Part 8

7.7K 589 22
                                    

***
Kalvyn's POV.

Aku terbangun karena jam weker yang terus berbunyi meminta si pemilik untuk terbangun dari tidurnya. Merasa kesal, aku pun mau tidak mau bangun juga.

Tok... Tok... Tok...

"Kalvyn, bangun sayang kamu kan hari ini harus datang cepet ke sekolah," ucap suara yang sangat aku kenali, Bundaku. Aku menaikkan satu alisku bingung dengan ucapan Bunda.

Aku menepuk dahiku sadar akan sesuatu. "Astaga! Gue kan hari ini camping!"

"Kalvyn! Kamu udah bangun belum sih? Kok pintunya pake acara dikunci segala?" Awalnya memang lembut, akhir-akhirnya juga ngomel. Itulah Bunda.

"Iya, Bun! Ini Kalvyn udah bangun dan mau siap-siap." Teriakku lalu mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.

"Pagi, Bun, Yah," sapaku saat tiba di ruang makan.

"Pagi, Kalvyn," sapa mereka balik, aku memperhatikan Ayah yang telah siap dengan pakaian kantornya, Bunda yang  masih memakai pakaian rumahannya.

"Bunda gak ke kantor?" Tanyaku lalu duduk di bangku kiri Ayah.

"Bunda hari ini mau ke rumah Nenek kamu, Tante Jesy pulang soalnya," ucap Bunda sambil memberiku sarapan roti yang telah dioles dengan selai blueberry.

"SERIUSAN BUN? TANTE JESY KE SINI?" Bukan, itu bukan suaraku, mana mungkin aku terlalu berlebihan seperti itu.

"Jangan suka teriak-teriak, Sevanya. Gak sopan," ucapku tanpa minat melihat kearahnya.

"Pagi-pagi udah ngajak ribut aja, udah sono cepetan berangkat, lo kan camping."

"Hmmm..."

"Keenan mana, Seva?" Tanya Ayah.

"Keenan tadi pas Seva teriakin dia bilang bentar lagi turun, Yah."

"Pagi semuanya!" Nah itu dia, baru saja diomongin dengan Ayah dan Sevanya. Keenan seperti biasa duduk di sebelahku.

"Vyn, lo kelompok berapa?" Tanya Keenan berbisik tetapi menurutku suaranya bisa didengar oleh yang lainnya.

"Keenan, makan dulu, ngomongnya pas udah selesai makan dong," tegur Bunda, sudah kubilang.

"Iya, Bun maaf hehe."

"Kalvyn, Keenan berangkat bareng Ayah ya," ucap Ayah setelah sarapan pagi telah selesai.

"Oke, Yah."

"Yah! Sevanya pengen berangkat bareng Ayah juga, Sevanya udah lama banget gak dianter Ayah ke sekolah lagi," ucap Sevanya dengan muka cemberut.

"Dasar anak kecil," cibirku.

"Sirik ae lu," balasnya.

"Udah, udah. Nanti kamu pulangnya gimana? Ayah sama Bunda gak bisa ngejemput kamu, sama Pak Usman aja ya dijemputnya?" Ucap Bunda.

"Sevanya pulangnya sama Jacob aja, Bun," ucap Sevanya tersenyum lebar.

"Lo balikan sama Jacbo?!" Ucap Keenan dengan suara yang memekakkan.

"Jacob, Keenan."

"Iya iya, Jacob. Alah lu gayaan kemaren curhat sama gue bilangnya gak bakalan mau lagi balikan sama dia."

"Yeeee, siapa juga yang balikan, kita cuma menjalin hubungan sebagai teman yang baik."

"Halah gayaan," cibirku lagi.

"Udah, udah. Ayo kalian berangkat sekarang, kalo kamu mau bareng sama Ayah ayo berangkat sekarang," tegur Bunda pada Sevanya. Kami pun pamit kepada Bunda.

The coldest boy & the bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang