01. Tentang Mereka Yang Dipertemukan

6.2K 158 24
                                    

don't forget to vote and comments
guys, ur feedback will be appreciated.

happy reading!

-

-

Ramainya suasana di salah satu tempat yang sedang ia kunjungi tidak membuatnya menjadi anak kecil yang diam pemalu dan kaku. Gadis dengan setelan abu-abu beserta rok selutut warna senadanya itu sedari tadi tidak berhenti memakan es krim cokelat kesukaannya sambil bermain dengan teman yang seumuran dengannya.

Gadis kecil itu sedang ikut bersama mamanya, mendatangi sebuah acara reuni sekolah disuatu tempat yang ia tidak kenal itu dimana karena ia hanya menuruti permintaan sang mama.

Pergerakan tangannya untuk melahap satu suapan es krim itu terhenti sejenak ketika netra bersihnya tidak sengaja melihat dua orang yang baru saja datang dari arah pintu masuk. Ia berasumsi kalau itu teman sang mama yang membawa anaknya juga untuk mendampingi acara sama seperti yang lain.

Namun, si gadis polos berumur sepuluh tahun ini merasakan hal lain ketika pertama melihat seorang laki-laki dengan setelan kaos berwarna merah simple serta celana jeans. Rambutnya sedikit berantakan yang membuat laki-laki itu terlihat lebih keren. Gadis kecil itu mengira-ngira kalau laki-laki itu seumuran dengannya atau mungkin sedikit lebih tua darinya, karena laki-laki itu lebih tinggi.

Laki-laki itu duduk di kursi sofa dimana mamanya juga duduk dekat dia sembari berbincang dengan ibu si laki-laki kecil ini.

"Aku kesitu dulu ya, nanti kita main lagi," ucap Azura, si gadis kecil tadi. Ia tersenyum ramah pada teman barunya dan meletakkan sepiring es krim yang tidak jadi ia lahap di atas karpet lalu pergi menuju sang mama.

"Ma," panggil Azura. Dua perempuan yang sedang bicara langsung mengalihkan atensinya menoleh ke arah gadis kecil yang memiliki pipi bulat.

"Iya sayang? Zura kenapa gak lanjut mainnya?" tanya Arin, mamanya. Azura menggeleng pelan, gadis kecil itu melihat ke arah teman mamanya yang membawa anak laki-laki tadi. 

"Zura, ini Tante Dita. Sahabat Mama, salim dulu," kata sang mama. Azura yang disuruh itu pun langsung menyalami Dita. 

Dita tersenyum ramah. "Hai Zura, kamu cantik banget," puji Dita yang membuat Azura tersenyum tipis. Kemudian wanita berusia kepala tiga itu menoleh ke arah anak laki-lakinya yang sedang sibuk sendiri dengan ponsel ditangannya. Dita menyenggol pelan siku anaknya, membuat anak laki-laki berusia dua tahun di atas Azura itu menoleh ke arah ibunya.

"Kenalan sama anak temen mami, jangan main aja Arka," tegur Dita. 

Anak laki-laki itu mendengus. Ia menatap malas ke arah Azura. "Arkalan," 

"Salaman Arka," suruh Dita yang membuat Kalan kecil lagi-lagi mendengus malas. Anak laki-laki itu mengulurkan tangannya. "Panggil Kalan," 

Azura dengan senang hati menyambut uluran tangan Kalan. "Azura," jawab gadis kecil itu. Kalan tanpa basa basi lagi melepaskan uluran tangannya.

"Arka main gih sana sama Zura. Zura main sama Kak Arka ya?" bujuk Dita pada dua anak yang usianya tidak beda jauh untuk saling akrab. 

Kalan sudah menatap maminya dengan memelas, tapi Dita tetap menyuruh anak laki-lakinya itu untuk pergi bermain melalui raut wajahnya yang cukup serius. Azura mendengar laki-laki di depannya menghela napas, Kalan memberikan ponsel yang ia pegang pada maminya.

"Ya," ujar Kalan. Laki-laki itu berjalan mendahului Azura dengan wajah datar. 

"Ma, Tan, aku main dulu ya," pamit Azura sopan. Setelah mendapat anggukan sebagai jawaban, Azura mengikuti jejak langkah Kalan kecil. 

(1) No One But You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang