Part 3

10.8K 657 7
                                    

***
Kalvyn's POV.

Aku mengikuti para sepupu serta saudaraku yang kini sedang berjalan menuju danau. Mereka begitu antusias saat melihat danau yang memang menurutku indah dan terawat ini.

"Fotoin dong!" Teriak Kak Caralea, aku hanya tersenyum tipis melihat para sepupuku yang sangat narsis.

"Mana hp lo? Tapi nanti fotoin gue juga ya?" Aku tertawa terbahak-bahak mendengar Bang Azraff yang mengatakan hal itu.

"Gila Bang, gue kira lo anak basket yang cool, cuek, songong. Eh gataunya narsis juga ya," ucapku menggeleng-gelengkan kepala.

"Yeeee gue bukan lo kali, Vyn." Aku hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Bang Azraff.

"Seva! Fotoin gue! Sampe kaki ya biar kayak anak jaman sekarang gitu, terus usahain gue terlihat kurus difoto," celetuk Kak Tifa.

"Lo itu udah kurus banget kali Kak! Pake bilang usahain terlihat kurus segala," cibir Keenan.

"Mau sekurus apa lagi, Kak? Ceking gitu sampe tulang kelihatan?" cibir Denissa.

"Tau gak? Tifa lagi menjalani prosesi diet alami. Padahal kan badannya udah pas gitu, tinggi semapai dan montoks," ucap Bang Azraff menaik-naikan alisnya.

"Kalo di London mah badan kayak Kak Tifa dicari banget loh, daftar jadi model Victoria Secret aja kak," ucap Austin cengengesan.

"Gak ada yang mau beli produk VS yang ada pas tau modelnya kayak die ni," ucap Bang Rian polos dan kami semua tertawa.

Okey akan aku jelaskan soal usia mereka.
Kak Tifa dan Sevanya seumuran, mereka sekarang kelas 12 SMA. Bang Azraff dan Kak Caralea juga seumuran, mereka sekarang kuliah semester awal. Bang Rian diantara kami paling tua karna dia sekarang semester tiga. Denissa seumuran denganku serta Caty dan Austin satu tahun di atasku.

Sebenarnya sepupuku bukan mereka saja, tetapi sepupuku yang lainnya tinggal di luar kota serta luar negeri. Seperti Shaliza, Kak Deandra serta Bang Deon. Mereka merupakan anak dari Tante Jesy. Mereka sekarang tinggal di New York.

Bang Deon sudah kerja. Kak Deandra, dia seumuran dengan Bang Azraff, sedangkan Shaliza satu tahun di atasku.

Bang Azraff dan Atiffah merupakan anak dari Tante Aya dan Om Rafa, Austin dan Caralea merupakan anak dari Tante Rissa dan Om Joey, Caty dan Adriano merupakan anak Om Thoriq dan Tante Sesy. Denissa merupakan anak dari Tante Elvira serta Om Alqa.

Cukup sudah cerita tentang keluargaku.

Karena bosan, aku pun memilih untuk berjalan-jalan menjauhi para sepupu serta sodaraku.

"KALVYN!" Ucap seseorang dari belakangku. Aku terkejut dan nyaris terjatuh.

"HA HA HA!" Ada seseorang yang tertawa terbahak-bahak, aku pun menoleh ke arah belakang.

"Sial," umpatku pelan.

"Lo ngapain sendirian lagi?"

"Kepo."

"Lo bisa jalan bareng gue kok kalo gak ada temen, gue siap lahir batin kok, Vyn."

"Gak," balasku datar.

"Apa lo butuh temen ngobrol? Gue siap kok jadi temen ngobrol lo sampe gue tua pun gue siap."

"Mupeng."

"Apa lo lagi ada masalah? Lo cerita aja, Vyn. Sama gue mah woles aja."

"Gak."

"Tenang aja, Vyn. Gue ini gak kayak cewek-cewek disekolahan yang kayak 'Aaaaaa itu Kalvyn kan? Gila dia ganteng banget' 'astaga Kalvyn ganteng binggo' bukan gue banget." Aku pun menoleh kearahnya melihat penampilannya, memang sih kelihatannya dia tomboy.

