29. Troubles The Heart

Start from the beginning
                                    

"Percepat lah, aku akan mengantar mu ke kampus" ucapnya lalu pergi. Sepertinya ada seseorang yang cemburu tetapi terlalu tinggi hati untuk mengakuinya

Setelah Alexander pergi, aku kembali menghubungi Kai dan memberitahunya dia tidak perlu menjemput ku.

Dalam perjalanan, Alexander tidak mengatakan apapun, ia hanya diam, yang membuat seluruh ruangan dalam mobil sangat sunyi, bahkan radio pun tidak menyala. Jadi saat tiba-tiba HPnya berdering memecah hening, aku sungguh terkejut, membuat Alexander yang menyadari hal tersebut menertawai ku jahil sebelum mengangkat teleponnya masih dengan senyuman di wajahnya.

Dia berbicara diteleponnya menggunakan earphone. Dari caranya berbicara, kedengarannya telepon itu membicarakan sebuah pembicaraan yang serius dan penting. Walaupun sebenarnya aku bisa melihat dari raut wajahnya kalau ia sedang emosi, nada suaranya sama sekali tidak menunjukkan hal tersebut, sejak awal sampai sekarang, nadanya tidak pernah berubah. Pasti itu sebuah pengendalian diri yang sangat luar biasa.

"Bisa kau naik bus dari sini?" Tanyanya setelah menutup telepon

"Apa?" Tanya ku lebih pada tidak percaya daripada tidak mendengar "kau seharusnya mengantar ku ke kampus"

"Aku ada urusan mendadak" balasnya "aku harus berada di kantor saat ini juga"

"Jadi kau sekarang akan menelantarkan ku?" Tanya ku menatapnya, dia terdiam dan aku melihat jam "saat bus sampai di halte, aku akan sampai di kampus terlambat 10 menit" ucap ku memberitahunya

"Jadi sama saja tidak berguna, huh?" Alexander menoleh menatap ku "kalau begitu kau ikut dengan ku"

"Aku tidak ingin tidak melakukan apapun di kantor mu" ucap ku menggeleng "aku akan tetap ke kampus, anggap saja aku datang terlalu pagi untuk kelas kedua ku"

"Yang bisa kau ku antarkan setelahnya" ucapnya lalu tak lama setelah itu berbelok memasuki sebuah bangunan

Aku tidak ingin berada didalam sebuah kejadian yang klise, tapi sepertinya aku selalu tidak pernah bisa menghindarinya sejak aku bertemu dengan pria satu ini. Karena hampir semua hal tentangnya meneriakkan kata "klise!" seperti dalam novel roman yang sangat sering Abigail baca. Dan klise saat ini adalah helikopter, kita akan menaiki benda itu. Jelas sekali aku tidak takut terbang, aku hanya terkejut. Kemana kita akan pergi sampai membutuhkan helikopter, huh, Alexander? Ku kira kau bekerja di bank! Apa kau keluar bekerja di bank atau sesuatu?

"Kemana kita akan pergi, Xander?" Tanya ku berdiri kaku di samping helikopter yang baru saja mendarat

"Sudah ku katakan, kantor ku" balasnya datar

"Sangat mewah kau datang ke kantor mu dengan helikopter" sindir ku

"Biasanya aku memakai mobil, Chloe" balasnya sedikit kesal "mereka membutuhkan ku cepat, jadi ini adalah cara tercepatnya" lanjutnya melangkah menuju pintu yang dibukakan oleh sang pilot

"Dan di manakah kantor mu ini?" Tanya ku mengikutinya

"Headquarter berada di Seattle" balasnya setelah aku mengambil posisi di sisinya. Dan percayalah saat aku mengatakan saat ini aku merasa seperti ada di dalam salah satu scene film FSOG, dengan helipad, helikopter, dan headquarter di Seattle. Sepertinya saat ini hidup ku mulai terdengar seperti novel fiksi...

Saat kita mendarat, kita mendarat di puncak sebuah gedung high rise, dan tiba-tiba saja, aku merasa takut tinggi, karena ini sungguh sangat tinggi, aku merasa angin bisa meniup ku ke pinggir gedung dan menjatuhkan ku, bahkan dengan railing pengaman, aku masih merasa tidak aman. Sungguh.

Setelah helikopter mendarat sempurna, seorang wanita muda dengan pakaian formal mendekati pintu sisi Alexander. Apa ini saatnya aku mengetahui siapa sebenarnya Alexander ini? Hmm.. Sepertinya iya..

The Secret Life of The Loveable Daughter (The Secret Life Series #3)Where stories live. Discover now