Chapter 14: Beginning of the Change

71.3K 6.1K 65
                                    

Ruangan yang luar biasa luas itu memiliki penerangan yang tidak terlalu gelap, dan tidak terlalu terang. Beberapa pedang dan perisai terpasang di dinding sebagai hiasan. Chroma tertegun di atas tempat tidur ukuran besar, menyisir ruangan yang mulai hari ini akan menjadi kamar barunya itu. Ia tahu persis kamar siapa yang menjadi kamar barunya itu. Apa lagi, saat ini sudah malam, tentu sudah waktunya untuk tidur.

Ke, kenapa aku tidak tidur di kamar ratu?? Ratu punya kamarnya sendiri bukan? Pikirnya.

Hentakan sepatu menyadarkan lamunan Chroma, membuatnya menengok ke arah pintu besar di sampingnya. Dari balik pintu, sosok Achromos muncul tanpa mengetuk terlebih dahulu. Ia melangkah menghampiri Chroma lalu terduduk di sampingnya.

Chroma mengalihkan pandangannya, berusaha menutupi kegelisahan yang ia rasakan sejak masuk ke kamar ini. Di dalam pikirannya, berbagai macam hal berputar-putar tidak karuan. Wajahnya sedikit memerah. Jantungnya berdegup kencang. Achromos menatap Chroma lekat-lekat, membuat Chroma merasa semakin gelisah.

Tak lama, Achromos bangkit dan melangkah ke arah lemari pakaian super besar di sudut ruangan. Ia lalu membuka bajunya sampai Chroma terlonjak kaget dan dengan kalang kabut berusaha tidak melihat Achromos.

Astaga! Astaga! Kenapa dia membuka bajunya di depanku!! Astaga! Apa yang harus aku lakukan?? Aku harus bisa melindungi diriku sendiri!!! Seru Chroma dalam hati.

Setelah beberapa saat, Achromos kembali melangkah menuju tempat tidur dengan pakaian tidurnya. Ia duduk di sebelah Chroma yang sangat terlihat gelisah. Tangannya kemudian terangkat, membuat Chroma kembali berpikir macam-macam. Namun tanpa diduga, tangan besar itu mengusap kepala Chroma dengan lembut. Chroma tercenung--tidak menyangka Achromos akan melakukan hal itu.

Ta, ta, tapi bisa saja ini salah satu cara untuk mendapatkanku!!!

Melihat Chroma yang kembali was-was, Achromos menghela napas. Ia lalu berhenti mengusap Chroma dan merebahkan diri di sampingnya. Ia kemudian mematikan lampu kamar.

"Selamat tidur." Bisiknya.

Chroma masih melongo dengan posisi yang siap melawan Achromos. Rasanya cukup mengejutkan Achromos tidak melakukan apa-apa selain mengusap kepala Chroma. Di dalam bayangan Chroma, Achromos tidak akan segan-segan melakukan apa yang ia mau karena Chroma adalah istrinya. Chroma pikir Achromos sama kejamnya seperti sang ayah yang memenggal ibunya sendiri.

Dengan hati yang masih sedikit gelisah, Chroma merebahkan tubuh kecilnya pelan-pelan. Dalam hati ia merasa luar biasa lega, tapi apa Achromos tidak akan melakukan apa-apa padanya di masa depan? Chroma menggeleng-gelengkan kepalanya dan meyakinkan dirinya bahwa ia bisa melawan Achromos bila ia melakukan hal macam-macam. Tidak lama kemudian, mata bulat Chroma mulai terpejam dan ia akhirnya tenggelam di alam bawah sadarnya.

*

Chroma membuka matanya perlahan dan menatap langit-langit ruangan yang terlihat begitu jauh. Ia mengusap matanya pelan lalu bangkit dan duduk di atas tempat tidur. Ia melirik ke sebelah kanan dan mendapati tempat Achromos sudah kosong dan tertata rapi.

"Pagi sekali raja bodoh itu bangun." Gumam Chroma sambil turun dari tempat tidurnya. Senyum kecil mengembang di bibirnya. Hari ini ia berencana untuk berkeliling istana--setelah tertunda oleh berbagai macam kejadian yang terjadi. Dengan senang ia menggumamkan lagu kesukaannya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat Chroma berhenti dan menyuruhnya masuk. Seorang perempuan--yang terlihat sebaya dengan Chroma--masuk dan memberi hormat. Ia memakai pakaian pelayan dan membawa sarapan pagi untuknya.

Chroma & Achromos [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang