Chapter 3

71 5 0
                                    

"Jadi,kemarin saya mengatakan bahwa tubuh nona Olivia sudah tak merespon apapun,tetapi dia masih bernafas. Dan kemungkinan rendah untuk nona Olivia sembuh. Perkataan saya ternyata---"
"Jadi,perkataan saya salah. Tubuh nona Olivia dengan cepat merespon semua obat yang saya berikan. Nona Olivia sudah bangkit dari masa sulitnya. Dan dengan itu,nona Olivia sudah bangun dari komanya. Selamat untuk kalian yang dengan tabah mendoakan dan mendukung Nona Olivia. Dan sekarang nona Olivia akan segera dipindahkan keruang rawat inap. Sekali lagi selamat Keluarga Larison" kata dokter membuat hati yang ada disana mencelos bahagia,kaget tercampur jadi satu. Terutama Mr. Dan Mrs. Larison serta the boys.

"Terima kasih dokter. Terima kasih banyak" ucap Mr. Larison akhirnya.

"Sudah tugasku Mr. " dengan itu dokter melenggang pergi.

"Terima kasih atas doa kalian semua" ucap Mr. Larison lagi.

Semua yang ada disitu berpelukan bersama. Mereka bahagia karena akhirnya yang mereka tunggu tunggu tiba. Olivia siuman. Olivia sudah kembali.

The boys dan semua keluarga memasuki ruang rawat Olivia. Saat pintu terbuka terlihat gadis cantik yang beberapa bulan ini memejamkan matanya,sekarang ia sudah membuka matanya. Gadis itu menoleh kearah pintu. Dan betapa terkejutnya ia banyak sekali yang masuk kedalam ruangannya.

"Olivia sayangku. Akhirnya kau sadar. Aku merindukanmu nak". Mrs. Larison memeluk putri semata wayangnya sangat erat.

Olivia bingung. Tapi,ia hanya membalas pelukan mom nya .
Kemudian Mr. Larison ikut memeluk Olivia.

The boys dan keluarganya hanya bisa melihat mereka haru.
Setelah beberapa saat Mr. , Mrs. Larison dan Olivia melepaskan pelukannya.

Mata Olivia melihat kesekelilingnya. Bertanya tanya dengan apa yang terjadi.

"Mom ada apa ini? Kenapa aku disini? Apa yang terjadi? Seperti nya aku hanya tidur setelah sampai diLondon sore itu". Tanya Olivia pada momnya dengan penuh kebingungan.
"Olivia,ingatkah kau bahwa setelah kau tidur sore itu,pada malam harinya kau hendak menghampiri sahabat lama mu huh ? " .

Tiba tiba pikiran Olivia melayang pada malam itu. Yang Oliv ingat kejadian itu 2 hari yang lalu.
Dia ingat bahwa tubuhnya terhempas mobil yang melaju sangat cepat saat ia hendak menyebrang.

Olivia menutup mulutnya. "apa yang terjadi padaku selanjutnya? Lalu siapa mereka?".

"Kau koma 2 bulan lebih sayang. Mereka adalah sahabat lamamu,remember?".

Olivia terkejut dengan perkataan ibunya.
Olivia kembali memandangi mereka satu persatu. Dan benar saja kelima orang pria dihadapannya nampak tak asing.

"2 bulan mom? Sungguh aku merasa hanya dua hari aku tidur mom. Aku bermimpi saat itu banyak orang menangis disekitarku menyebutkan namaku. Tapi aku tak tau kenapa. Saat aku hendak mendekat pada kerumunan itu aku seakan dihempaskan oleh sesuatu. Aku jatuh beberapa saat kemudian aku mendengar seseorang membisikan kata kata penyemangat untukku". Olivia menghela nafas. Semua yang ada didalam ruangan ini hanya mendengarkan.

"Aku handak bangkit. Tapi entah karena apa aku tidak bisa. Lalu setelah beberapa saat. Aku melihat kembali beberapa orang berkerumun Tertawa bergembira sambil menyebut namaku juga. Saat aku ingin menghampiri mereka. Aku didorong untuk memasuki sebuah ruangan putih. Disana terdapat satu pintu yang bercahaya. Aku mendapatkan dorongan untuk masuk kesana. Dan,akhirnya aku tersadar". Jelas Olivia kembali.

Semua orang melongo. Jadi selama dua hari ini Olivia mengetahui hal hal yang terjadi didunia. Saat The boys menangisinya. Saat itu ia kejang. Dan momnya memberikan semangat untuknya.

Lalu hari ini The boys tertawa bahagia karena mengingat masa lalunya. Lalu ia terbangun. Dan dia terbangun.

"Mereka selalu ada disisimu nak" tunjuk Mr. Larison pada the Boys.
Olivia mengalihkan pandangannya ke The Boys.

