Part 6

8.5K 630 18
                                    

***
Kalvyn's POV.

Ini sudah sebulan semenjak aku bersekolah di Gandaria High School. Selama sebulan itu pula banyak cewek-cewek aneh yang mengangguku. Ntah itu memberiku bekal, memberi cokelat, memberi barang apapun itu di atas mejaku.

Aku risih, sangatlah risih jika hidupku diganggu seperti itu. Apakah mereka tidak punya rasa malu? Apakah mereka pernah berfikir lebih baik memberi makanan untuk orang yang lebih membutuhkan?

Kenapa mesti memberi aku barang yang jelas-jelas bisa aku beli sendiri? Ntahlah, menurutku masa SMA lebih aneh dari masa SMPku dulu.

"Kalvyn!"

"Pagi, Kalvyn!"

"Pagi, Pangeran Frozen."

"Pagi, ganteng."

"Hai Vyn, nikah yuk?" Seperti itulah panggilan ketika aku lewat koridor kelas 10, itu belum seberapa ketika Aku lewat koridor kelas 11 serta 12.

Aku pun menuju lokerku di dekat kamar mandi karna aku ingin mengecek apakah buku Biologiku tertinggal di sana atau tidak.

Saat aku membuka lokerku seperti biasa, surat-surat memenuhi lokerku. Aku bukanlah cowok yang suka tidak menghargai pemberian orang lain, surat-surat itu aku letak di kotak besar di rumahku untuk kenangan semasa Aku SMP sampai Kuliah.

Brownies? Cokelat? Pasti aku makan tetapi saat aku di rumah, paling tidak jika sepupuku main ke rumah ataupun Dante, mereka bisa menjadi bahan penghabis stok makanan di kamarku.

Tapi bagaiman mereka tau kalau aku doyan makan? Aku sangat suka Black Forest, Cheese Cake, Brownies serta makanan ringan.

Oke cukup cerita tentangku karena tujuanku ke sini untuk mencari buku biologi.

Aku memindahkan surat ke tasku lalu mengambil buku biologi yang aku cari sejak tadi.

Aku pun menutup loker milikku.
"HAI!" Aku terlonjak kaget, lagi-lagi Aku hampir terjatuh.

"Hehe maaf ya, Vyn!" Aku memutar bola mata malas, kenapa mesti cewek ini lagi?

"Lo tau gak? Gue dari tadi nyariin lo dan ternyata lo di sini," ucapnya tersenyum lebar, aku menghela nafas.

"So? Gue perduli?"

"Lo harus perduli dong! Seorang Jeremy Sergioza Kalvyn Darke harus perduli dengan wanita nan cantik ini, Shakila Florence Dixon." Ya, cewek itu adalah Shakila, orang yang selama sebulan ini mengangguku dengan tingkah aneh.

Dialah satu-satunya perempuan yang mendekatiku dengan cara yang sangat aneh. Menganggu dengan suara cemprengnya, dia itu centil tetapi berpakaian seperti orang tomboy.

Makin aneh, okay?

"Stop ganggu hidup gue, okay?" Ucapku halus tetapi terdengar dingin menurutku.

Dia menggeleng, sial. "Sampe kapanpun gue gak bisa berhenti gangguin hidup lo, karna menurut gue lo tuh menarik!" Aku menghela nafas malas harus berdebat terus dengannya.

"Terserah lo," ucapku lalu pergi meninggalkannya.

"Lo tuh kok hobby banget sih ninggalin gue? Itu tuh sebuah sikap yang tidak sopan tau gak?"

"Gak tau."

"Vyn! Gue bukan kayak cewek lain di sekolahan yang berharap jadi pacar lo, ngegodain lo, ngeflirt lo, ngecrush lo. For god sake! Gue gak ada niatan gitu." Aku menghentikan langkahku, begitu pun dengan dia.

"Sama aja, Shak," ucapku kesal.

"Beda Vyn, gue cuma mau jadi teman lo. Cuma itu doang, gue banyak teman cowok dan menurut gue lo itu beda, makanya gue mau nambahin lo ke koleksi daftar temen-temen cowok gue. Kan keren tuh gue punya temen cowok yang cool, dingin beh."

The coldest boy & the bad girlWhere stories live. Discover now