa terbahak-bahak atas kejadian barusan sambil memegangi perutnya yang sakit karena kebanyakan ketawa. Aldo memeluk Prisilla dengan tiba-tiba.

"Apaan deh lo, Al. Takut diliat ayah sama ibu," kata Prisilla berusaha melepaskan.

"Ibu sama Ayah juga ngerti kali," Aldo masih memeluk Prisilla.

Prisilla tersenyum. Entah kenapa dia merasa wanita yang beruntung memiliki Aldo yang selalu ada didekatnya, menyanyikannya tiap mau tidur, anter jemput, mau-maunya jadi partner badminton Ayah, Aldo terbaik.

***

Setelah latihan badminton, Ayah dan Aldo pulang ke rumah Ayah. Kebetulan ini latihan terakhir karena besok adalah pertandingannya dan mereka baru kelar latihan jam 10 malam.

"Kok sampe malem banget sih yah latihannya?" tanya Ibu sewaktu membukakan pintu utama. Ayah dan Aldo langsung duduk di ruang keluarga, kelihatannya mereka lelah sekali.

"Ya kan besok siang tanding, Bu. Harus maksimal lah." Ucap Ayah sambil menenggak pocari sweat yang disiapkan ibu diatas meja.

"Prisilla udah tidur ya, tan?" tanya Aldo.

"Iya ketiduran kali tadi sewaktu nungguin kamu, coba liat aja ke kamar,"

Aldo mengangguk dan melangkahkan kaki menuju kamar Prisilla yang tidak di tutup rapat. Dari luar terlihat Prisilla sudah tidur di atas tempat tidurnya yang berukuran king size. Aldo masuk ke kamar dan duduk dipinggiran tempat tidur. Ia mengambil handphone Prisilla yang ada di dan membuka aplikasi kamera. Ia merekam prisilla yang sudah terlelap tidur dan sekarang beralih ke kamera depan untuk merekam dirinya dan ia mulai melantunkan sebuah lagu. Lagu yang di nyanyikan Megan trainor, berjudul Like I'm Gonna Lose You. Ia hanya menyanyikan reffnya karena tidak enak di kamar Prisilla lama-lama. Setelah selesai bernyanyi ia menaruh handphone Prisilla di atas nakas lagi lalu mencium kening Prisilla sekilas lalu pergi keluar.

****

"Kok lo ga bangunin gue sih semalem?"

"Ihhh jahat,"

"Lo ingkar janji,"

"Janji lo yang tiap malem bakal nyanyiin gue,"

"Hah? Cek galeri?"

"Oke oke,"

Prisilla mematikan sambungan telepon dan sekarang membuka galeri. Baru banget bangun tidur, Prisilla kesel sama Aldo. Di lihatnya galeri dan ada koleksi terbaru. Ia memutar video itu. Senyum Prisilla mengembang. Ia berteriak kegirangan melihat aldo yang sweet tiada tara itu.

Panggilan masuk dari Aldo pun langsung Prisilla angkat.

"Aldooooo! Udah liat!!!!"

"Iya iya maaf. Makasih yaaaa. Sweet banget sih,"

"hahahaha yaudah hati-hati ya, gue tunggu,"

Prisilla memutar terus menerus video itu sampai suara Ayah menginterupsi.

"Sillaaaa. Bangun. Ayo ke lapangan kan Ayah bakal tanding hari ini," ujar Ayah dari luar kamar.

***

Ibu dan Prisilla duduk di kursi menonton sambil berteriak-teriak memberi semangat. Ibu meneriakkan nama Ayah, Prisilla meneriakkan nama Aldo. Beberapa remaja perempuan sepertinya menatap Aldo kagum. Keringat yang menetes dari dahinya terlihat makin seksi.

"Sil, Aldo banyak fansnya nih," bisik Ibu pada Prisilla sambil cengengesan, dan dibalas Prisilla dengan memutar bola matanya.

Jealous...

Iya Prisilla jealous, sangat jealous...

Sesekali Aldo memberikan ciuman jauh untuk Prisilla dan Prisilla hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Aldo memang tau betul bagaimana perasaan Prisilla. Aldo tidak bisa ditebak.

"Kak, boleh minta pinnya gak?"

"Kak udah punya pacar?"

"Kak nanti sore jalan yuk"

Fix, Aldo jadi artis di kompleknya. Setelah memenangkan pertandingan dan menjadi juara pertama, ia makin dibanggakan para cabe-cabean. Prisilla hanya cemberut melihat Aldo yang dikerubuti para cabe pentil di lapangan. Prisilla yang tak terima pacarnya jadi bulan-bulanan langsung menghampiri Aldo dan menarik tangan Aldo menjauh dari kerumunan cabe pentil. Jarak lapangan ke rumah Prisilla tidak jauh, selama di perjalanan Prisilla diam tak berkata apa-apa.

"Kok diem aja sih?" tanya Aldo sambil mencolek pipi Prisilla gemas.

Prisilla tak bergeming.

"Heh. Sariawan? Kurang vitamin?" katanya lagi.

Prisilla menggeleng.

"pacarnya menang kok malah dicemberutin. Jahat," kata Aldo pura-pura ngambek.

"Lagian lo diem aja dikerubutin cewe-cewe tadi," akhirnya Prisilla menjawab Aldo.

Aldo berhenti berjalan dan malah tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.

"Ihhhh kok malah ketawa sih!" protes Prisilla.

"Lo jealous? Hahahaha sama cabe-cabean?" Aldo masih dalam tawanya. Prisilla berjalan meninggalkan Aldo yang masih tertawa. Aldo menyusul Prisilla dan menahan tangan Prisilla.

"Lucu banget sih lo, Silla. Ga usah lah lo jealous sama cabe itu. Please jangan ngambek,"

Prisilla sadar. Ngapain amat dia jealous sama cecabean ga jelas itu? Duh Prisilla kemakan api cemburu dan ini jelas-jelas bakal jadi bahan ejekan Aldo seminggu kedepan.

"ihhhh siapa yang jealous! Wleee!" Prisilla menjulurkan lidah dan meninggalkan Aldo yang ketawa karena tingkah memalukannya.

***

Segitu dulu deh buat Aldo Prisilla Lovers yaaaa! Next part minggu depan aja ah kalo vommentnya dikit :")
Fast Update nih!
Love,

Adedwiw!

Abang Gojek, I'm In Love!Donde viven las historias. Descúbrelo ahora