FOUR

310 20 5
                                    

Charlotte tengah terduduk lemah sendirian di bangku. Terdengar suara tangisan yang sangat menyesakkan dadanya. Semuanya masih teringat jelas di dalam pikirannya.

"Rahim Nyonya Styles mengalami kerusakan yang kemungkinan besar efek dari pascaoperasi cangkok ginjal dan luka dalam akibat benturan keras"

"Apa masih bisa sembuh, Dok?"

"Tentu bisa, Tuan. Kami sudah memiliki cara pengobatan dan obatnya. Namun ini tidak bisa mengembalikan fungsi ovarium seperti sebelumnya"

"Maksudnya?"

"Sejak ovarium mengalami kerusakan tentu akan terjadi penurunan kesuburan dalam memproduksi sel telur dan setelah dilakukan pengobatan tingkat kesuburannya tidak akan seperti semula sebelum terjadi kerusakan. Hanya sekitar 10-20% tingkat keberhasilan untuk mencapai kehamilan, Saya mohon maaf atas penjelasan mengenai ini kurang menyenangkan untuk Anda"

Tangisannya pun semakin deras mengalir dari mata coklatnya. Charlotte sangat terpukul harus menyadari dan menerima kenyataan bahwa ia takkan bisa hamil lagi. Seakan Tuhan berkata tidak mempercayainya lagi untuk merawat titipan anugerahnya.

Di lain tempat Harry panik mendapati kamar inap Charlotte dalam keadaan kosong berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter. Ia mencari ke seluruh penjuru rumah sakit takut akan Charlotte berbuat nekat. Dalam sekejap rasa paniknya menghilang saat ia mendapati Charlotte tengah duduk sendirian sambil menutup wajahnya di bangku taman rumah sakit. Tak butuh lama ia langsung datang menghampiri dan duduk di sebelahnya.

Harry hadapkan tubuh Charlotte ke arahnya lalu mengambil kedua tangannya yang menutupi wajahnya,"Charlotte, hey! Please look at me, love!"katanya lembut.

Charlotte menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajahnya yang sembab dari Harry,"Tidak, Harry! Kamu dengar apa kata dokter tadi?! Aku tidak bisa hamil, aku mandul"pekiknya dengan frustasi.

Harry menangkupkan kedua tangannya di kedua pipi Charlotte lalu mendongakkannya untuk bertemu dengan matanya. Hatinya teriris perih melihat kesedihan dan kekecewaan yang amat dalam di sorot mata wanita tersebut.

"Siapa yang bilang begitu?! Kamu masih bisa hamil, sayang. Tak ada yang bilang kamu mandul"langsung saja Harry menarik tubuh Charlotte ke dalam tubuhnya dan mendekapnya erat. Charlotte kembali menangis di dadanya dan Harry mengusap rambutnya pelan penuh kelembutan.

"Maafkan aku yang sudah membuatmu seperti ini"bisiknya pelan dan lirih di telinga Charlotte.

Charlotte menyeka airmatanya lalu menarik wajahnya mundur agar dapat melihat wajah Harry. Kini giliran Harry yang terlihat sangat bersalah sekaligus terluka, matanya berkaca-kaca menahan airmata agar tidak jatuh dari pelupuk matanya.

"Ketika dokter bertanya tadi aku tahu dan sadar bahwa perbuatan bodohku padamu di masa itu lah yang turut berandil besar atas apa yang terjadi padamu sekarang ini. Aku minta maaf, Charlotte. Aku benar-benar laki-laki biadab telah menganiayamu sampai terjadi seperti ini"ucapnya penuh penyesalan. Langsung saja Charlotte kembali membawa dirinya ke tubuh Harry.

"Please, Harry! Semua sudah terjadi dan berlalu dan tak akan bisa mengubah apa yang terjadi

sekarang ini. Mungkin ini memang sudah takdirku–" Charlotte menghela nafas, ia berusaha keras untuk menerimanya tapi ia juga manusia biasa yang memiliki rasa kecewa dan ingin menyerah pada keadaan.

Mereka saling berdiam terlarut dalam pikiran masing-masing. Harry yang masih belum bisa memaafkan dirinya atas perlakuan kasarnya pada Charlotte tempo dulu dan Charlotte yang sibuk memikirkan bagaimana kehidupannya bersama Harry setelah ini, apakah Harry akan tetap mencintainya dan setia dengan kemungkinan besar ia tidak bisa memberikan keturunan lagi untuknya dan apakah mereka berdua akan tetap bahagia tanpa kehadiran anak diantara mereka berdua.

The Our LifeWhere stories live. Discover now