"Yaudah kalo nggak mau dikasih tau," Elang kembali sibuk dengan aktifitasnya, iseng-iseng, ia berjalan menuju rak yang terletak di salah satu dinding. Matanya menangkap sebuah frame, di dalam frame itu, terdapat beberapa foto. Salah satunya, menarik perhatian Elang.

Foto Cessa dengan seorang cowok, berpostur tegap, dengan lesung pipi berbentuk sabit di kedua pipinya. Elang tidak perlu bertanya, untuk tau siapa laki-laki itu. Chika sudah menunjukan foto Reno pada Elang.

Seketika, ingatan Elang terlempar pada obrolannya dengan Chika beberapa waktu lalu, hari senin, setelah kejadian mabuknya Cessa.

***

"Reno itu siapa Chik?" Chika tampak gelisah, saat Elang mengajukan pertanyaan. Elang paham, mungkin Chika ingin menjaga rahasia sahabatnya, namun entah kenapa, Elang merasa ia perlu untuk tau.

Demi membuka mulut Chika, Elang menceritakan semua racauan Cessa ketika cewek itu mabuk, tentang Cessa yang takut ngebut dan Cessa yang berulang kali mengucap maaf dan menyebut nama Reno pada malam itu.Taktik Elang berhasil, akhirnya Chika menceritakan garis besarnya, kejadian tiga tahun yang lalu.

Reno, adalah sahabat Kaisar, mereka berteman SMP, dan membentuk The Sky sama beberapa teman SMP mereka. Ia menyukai Cessa, sejak Cessa masih kecil, waktu Cessa kelas satu SMP, Reno memberanikan diri menyatakan perasaannya, namun Cessa menolak.

Alasan utamanya jelas, karena cewek itu merasa ia belum cukup umur, alasan keduanya? Karena Cessa memang tidak menyukai Reno sebagai laki-laki.

Reno tidak menyerah begitu saja, Reno bilang akan menunggu Cessa, bahkan sampai cewek itu lulus SMA.

Namun, takdir berkata lain.

Suatu malam, saat liburan kelulusan, Kai sedang berada di Anyer untuk acara perpisahan SMAnya, sedangkan Cessa dirumahnya.Ternyata malam itu, Cessa demam tinggi, dan tidak ada satu orangpun yang tau.

Reno yang kebetulan beda sekolah dengan Kai, datang kerumah Kai, dan langsung bawa Cessa ke rumah sakit. Tapi malam itu hujan, di jalan menuju rumah sakit, mereka kecelakaan.

Reno meninggal dan sejak itu Cessa jadi benar-benar dingin.

***

Elang menoleh kearah Cessa  yang masih sibuk mencorat-coret dibuku tulisnya.

"Kesepian ya Cess? Mengusir orang lain untuk pergi dari hidup lo? Itu bikin lo kesepian bukan?" tentu saja tanya Elang tidak mendapat jawab, ia mengucapkannya dalam hati.

Untuk beberapa orang, penyesalan dapat dijadikan pelajaran, namun untuk beberapa lainnya, penyesalan adalah sesak yang mengikat, penjara tidak kasat mata. Penjara yang mungkin menahan orang itu selamanya dimasa lalu.

Tapi Elang berharap Cessa tidak terperangkap selamanya disana, ia ingin membantu Cessa melepaskan diri, entah bagaimana caranya.

Elang menghela napas panjang, lalu menelusuri sisi lainnya, koleksi CD musik milik Cessa dan Kaisar. Jarinya menjelajahi isi rak tersebut, namun terhenti pada sebuah CD pack bertuliskan The Sky, yang terselip dintara CD musik lainnya.

Pasti punyanya Kaisar.

Elang memilih asal CD, yang berada didalam CD pack tersebut, lalu mengacungkannya, berniat menunjukan pada Cessa. "Cess, gue pasang lagu ya?" Elang menggoyang-goyangkan CD bercover putih tersebut, namun Cessa tetap sibuk dengan bukunya, sama sekali tidak mengangkat kepala.

"Terserah, asal jangan berisik," sahut Cessa asal, Elangpun memasukannya kedalam cd room, lalu menekan tombol play.

Sebuah iringan gitar muncul, membuat Elang mengangkat sebelah alisnya. "Ini cd akustik?"

Are You? Really?Where stories live. Discover now