Chapter 5: Cain

82K 8.6K 170
                                    

Achromos mengalihkan pandangannya dari dokumen di tangannya dan mendapati Chroma tertidur. Entah sudah berapa lama ia tidak pernah melihat seorang perempuan tidur di depannya. Mungkin sejak kecil. Wajah terakhir yang ia ingat adalah wajah ibunya yang 'tertidur' untuk selamanya, dengan kepala yang terpisah dari tubuhnya. Mengingatnya saja sudah membuat Achromos merasa tidak enak.

Ia lalu bangkit dan duduk di sebelah Chroma, memperhatikan wajah gadis di hadapannya yang tertidur lelap. Cahaya matahari yang menembus lewat jendela membuat debu di udara terlihat menari-nari di sekitarnya. Gaun putih yang ia kenakan membuatnya terlihat seperti putri tidur. Yah, ia memang seorang putri yang sedang tidur, tapi bukan itu yang dimaksud Achromos.

Entah kenapa wajah Chroma terlihat begitu damai. Seperti seorang anak kecil tanpa dosa. Kulitnya putih merona tanpa bercak apa pun kecuali sebuah tahi lalat di bawah matanya. Rambutnya lurus dan mengilap. Bulu matanya panjang dan lentik. Tubuhnya terlihat semakin mungil dengan gaun yang mengembang, membuatnya seolah-olah tenggelam di dalamnya. Tanpa disadari, tangan Achromos menyentuh pipi Chroma. Ia merasakan kehangatan tubuh Chroma yang menandakan bahwa gadis ini benar-benar hidup.

Syukurlah, batinnya.

Chroma tiba-tiba memalingkan wajahnya, membuat Achromos terkejut dan langsung menarik tangannya. Ia lalu menyadari apa yang baru saja ia lakukan.

Aku.. Apa yang sedang kulakukan??

Achromos segera pergi dari sisi Chroma dan keluar dari ruang kerjanya. Ia lalu membanting sebuah guci yang terpajang di lorong.

"Yang Mulia, ada apa?" Seorang laki-laki berseragam militer berwarna putih muncul dari balik pintu ruangan di ujung lorong. Ia lalu menghampiri Achromos yang terlihat kehilangan ketenangannya.

"Cain," katanya dengan suara tertahan. "Usir perempuan itu dari istanaku sekarang juga!"

Cain menatap Achromos dengan tenang, lalu mengangguk tanpa bertanya lebih lanjut.

"Baik, Yang Mulia." Jawabnya.

*

Sepasang tangan menopang tubuh mungil Chroma dengan santai. Chroma merasakan tubuhnya direngkuh dengan lembut oleh seseorang, membuatnya perlahan membuka mata. Ia melihat seorang laki-laki berseragam militer berwarna putih dengan rambut berwarna emas sedang membopong tubuhnya.

"Astaga!!!" Serunya sambil melompat dari gendongan laki-laki itu setelah mencoba memproses apa yang sedang terjadi. Chroma menatapnya dengan pandangan curiga dan waspada--siap menyerang orang itu kapan saja.

Astaga! Buruk sekali!! Aku tertidur?? Sejak kapan aku jadi selengah ini?? Serunya dalam hati.

"Siapa kau? Kau mau apakan aku?" Tanya Chroma.

Laki-laki itu menatap Chroma dengan datar. Sesungguhnya ia malas menjelaskan semuanya pada Chroma, tapi mau tidak mau ia harus menjelaskannya.

"Namaku Cain.. adik laki-laki Raja Achromos." Jawabnya datar.

Chroma terkejut. Ia tidak pernah dengar apa pun soal Achromos memiliki seorang adik laki-laki--hanya dengar ia punya kakak laki-laki bernama Chlari. Lagipula warna rambut mereka berbeda--di Kerajaan Chraz, seluruh keluarga kerajaan berambut hitam legam.

"Ya.. tentu kau tidak percaya." Timpal Cain seolah-olah bisa membaca pikiran Chroma.

"Tidak," kata Chroma sambil menghilangkan tatapan waspadanya. "aku percaya."

Cain menatap Chroma, masih dengan tatapan datar. Ada jeda yang cukup lama--sekitar tiga menit--sehingga Chroma mulai merasa tidak nyaman. Cain masih menatap Chroma.

"Lalu," kata Chroma memecah keheningan. "bisa kau jelaskan kenapa kau tiba-tiba menggendongku?"

Cain menatap Chroma dengan tatapan enggan bicara, namun akhirnya ia buka suara.

"Aku diminta oleh Raja Achromos untuk mengusirmu dari istana. Tapi karena kau sedang tertidur pulas.. aku tidak ingin membangunkanmu.. jadi aku bermaksud menggendongmu sampai ke Kerajaan Hecca."

Chroma melongo mendengar perkataan Cain. Menggendongku sampai ke Kerajaan Hecca? Tidak salah? Batinnya.

"Menggendongku sampai kereta kuda, maksudmu?" Tanya Chroma, mencoba mengonfirmasi dugaannya.

"Ah.." Cain terdiam sejenak. Ia terlihat sedang berpikir. "Aku baru ingat ada kereta kuda."

Chroma kembali dibuat melongo oleh jawaban Cain. Ia jadi semakin tidak yakin Cain adalah adik dari Achromos. Achromos si Raja Kegelapan itu! Sangat tidak mirip!

"Lalu kau bermaksud menggendongku sampai ke Kerajaan Hecca dengan berjalan kaki??" Suara Chroma sedikit menggema di lorong luas itu.

"Iya.." Jawab Cain dengan datar.

"Kau tahu seberapa jauh jarak antara Kerajaan Chraz dan Hecca?"

"Iya.."

"Dan kau berpikiran untuk berjalan kaki ke sana sambil menggendongku?"

"Kau tidak berat."

Chroma benar-benar tidak percaya dengan laki-laki yang ada di hadapannya itu. Makhluk apa dia sebenarnya? Sejujurnya Chroma ingin memukulnya satu atau dua kali karena seenaknya saja menggendongnya, tapi entah kenapa keinginannya surut begitu mendengar jawaban yang keluar dari mulut Cain.

"Bukan itu masalahnya.. Ah, sudahlah!" Kata Chroma.

"Lalu?" Tanya Cain.

"Lalu apa?"

"Kau mau kugendong atau naik kereta kuda?" Dari wajah Cain, terlihat bahwa ia bertanya dengan serius. Chroma terdiam sejenak, menahan perasaannya yang campur aduk.

"Kereta kuda!" Serunya.

--

Hello, everyone! Ada tokoh baru nih namanya Cain. Ahaha, perkembangan Achromos aja masih segitu tp udah ada tokoh baru, I'm so sorry 😅 But anyway, please don't forget to comment and vote, guys! Thanks!

Chroma & Achromos [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang