"Begitukah? Bisaku lihat tugasnya berkaitan apa? Iya kau tau, kadang-kadang aku juga tidak berapa arif tentang itu." Kata sehun lalu mengambil tugas di tangan wendy. Sehun menatap selembar kertas ditangannya lama lalu kembali menatap wendy.

"Tugasanmu mudah sekali. Untung aku sudah belajar berkaitan ini. Kalau begitu bisakah kau tunggu sebentar? Aku... belum mandi." Kata sehun lalu wendy sedikit terkekek.

"Ya sudah baiklah. Kau mandilah dulu setelah itu kau membantuku ya."

"Hmm." Sehun bergumam perlahan lalu bergerak menuju ke kamarnya kembali. Sebelum sempat sehun hendak masuk ke dalam kamarnya, tiba-tiba wendy memanggilnya.

"Sehun!" Sehun menolehkan pandangannya.

"Wae?"

"K-ita siapakan tugasan ini di cafe ya."

"Memangnya kenapa? Kenapa tidak di sini saja?" Tanya sehun lalu wendy menatap chanyeol. Chanyeol tau arti itu. Jadi wendy ingin berdua dengan sehun tanpa diganggunya? Oh come on, emang dia kira chanyeol akan mengganggunya dengan sehun jika menyiapkan tugasan itu di sini? Seperti tiada kerjaan lain saja.

"K-alau di sana kita bisa minum-minum. Jadi tidak merepotkan mu di sini."

"Di sini juga kita bisa minum-minum kok. Lagian aku tidak akan repot kok. Aku kan punya chanyeol. Dia bisa membuatkan minuman buat kita." Kata sehun santai lalu chanyeol melotot.

'Enak aja main nyuruh-nyuruh. Emang kau kira aku pembantumu apa?' Batin chanyeol.

"Jangan. Di cafe aja. Kasian kan chanyeol harus repot-repot untuk kita. Di cafe saja. Kita bisa tenang dan bersantai-santai." Kata wendy masih dengan ajakannya itu. Sehun memandang chanyeol lalu dia menyerah. Dia mengganggukkan kepalanya singkat.

"Ya sudah. Tunggu sebentar ya. Mandi." Kata sehun lalu masuk ke dalam kamarnya. Sekali lagi sehun menghela nafasnya kasar. Kesal sih, harus berdua-duaan dengan wendy.

***

"Jadi kau harus melakukan seperti ini. Jawaban kau tadi tidak tepat. Lebih baik seperti ini. Aku yakin kau bisa mendapatkan nilai penuh untuk ini." Kata sehun sambil mencoret-coret sesuatu di selembar kertas. Wendy, yeoja itu hanya tersenyum menatap sehun. Matanya tidak pernah menatap kertas yang diajarkan sehun padanya melainkan wajah fokus sehun. Tampan, tenang dan cool lah yang dirasakan wendy saat menatap setiap inchi rauh wajah namja yang sudah lama disukainya itu. Membuatkannya sukar untuk mengalihkan pandangannya ke tempat lain walaupun pada tugasnya sendiri.

"Wendy? Wendy? Kau mendengarku tidak?" Tanya sehun apabila melihat wendy yang tidak berkedip menatapnya. Wendy, yeoja itu langsung tersadar dari lamunannya.

"Eoh?" Sehun terkekek singkat.

"Kau mengelamun? Jadi, apa aku harus mengulanginya kembali? Kau tidak mendengarkukan?" Wendy terdiam. Tidak tau harus mengatakan apa. Ya, memang kenyataannya dia tidak mendengarkan sepatah katapun dari mulut namja tampan ini. Dia benar-benar sudah hilang kewarasannya jika melibatkan sehun.

"Oh baiklah. Aku akan mengulanginya kembali. Tapi ingat! Kali ini kau harus fokus ya. Just beritahu ku jika kau tidak mengerti." Kata sehun lembut lalu kembali mencoret sesuatu di kertas yang lain. Lebih tepatnya kertas yang baru. Wendy hanya tersenyum kikuk menatap sehun sambil sesekali dia akan menggaru lehernya yang tidak gatal.

Selang beberapa menit sehun mengajar wendy tiba-tiba pintu cafe yang sedang mereka tempati dibuka dari luar. Terdengar suara anak kecil yang sedang menangis memohon pada ibunya agar membelikan minuman kesukaannya.

"Huwaa~ eomma... belitan miyoung bubble tea..." Anak kecil itu menarik-narik tangan eommanya sambil berteriak kencang. Tiffany, yeoja yang dipanggil eomma itu langsung mengendong anaknya.

My MistakeWhere stories live. Discover now