11 - Siapa?

2.5K 119 0
                                    

Aku hanya merenung mengingat kejadian tadi pagi disekolah sambil menikmati hujan yang cukup deras dan alunan lagu dari headset-ku ini diteras rumahku, juga ditemani oleh kakakku yang sedang asik bermain GTA di Ipad nya.

Apa bener kak Andre juga merasakan hal yang sama seperti aku merasakannya kepada dia?apa mungkin?secepat itukah?atau bener yang dikatakan Firdha kalo kak Andre terkena pelet?apa aku tidak sengaja menaruh pelet di makanannya kak Andre? Halah ngapain juga aku percaya kata kata dia, lalu darimana juga aku mendapatakan pelet itu? Tau aja nggak. Atau Firdha diam diam menaruh pelet itu ke makanannya kak Andre? Mikir apasih aku.

"Bengong aja kamu, mikirin apasih? Cerita dong" Ucap kak Ario namun mata dan tangannya masih sibuk dengan Ipad nya itu. Aku memutar bola mataku.

"Lagi kesambet setan nih,gara gara dicuekkin sama yang lagi pacaran ama Ipad nya" ceplosku.

Langsung saja kak Ario menaruh Ipad nya di meja dengan muka siap mendengarkan curhatanku.

"Ih jangan ngomong gitu kenapa, ntar beneran aja, ayo cerita udah siap nih"
Ucapnya dengan menunjukkan puppy eyes nya.

Aku pun menceritakan kejadianku tadi pagi dengan kak Andre. Dan aku meminta pendapat kepadanya.

"Wah itu kemajuan, kamu harus bisa menjaga sikap supaya dia lebih tertarik lagi sama kamu, pokoknya tampil apa adanya, kakak bakal doain kamu sama doi kamu itu kok, mungkin dia mulai tertarik sama kamu Lish"

"Apa mungkin kak?secepat itu?" Mataku berbinar binar setelah mendengar perkataannya.

"InsyaAllah Lish, kan cuma Allah yang tau"

"Thanks banget kak"

Ia pun mengangguk sambil mengelus rambutku yang sedari tadi ku cepol, dan aku langsung memeluknya, mendengar pendapatnya membuat aku ingin terbang ke samudra pasifik. Senang sekali punya kakak yang mengerti dengan perasaanku. Aku yakin, cewe yang mendapatkan kak Ario adalah cewe yang paling beruntung.

"Aku ke kamar dulu yah kak, kalo mau makan ada di dapur, tadi aku baru masak nasi goreng, kalo ngga enak maapin ya" ucapku sambil memperlihatkan gigiku yang rata, lalu aku berlari masuk kedalam rumah untuk ke atas menuju kamarku.

Suhu di kamarku yang hampir menyentuh 23° C ini membuatku ingin berada di bawah selimut sampai pagi. Akan tetapi PR yang mengingatkanku untuk terus bersamanya. Hingga setelah pukul 21.00 WIB, aku terlelap di meja belajarku.

Namun sekitar setengah jam kemudian, hp ku berbunyi.

Via Line.

21.30 WIB
Andreano Wijaya : Lish
Andreano Wijaya : Sekali lagi maaf yah soal tadi, kakak bakal jelasin yg sebenernya tapi nanti kalo ada kesempatan kita ngobrol.
Andreano Wijaya : Ya Lish?

21.41
Miska : Neng gue nebeng yak
Miska : Awas lu ninggalin gue, td udh chat kak Ario tp ga dibales
Miska : Woyy sama aja lu adek kakak sue-_-
Miska : Woy woy elah

.
.
.

"Astaghfirullah ketiduran, jam berapa ini" aku mengucek mataku yang sedang mencari titik dimana jam berada, jam menunjukkan pukul 04.45 WIB, aku langsung cuci muka dan gosok gigi, setelah itu mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat subuh. Kebiasaanku memang seperti ini, karena tidak berani mandi terlalu pagi disebabkan dinginnya udara dari langit yang masih gelap tersebut.

7 unread message from Line
Miska : ...
Miska : ...
...

"Nih orang nyepam banget ya ampun"
Aku pun membuka pesan dari Miska, setelah membaca aku pun membalasnya.

"Eh tapi tadi ada 7 kenapa cuma 4 dah" saat aku ingin memencet tombol chat, tiba tiba saja kak Ario memanggil ku untuk segera sarapan.
Aku mengurungkan niatku untuk membuka chat dari yang lain. Langsung saja ku tekan tombol lock iphone ku. Ah palingan broadcast dari kembaran gue a.k.a Maudy Ayunda. Batinku.

"Lish, semalem Miska bilang mau bareng tuh, kakak baru buka tadi pagi chat dari dia"

"Iya kak, aku juga baru liat tadi pagi, nyepam banget sumpah"

"Hahaha, yaudah makan dulu tuh rotinya, kakak mau manasin mobil dulu" lalu kak Ario bergegas menuju garasi mobilnya.

My Lovely Ketua OSISWhere stories live. Discover now