Part 15

7.7K 571 22
                                    

***
Kalvyn's POV.

Aku mendengus kasar karena telah menunggu Shakila 1 jam lebih di cafe ini.

"Dia kemana sih?" Gerutuku. Aku melirik jam ditanganku, jam 4 sore.

"Shit, she so sucks," umpatku.

"Vyn! Sorry ya udah bikin lo nungguin gue, tadi itu ada hal penting yang harus gue kerjakan, perjuangan sehidup semati gue."

"Gosh, bacot. Ayo mending kita langsung belajar," ucapku dingin.

"Tapi gue laper sama haus." Aku menatap sinis kearahnya.

"Belajar dulu baru makan."

"Yah Vyn, gue itu membutuhkan tenaga untuk memulai sesuatu pekerjaan. Apalagi tadi gue habis berjuang banget kan. Jadi gue membutuhkan energi kembali."

"Bacot."

"Mbak! Sini!" Teriak Shakila memanggil salah satu pelayan disini. Aku memutar bola mata sebal melihat tingkahnya.

"Mbak saya pesan nasi goreng seafood satu, green tea latte satu sama kentang goreng satu ya. Gak pake lama karena saya udah lapar kebangetan."

"Baik saya ulangi pesanannya, nasi goreng seafood satu, green tea latte satu sama kentang goreng satu. Ada tambahan lagi?"

"Errr itu dulu deh mbak."

"Oke sebentar ya." Shakila mengangguk lalu menoleh kearahku.

"Ayo kita mulai lagi!" Ucapnya lalu mengeluarkan buku matematikanya.

"Gue jelasin materi ini dulu, nanti gue kasih soal dan lo mesti jawab." Aku pun menjelaskan materi padanya, Shakila tampak hanya mengangguk-angguk saja.

"Sekarang lo kerjain nomor 1 sama 2, nanti gue periksa."

"Ohh gosh!" Ucapnya lalu mencoba mengerjakan soal yang aku buat. Aku memperhatikannya sambil memakan kentang goreng punyaku.

"Merde! Je ne comprends pas du tout. (Sial! Saya gak ngerti sama sekali)" Aku menganga mendengar Shakila berbicara dengan accent Perancis.

"Pourquoi vous vue je tel?" Aku masih terdiam berdecak kagum.

"WHAT THE HELL?!" Teriaknya lalu menutup mulutnya.

"Accent Perancis lo sangat kental ya. Are you Prancis girl?" Ucapku menatap matanya lurus. Dia tampak terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Uhhh anu itu..." Aku menaikkan satu alisku. "Gue les bahasa Perancis! Ya gue les bahasa Perancis!" Ucapnya menyengir.

"Tapi kenapa gue gak percaya ya?" Ucapku menatapnya dengan seperti intimidasi.

"Merde! Fine, gue emang blasteran Perancis-Indo-NewZealand. Puas?" Aku mengedikkan bahuku.

"Pantes lancar banget bahasa lo."

"Papa gue asli Perancis sedangkan Mama gue Indo-NewZealand." Mataku terbelalak saat menyadari bola mata milik Shakila.

"Bola mata lo! Ternyata bola mata lo bukan hitam tapi cokelat terang."

"Quel con!" Ucapnya lalu memukul dahinya.

"Gosh! Can you speak in english, huh?"

"Sorry sorry kebawa," ucapnya menyengir, aku memutar bola mataku. "Btw gue sebenarnya pake soft lens gitu, males aja sih soalnya terang banget mata gue."

"Pantesan," ucapku cuek.

"Eh btw, Keenan matanya kok biru? Sedangkan lo cokelat terang?"

"Bunda matanya biru, Ayah cokelat."

The coldest boy & the bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang