PROLOG

31K 1.7K 177
                                    

Biar kutunjukkan satu pria dari tidak terlalu banyak pria yang fenomenally notorious dua dekade terakhir ini dalam kehidupanku.

Itu dia.

Seorang pria yang pagi ini bangun telanjang bulat di atas kasur sebuah hotel, dengan seorang wanita yang tidak ia kenal bergelung lelap dalam dekapannya. Seorang pria yang selalu bangun lebih pagi dari partner bercintanya supaya bisa menulis catatan singkat di secarik note laundry dan meninggalkannya di atas meja lampu sebelum melarikan diri.

Isi catatannya biasanya singkat: Tidur kamu nyenyak, aku nggak tega bangunin kamu. Call me.

Tanpa meninggalkan satu nomor pun untuk dihubungi.

Sejak era sembilan puluhan mencetak banyak generasi muda karismatik yang mati muda, pria itu bertahan hidup dengan segala hedonisme, epikuranisme, indulgensi, debauchery, gratification (which is actually having similar meaning—I am just trying to sounds like I know what I am saying) dengan sex drive melebihi bintang rock n' roll

Namanya Andreas Edward Prayoga. Tahun ini pria berdarah Mesir dan Manado itu akan memasuki usia tiga puluh lima tahun, tapi usia hanyalah deretan angka semata buat Andre.

Ah! Nah. Lihat itu. Seperti biasa, Andreas memanfaatkan keterampilannya meloloskan diri level tiga puluh tujuh. Dalam satu gerakan, ia berhasil membebaskan lengan yang digunakan seorang wanita berparas jelita sebagai bantal tidur. Segaris senyuman yang menyiratkan kepuasan menghiasi wajah tampannya. Begitu lolos tahap pertama dari mengerikannya hubungan yang berlanjut, Andreas segera mengenakan kembali pakaian dalamnya dan berjalan setengah berjingkat menuju toilet.

Ia menguap lebar di depan closet dan menurunkan celana dalam. Rambut bergelombangnya yang indah seharusnya sudah dirapikan sejak dua bulan lalu, namun, justru itu yang membuatnya tampak semakin menawan.

Kamu tidak akan mengira dia sudah hidup selama tiga puluh lima tahun di dunia, mengarungi beberapa kali perubahan jaman, pergeseran budaya, dan rotasi industri musik dan fashion yang berkali-kali kembali ke titik yang sama. Dengan cara ia menggosok mata dengan tangan kanan, memegangi pangkal pȇnis yang mengucurkan deras air kencing dari lubang alat kelaminnya dengan tangan kiri, memasang beberapa ekspresi menggoda di cermin entah dengan tujuan apa, Andreas bukan tiga puluh lima, dia dua puluh lima dan bertahan seperti itu selama bertahun-tahun!

Siapa yang menyangka, pada suatu pagi hari yang lain nanti, seorang pemuda mengganggu kenikmatan donat polos dan kopi hitam yang hampir selalu menemaninya memulai hari?

Seorang pemuda setengah usianya, bernama sama, mengetuk pintu rumahnya dengan tatapan menyebalkan, "Gue Yoga. Andreas Edward Prayoga. Bunda gue udah meninggal dan dia suruh gue kemari. Dia bilang ada cowok bernama Andreas Edward Prayoga juga tinggal di rumah ini. Panggil dia. Gue anaknya."

To shock Andreas even more, anak itu gay. Perilaku seksualnya membuat Andreas melihat kembali dirinya di masa muda.

Nah.
Siap menikmati cerita senior womanizer dan junior analizer ini?

This is going to be as light as bedtime stories. For adult.

***

Hello,

Ini repost, ya. Dulu cerita ini di-post cuma beberapa part aja, lalu dibukuin. 

Karena udah cukup lama terbit, dan akhir-akhir ini nggak kucetak lagi, cerita ini bakal di-post ulang dengan berbagai perubahan, dan perbaikan.

Enjoy

Love,
Kin

The Last Of The Famous PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang