Part 2

54 2 0
                                    

Selama perjalanan menuju bandara aku mengeluarkan iPhone dan mendengarkan musik dengan earphone dan melihat pemandangan dari kaca. Kemudian sampai juga di bandara. Pun aku bergegas turun dari taxi berlari kecil ke bagasi untuk menuruni koper sementara pak supir menbantu menuruni koperku.

"Thank you, Sir" aku membungkuknya badan sambil tersenyum kecil kepada supir taxi tersebut. Fyi dad sudah membayarnya dahulu tarifnya.
"Don't mention it!" jawabnya semangat dan membalas tersenyum.

Aku sedikit merasa takut karna ini kali pertamaku naik pesawat dan sendiri.

Ya. Sendiri.

Tiket yang mom pesan secara online sudah ku pegang lalu bergegas memasuki area tersebut kemudian mengantri pada loket yang tersedia.
Setelah mendapat boarding pass aku berjalan menuju ruang tunggu sebelum penerbangan. Penerbanganku pukul 08:00 pagi. Sambil menunggu aku lanjut mendengarkan musik. Menunggu kurang lebih 30 menit akhirnya penerbangan tiba. Aku pun bergegas memasuki pintu pesawat. Lalu aku mencari Seat 36J Gate 12. Yap dapat! Aku memasukan tas kecilku kedalam box diatas,hanya mengambil yang perlu saja seperti iPhone,earphone,powerbank.

Akhirnya take off.

Butuh waktu sekitar 7 jam 30 menit untuk sampai bandara New York.

"Finallllyyyyy"

Tidak terasa akhirnya pun aku sampai di John F Kennedy International Airport (JFK). Aku pun membuka box untuk mengambil tas kecilku bergegas keluar pesawat. Punggungku pegal sekali duduk berjam-jam tapi untungnya tidak mengalami penat atau pusing karena aku tidur selama perjalanan sangat pulas.
Kemudian mengambil koper-koper, menarik pangkalnya menarik mereka dan bergegas keluar.

"Steinfield!!!" Seorang wanita memanggilku dari kejauhan sambil melambaikan tangannya. "Yes i am" jawabku canggung sambil melepaskan earphone. "Hi! aku Shaylee, Shaylee Ferguson apakah masih ingat?" ucapnya dengan terus menepuk dadanya untuk menyakinkan Jensen.

Aku pun teringat dan langsung menyambut tante Shaylee dengan pelukan hangat. Tante Shaylee adalah teman lama mom. Mom pasti memintanya untuk menemani juga mengantar dimana aku akan tinggal juga tempat kuliah ku disini. Sebelumnya, dia pernah tinggal di London dan rumah kami hanya berjarak 2 rumah saja. Dia sering mengunjungi rumah kami untuk sekedar mengobrol dengan mom. Tapi tante Shaylee dan suami memutuskan pindah ke NYC karena suaminya diterima bekerja di perusahaan besar New York City. Suami dari tante Shaylee pekerja keras dan kaku. Aku masih ingat tante Shaylee menelepon mom pada pukul 12 tengah malam untuk minta diantarkan ke kantor untuk menjemput suaminya. Mom yang sangat panik mendengar keluhan tante Shaylee membuat suara bising yang membuat aku terbangun dari tidur mendengar percakapan mereka. Pada saat itu tante Shaylee menelepon suaminya hingga 50 panggilan tapi tidak diangkat. Ternyata suami tante Shaylee tertidur di meja kerjanya demi mengerjakan proyek kantor yang akan di presentasikan dalam waktu 3 hari lagi. Sejak itu mom membantu menasihati suami tante Shaylee agar mengatur waktu kerja dan waktu istirahat. What a workaholic! Batinku. Sejak kejadian itu dan suaminya sudah diterima di perusahaan besar NYC mereka memutuskan akan menetap.

"Yaa tentu" Aku melepaskan pelukan lalu tersenyum.

"Sini tante bantuin bawa kopermu"

"Gak usah tante aku bisa sendiri kok"

"Udahh gak apa-apa. kamu kerepotan"

"Yaudah deh kalo tante maksa ,makasih tante hehe"

"Iya sama-sama so How are you?"

Is it right ???Where stories live. Discover now