Dia kembali menelusuri satu persatu wajah mereka

"Leeyum" sebut Olivia saat ia berhasil mengidentifikasi sahabatnya.
"Ha-".
"Neil" ucapan Liam terpotong oleh Olivia.
"Ov-"
"Zack" kembali Niall pun terpotong oleh Olivia. Kali ini Zayn tak coba membuka mulutnya dan membiarkan Olivia mengidentifikasi satu persatu dari mereka. Zayn hanya tersenyum pada Olivia
"Hazz" Harry menganggukan kepalanya.
"Loue" nama terakhir yang disebutkan Olivia.

"Is that you guys?" Gumam Olivia.

"We are!!" jawab mereka kompak lalu mengahambur kepelukan Olivia. Mereka menangis haru dalam pelukan mereka. Para orang tuapun begitu.

"I miss you my boys" Gumam Olivia.
"I miss you too our Girl" jawab the Boys kompak.

Setelah beberapa lama mereka melepaskan pelukan mereka.
"Kalian tau boys malam itu aku ingin kerumah kalian. Aku ingin menemui kalian. Tapi,sayangnya seperti ini...". Olivia menghembuskan nafasnya.

The boys semakin merasa bersalah mengingat yang menjadikan Olivia seperti ini adalah mereka.

"So mom? Siapa yang menjadikanku seperti ini?".

Pertanyaan Olivia menjadi petir dihati sahabat sahabat mereka.
Mrs. Larison pun hanya diam.

"Jujurlah Mom. Itu resiko kami jika Olivia marah pada kami" Tutur Liam pada Mrs. Larison.
Olivia makin bingung dibuatnya.

Mrs. Larison menghembuskan nafasnya.
"Baik honey. Aku akan memaklumi jika kau kecewa pada apa yang aku katakan tentang kejadian ini. Tapi percayalah,mereka tidak bermaksud".

"Mom cepat katakan! Jangan membuat ini semakin rumit".

"Dia adalah sa-sa-sahabatmu Oliv" kata mrs. Larison gugup. Olivia masih mencerna apa yang dikatakan Mommnya. 'Sahabatku?' batin Olivia.

"Who?" tanya Olivia lirih.

"We are" jawab the boys kompak. Olivia menoleh melihat semua wajah sahabatnya menunduk.

"Kalian? Tapi,tidak mungkin . kalian hanya bercanda. Pasti kalian hanya bercanda. Oh c' mon guys aku serius"

"Tidak Ov, kami serius. Malam itu kami hendak mengunjungimu . karena kami tau kau sudah kembali dari America. Setelah menyelasaikan pekerjaan kami. Kami pun hendak menuju kerumahmu. Mobil melaju dengan sangat cepat karena kami tak sabar melihatmu. Dan saat lampu berwarna merah kami tidak mengetahuinya. Hingga kami tidak sengaja menabrakmu yang sedang menyebrang jalan malam itu. Maaf kan kami Ov" jelas Niall. Yang mampu membuat Olivia terperanjat kaget.

Olivia shock. Dengan apa yang dia dengar. Sahabatnya sendiri yang membuatnya koma selama berbulan bulan.

"Maafkan kami Ov, tolong maafkan kami. Kami tau kami bodoh kami sangat bodoh . maafkan kami" mereka menangis dihadapan Olivia.

Olivia sedikit kecewa. Tapi,dia berpikir toh  ia baik baik saja. Dan the Boys sudah mau mengakui kesalahannya. Apalagi The boys adalah sahabat lama Olivia dan sahabat satu satunya Olivia. Jadi Olivia tidak akan marah besar.

"Oh my boys. I'm okay right now. Mungkin aku kecewa. But remember guys y'all are my best friends. The only my best friend i ever had. Don't you dare to think i'm angry and hate you boys. Ov here to Hold you guys,for support you,for always right by your side. I'm your Ov guys! C'mon give me A goup big hug"

The boys kaget melihat respon Olivia yang tidak marah. Meski ia kecewa. The boys segera memeluk Olivia dengan erat.

"I love our Ov. We always Love you. Thanks for give a apologies for us. We say massive thank you. We are stupid for make you hurts" ucap Harry.

"I love you too My boys. Always Love you. I know y'all are stupid sometimes. But,its okay guys forgive and forget. So... Don't do that again. Kalian beruntung kalian menabarak aku. Bagaimana jika itu orang lain. Dan kalian akan diperkarakan kepolisi? Aku tidak akan bisa menemui kalian lagi. Dan harus mengunjungi kalian disel" cerocos Olivia diddalam pelukan mereka.

"Kami tidak akan mengulanginya lagi Ov. Kami akan lebih hati hati. Dan tidak ada yang beruntung disuatu kecelakaan Ov. Dan kami lebih memilih menabarak orang lain daripada kau Ov." kata Zayn.

"Lebih baik tidak menabrak siapa siapa boys. Hidup kalian akan aman jika tidak  berbuat ulah percayalah" kemudian mereka semua tertawa.

OliviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang