Feel Hard (Bagian 1)

720 39 3
                                    

Betapa sulit ketika cinta itu mulai tumbuh...

Betapa sulit ketika cinta itu mulai menuntut...

Dan

Betapa menyulitkan ketika aku sadar bahwa aku bisa atau tidak sama sekali memiliki tempat di hatimu...

***Feel Hard***

Baru saja menyelesaikan pendidikan strata satunya,kini Seo Joo Hyun harus disibukkan dengan rutinitas di toko kue yang dirintis sang sepupu,Jung Sooyeon. Meski cukup melelahkan,akibat banjir pesanan,Seo Joo Hyun bahkan masih terlihat akan menikmati kesibukannya sampai datang Jung Eunji--adik kedua Sooyeon--dan memperingatinya. Namun,terkadang,pertanyaan yang terus berkelabat dikepalanya seringkali masih menggangguinya--walaupun imbasnya tidak sampai pada hasil kerjanya.

'Bukannya kau sudah memiliki tunangan yang mapan dan sudah menyelesaikan kuliahmu,Seo-a? Apalagi hal yang kau cari,ketika kau dapatkan apa yang para gadis seoul dambakan?'

Terus terang, bahkan ketika mendiskusikan ini dengan Sooyeon--yang notabene lebih tua darinya--Seohyun tak menemukan jawaban. Sekalipun dengan mencoba mengingat bayang Joonmyun. Tidak sama sekali.

Namun belakangan... Ingatan masa lalu, yang perlahan muncul ke permukaan,memunculkan satu hipotesa yang mungkin seharusnya tidak terpikirkan olehnya.

'Mungkin sebagai pengalihan'

Ya. Semestinya tidak. Dan lagipula,hal apa yang perlu dia alihkan?

Pemikiran itu kembali menggangguinya ketika Eunji kemudian memasuki dapur setelah membanting pintu dengan cukup keras "Seohyun eonni!"

"Eoh, Eunji-a? Waeyo?"

"Ikut aku!"

"Eodiga?"

"Jangan bertanya. Lepaskan saja apron itu, lalu ikut denganku"

.

.

.

"Kenapa harus disini,Eunji?!" Seohyun menggeliat, mencoba melepaskan diri dari cengkraman tangan Eunji yang agak kencang. Seohyun mendengus begitu sepupunya yang kadang menyebalkan itu menariknya ke meja yang letaknya berada di sudut ruangan. Tempat favorit Seohyun di kafe tersebut berubah menjadi tempat yang tidak ingin dia duduki begitu matanya mendapati sosok lain yang telah lebih duluan berada disana.

"Sudahlah nanti kau juga akan..eoh,Luhan sunbae!" Eunji melambai-lambaikan tangannya dengan sebelah tangan seohyun yang masih digenggamnya

Laki-laki yang tengah menyesap kopi itu menoleh,agak terkejut mendapati sosok Eunji bersama seohyun yang makin mendekat ke meja. Laki-laki itu tersenyum tipis "annyeong,"ujarnya

Begitu sampai di meja,segera Eunji menggeser posisi kursi dan duduk,membiarkan seohyun yang masih berdiri diam

"Ayo duduk"hingga suara Luhan secara tiba-tiba menyadarkannya. Membuat Joohyun menoleh

"N-ne?"

"Duduklah... Bukankah tidak nyaman jika terusan berdiri?"Luhan berkata seraya menunjuk satu kursi kosong tepat di sampingnya. Dengan pasrah,seohyun akhirnya memilih duduk karena dengan begitu mungkin Luhan tak berpikir mengajaknya mengobrol walaupun duduk di samping laki-laki itu juga bukan sesuatu yang mengenakkan.

Seohyun pun duduk dan langsung berdiam diri setelahnya. Eunjilah yang kemudian memulai pembicaraan setelah hampir beberapa menit suasana didominasi keheningan "Luhan sunbae"

Laki-laki itu menoleh "Eoh,waeyo Eunji-sshi?"

"Kudengar kau sudah menikah. Benarkah itu?"

Mata Eunji kemudian melotot,seolah menuntut pria dihadapannya itu untuk memberi jawaban. Sesekali,pandangan gadis itu juga terarah pada sang sepupu yang Eunji sadari betul perubahan raut wajah,walaupun dia tak cukup mengerti ekspresi itu menunjukkan perasaan seperti apa.

Luhan memejam sebentar,kemudian melempar senyum pada juniornya itu "ya"

Satu kata yang menjadi jawaban itu mencekat napas seohyun sebentar,membuatnya terhenyak. Namun sesegera mungkin dia mengendalikan pergerakan tubuhnya,mencoba tenang meski tak dipungkiri jawaban sesingkat itu membuatnya lupa untuk menghirup udara.

Secara jujur,hati dan gerak tubuhnya menunjukkan betapa keduanya bagian ini masih benar-benar mengharapkan lelaki itu untuk tidak mengatakannya. Masih mengharapkan ada bahagia dan tegang bersamaan, seperti beberapa menit yang lalu, atau bahkan jingkrakan akibat senang berlebih akibat sebuah ketidakjelasan status lelaki untuk seohyun. Dia tak ingin tahu... Secara jujur... Dia belum mampu menerima kenyataan bahwa laki-laki yang pernah benar-benar dia cintai telah menemukan pendampingnya.

Sementara seohyun tengah bergelut dengan perasaannya,Eunji secara tiba-tiba berkata, "jinjjayeyo,sunbaenim?! Aigo~"Euji menggeleng "pasti para gadis yang memujamu telah menghabiskan airmata mereka atau bahkan mendoakan kebahagiaanmu dengan terpaksa"

Luhan tersenyum mendengar celotehan juniornya itu. Baginya,meski celotehan Eunji sama sekali bukan sesuatu yang pantas dia tertawakan,dia akan tetap menghargai usaha junior yang dia anggap sebagai adiknya itu sebagai sebuah lelucon. Tersenyum,cara Luhan memberi penghargaan itu.

"Aku tidak berpikir bahwa aku sepopuler itu,Eunji-sshi" luhan mengelak, dan Eunji mengibas-kibaskan tangannya dihadapan laki-laki itu "Agak berlebihan rasanya"

"Heih~ Sekarang kau bahkan merendahkan diri,sunbae? Kau itu sangat populer tahu!"

"Benarkah? Hm..."

"Yap!  Salah satu penggemar beratmu juga ada disini, tanyakan langsung jika tak percaya"

Pernyataan Eunji kontan melebarkan mata seohyun. Gadis itu mengangkat wajahnya dan mengarakan tatapan tajam kepada sang sepupu,yang dibalas Eunji dengan pelototan tak kalah tajam "wae?! Aku hanya sedang mengatakan sesuatu yang jujur,eonni! Lagipula itu kan hanya bagian dari cerita lalu,jadi kau tidak perlu sungkan lagi untuk menceritakannya secara gamblang,bukan?"Eunji berkata panjang lebar,membuat logika Seohyun bergelut dengan hatinya--lagi---. Disatu sisi,dia membenarkan pernyataan Eunji,bahwa itu adalah masa lalu. Itu adalah cerita lama,yang bahkan mungkin tidak meninggalkan kesan berarti sekalipun Luhan mengetahuinya. Tetapi,disisi lain,ada sesuatu yang dia inginkan untuk tidak diketahui Luhan. Dia tak ingin Luhan mengetahui itu.

Bahwa dia pernah benar-benar mencintai Luhan? Salah satunya. Tapi,

ah... Bukan itu.

Ada yang lainnya.

"Benarkah itu,joohyun-sshi?"

...

Bagian 1, berakhir...

Feel Hard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang