2. Davian Leoncio Reyvan

3.3K 278 12
                                    

***
Leon's POV.

Halo! Namaku Davian Leoncio Reyvan, biasa dipanggil Leon oleh teman sekolahanku dan Vian oleh keluargaku. Aku anak dari Reyhan Dwi Ferdiand dan Vania Putri Antonio.

Aku adalah seorang Wakil Ketua OSIS di sekolahanku dan ketua tim kreatif pengisi radio di sekolahan. Aku tidak mempunyai saudara, aku merupakan anak tunggal.

Aku juga mempunyai musuh, errrr mungkin lebih tepatnya adalah saingan terberatku. Dia adalah anak dari mantan pacar papaku. Namanya adalah Jill Sevanya Kelicia Darke, menurutku ia memiliki namanya sangat aneh. Aku bahkan mengira namanya bukannya Kelicia tetapi Helicia.

Dia adalah Ketua OSIS di sekolahku ini dan tentunya aku sebagai Wakil Ketua OSIS di Gandaria High School ini. Entah sejak kapan aku dan Sevanya mulai saling beradu mulut dan berdebat saat kami bertemu.

Sevanya adalah temanku dari SD sampai dengan SMA, entah takdir atau memang disengajakan, aku dan Sevanya selalu satu kelas.

Banyak yang bilang bahwa aku dan Sevanya lebih tepat menjadi sepasang kekasih dari pada rival, tetapi menurutku itu sangat tidak memungkinkan. Mengingat setiap kali kami bertemu pasti ada saja hal yang membuat kami berujung berdebat.

***
Aku berjalan di koridor kelas 11 bersama Yogi Rachmat Putra aka temanku di OSIS. Dia adalah Waketos 2 di sekolahanku, SMA Gandaria.

"Le, nanti kita kumpul jam berapa? Ulang tahun sekolahan 3 bulan lagi nih," ucap Yogi.

"Nanti kumpul pas istirahat kedua di ruang OSIS, bilang ke yang lain," ucapku tegas, Yogi mengangguk lalu pamit untuk ke kelasnya.

Akupun masuk ke dalam kelasku dan melihat Sevanya yang sibuk mendengarkan lagu. Aku menghela napas, dia adalah ketua OSIS tetapi kenapa bertingkah seperti anggota biasa? Aku memilih duduk di bangku ku dan bermain game di ponselku, saat sedang focus bermain game aku merasakan seseorang duduk di sebelah bangku milikku. Aku menghiraukannya dan tetap focus bermain game 'ah paling itu juga gak lain dan gak bukan adalah Edgar' batinku. Untung hari ini free, jadi aku bisa santai sepuasnya.

"Le..." Aku menaikkan satu alisku mendengar seseoranng  memanggil namaku, 'Ini bukan suara milik Edgar inikan suaranya...'

"Leon anjing! Jangan kacangin gue taik." Aku memasukkan ponselku ke saku ku lalu menatap cewek rese bin menyebalkan yang ada di depanku ini.

"Katsumi Miyuki Asita, lo itu cewek tapi bisa ngga sih ngomong anggun-anggun dikit," cibirku.

"Gue? Seorang Katsumi Miyuki Asita ngomong anggun ke lo? Hahahahahahahahahaha mupeng lu taik!" Aku menatap sinis kearahnya.

"Setau gue gadis dari Jepang itu imut-imut, sopan-sopan, lah ini? Amit-amit yang ada, kurang ajar iya."

"Sayangnya gue bukan gadis dari Jepang."

"Terserah," ucapku lalu mengambil ponselku kembali dan memainkannya.

"Hari ini ngumpul di basecamp?"

"Hmmm..."

"Gue mau ngumpul tapi jemput gue dong." Aku menaikkan satu alisku.

"Apa guna Adit sebagi pacar lo coba?" Sindirku.

"Dih malesin banget."

"Lagi berantem, heh?"

"Bacot lu, jemput gue atau gue lempar lo ke rumah sakit." Aku bergedik ngeri mendengar ucapan dari Katsumi, dia adalah gadis tomboy yang jago taekwondow.

"Iya iya ah, tapi agak telat."

"Elena, heh?"  Aku mengangguk.

***

Aku, Edgar dan Katsumi memilih untuk makan bersama. Edgar adalah sepupu sekaligus sahabatku dari masih bayi, sedangkan Katsumi adalah cewek tomboy yang juga merangkap menjadi sepupu serta sahabatku. Edgar dan Katsumi juga anggota dari geng ku, tetapi anak sekolahanku tidak tau kami memiliki geng, kecuali Sevanya.

Setelah selesai makan, aku, Edgar dan Katsumi kembali ke kelas. Saat melewati mading sekolahan, aku melihat Sevanya yang sedang jalan bersama Jacob alias pacarnya. Aku memberikan senyuman seeringaian kepada Seevanya.

"Eh, Va. Nanti istirahat kedua rapat OSIS membahas soal ulang tahun sekolahan," ucapku setelah dia melewatiku, mendengar aku berbicara kepadanya. Dia membalikkan badannya dan menghadap ke arahku.

"Kok gue gak tau?" Ucapnya seperti orang bingung, aku hanya mengedikkan bahu.

"Anak-anak pada setujunya ntar, lo gak setuju? Kalo gitu tinggal ganti aja pas pulang sekolahan."

"Eh jangan-jangan! Fine, istirahat kedua nanti rapat di ruang OSIS."

"Ya memang gitu seharusnya." Dia memutar bola matanya serta membalikkan badannya kembali. Aku senyum penuh kemenangan melihatnya yang terlihat seperti kesal denganku.

"Yak, untung kalian tadi ngga adu bacot," ucap Edgar, Katsumi mengangguk.

"Kalo Leoncio udah bertemu sama Sevanya, siap-siap sekolahan akan hancur." Aku terkekeh lalu menggeleng-gelengkan kepala.

"Inget, dia itu juga sahabat lo."

"Yap, sahabat yang merangkap jadi musuh gue," ucapku lalu mengedikkan bahu.

***

FINALLY! Aduh ntah kenapa sekarang lagi masa-masanya malas buat nulis cerita huhu. Vote+comment yak!^^

Cotton Candy GirlWhere stories live. Discover now