Bagaimana aku bisa mengatakan dia tomboy? Dia memakai kaos putih serta celana selutut, pake sepatu vans serta pake snapback. Tetapi tetap saja dia sangat agresif dan aku tidak suka cewek agresif.

"Ngaca, please," ucapku tersenyum sinis.

"Seengaknya gue setiap ketemu sama lo gak pernah bergelayut ditangan lo kayak yang dilakukan Denissa." Aku menahan tawa dengan pemikirannya, Denissa satu sekolahan denganku, dan dia juga ikut kelas akselerasi, jadilah dia seangkatan lagi denganku.

"Soktau lo," ucapku datar.

"Lah gue beneran, dia itu centil banget sumpah. Kenapa setiap gue liat lo bareng dia di kantin, dia selalu kayak manja gitu sama lo?" Gimana ngga manja, orang gue sepupu deket dia. Gue malahan sayang banget sama dia walaupun gak sesayang gue ke Sevanya sih.

Sebenarnya aku ingin menjawab itu, tetapi menurutku itu sangat hal pribadi. Biarlah dia mengatakan kalau Denissa manja lah blablabla.

"Karna gue sayang dia dan sebaliknya dia juga sayang gue," ucapku menggedikkan bahuku lalu berjalan menjauhkan dia dengan tampang cengonya.

"VYN TUNGGUIN!" Teriak seorang wanita berlari kearahku.

"Jadi lo pacaran sama dia?"

"Sama siapa?"

"Denissa."

"Gak."

"Terus kok lo bisa bilang 'kalo lo sayang dia dan begitupun dia sayang sama lo'?"

"Kepo."

"Kalvyn! Seriusan ih!"

"Sksd banget sih."

"Gue kan sekarang udah jadi temen lo, lihat aja lo mau ngobrol lama sama gue."

"Mupeng," ucapku cuek lalu pergi menjauh darinya.

"Kalvyn! Lo kemana aja sih?" Ucap seorang wanita berlari ke arahku saat Aku telah tiba di villa.

"Gue bosen jadi gue milih untuk jalan-jalan aja," ucapku tersenyum tipis.

"Ya seenggaknya lo izin kek apa kode gitu, biar gue gak khawatir sama lo. Gue kira kan lo hilang gitu ato di culik hantu." Aku tertawa karna pemikiran tidak masuk akal dari Denissa.

"Ngga lah Sasa, yaampun. Gue gakpapa," ucapku mengacak-acak rambutnya.

"Kan udah gue bilang, Sa. Kalo dia bisa jaga diri," ucap suara bass yang sangat aku kenal.

"Ya gue kan tetep khawatir aja!" Aku mengacak-acak rambut Sasa lagi.

"Gue ke kamar dulu ya, oh ya Nan gue minjem PSP lo ya."

Akupun berjalan menuju kamar dan menghempaskan badanku di kasur. Aku mengambil ponsel yang sengaja aku tinggalkan di atas nakas dan menghidupkannya.

Tidak terlalu banyak notifikasi karna aku sengaja tidak membuat banyak social media. Hanya Line dan snapchat, kenapa aku memilih snapchat? Karna aku lebih memilih aplikasi yang real dan live.

Saat aku ingin meletakkan ponselku di atas nakas, notifikasi dari line pun berbunyi.

"Kayra Latissa Arzurra : Hai, Oza!" Deg, Kayra menghubungi aku lagi? Okey, Kayra Latissa Arzurra adalah anak dari Tante Ardra sahabat Bunda. Nama panggilannya sebenarnya Tissa, tetapi kami sepakat harus memanggil nama khusus.

Dia memanggilku Oza dan Aku memanggilnya Ira.

"Jeremy Sergioza Kalvyn Darke : Hai, Ira!:)"

"Kayra Latissa Arzurra : Gue kangen banget sama lo, Za!" Aku tertawa gentir.

Sahabat yang sangat aku sayangi yang dulu pernah meninggalkanku bagaimana sekarang bisa mengatakan sebuah kata 'kangen'?

"Jeremy Sergioza Kalvyn Darke : Gue kangen banget sama lo."

Hanya dengan Ira aku tidak cuek seperti teman sekolahanku, karna menurutku dia spesial.

Ya dia spesial, tetapi dulu.

The coldest boy & the bad girlWhere stories live. Discover now