4. Pertengkaran lainnya

2.2K 182 20
                                    

***
Hari ini adalah hari rabu, menurutku hari rabu adalah hari yang sangat membosankan. Bagaimana tidak? Hari ini aku mempunyai jam pelajaran olahraga! Sekolahku tidak seperti sekolah kalian yang hanya berolahraga di lapangan outdoor. Sekolahku memiliki lapangan indoor serta kolam renang tersendiri.

Lebih menyebalkan lagi, jadwal hari ini adalah renang! Sungguh aku tidak suka berenang! Mungkin itu karena aku yang notabennya tidak bisa berenang sama sekali.

Aku menggigit bibir bawahku, karena sekarang aku telah berganti pakaian serta didepanku kini telah terlihat pemandangan yang sungguh menyeramkan.

KOLAM RENANG.

Aku berdoa di dalam hati agar tidak tenggelam seperti 2 bulan yang lalu.

"Jill Sevanya Kelicia? Kenapa kamu masih berdiri di sana? Ayo cepetan nyebur kayak yang lainnya." Itu adalah suara milik Pak Hartono, guru olahragaku.

"Hah? Nyebur, Pak? Yah Bapak ... Bapak kan tahu saya gak bisa berenang," ucapku memelas.

"Kamu itu sebenarnya bisa, Sevanya. Makanya kamu belajar berenang sama Leon." Aku mendengus kasar ketika mendengar nama Leon ikut disebut.

"NO WAY PAK! Leon kalo ngajarin gak ikhlas, masa dia waktu itu nyeburin kepala saya ke kolam renang," gerutuku, aku serius dengan ucapanku. Saat aku masih kelas 10, Leon ditugaskan untuk mengajariku berenang. Tapi, aku begitu takut dan menolak.

Tiba-tiba saja, dia menyeburi kepalaku dan membuatku susah bernafas, "Lo nya sih yang bego banget. Udah 1 bulan full gue ajarin masih aja ngga bisa. Malu-maluin, tau gak?"

Mataku melotot mendengar suara bariton itu. "Kalo ngomong jangan asal nyeblek ya! Gue tuh takut tenggelam!" ucapku memberikan tatapan mematikan, dia malah mengedikkan bahu.

"Kalaupun lo tenggelam, nanti juga ada banyak yang ngebantuin." Aku mendengus kasar lalu membuang muka.

"Kalian ini selalu aja berantem, dimana pun itu. Seharusnya kalian itu akur, kalian kan Pengurus OSIS, Ketua sama Wakil pula."

"Sevanya sih, Pak. Dia orangnya suka bikin orang naik darah." Aku melotot kearahnya menuntut penjelasan.

"KOK JADI GUE SIH?! LO TUH YANG SUKA BIKIN ORANG NAIK DARAH! SELALU NYARI MASALAH SAMA GUE! SELALU GAK MAU KALAH SAING SAMA GUE!" Ucapku emosi.

"Sevanya, Leon, berhenti. Sevanya kamu nyebur sana, Leon kamu ganti baju sekarang." Leon mengangguk lalu pergi ke ruang ganti. Aku mendengus lalu menyebur.

"OKAY! I SEE ENEMYZONE," ucap Cloris saat aku telah menyebur ke dalam kolam renang.

"Bacot lu, mending lu ngajarin gue renang aja deh, lebih ada faedahnya," ucapku kesal.

"Yeeee, gak usah baper, mba. Sini-sini gue ajarin," ucap Cloris. Aku menghela nafas lalu mengangguk.

Cloris pun mulai mengajariku cara berenang yang baik dan benar. Tetapi tetap saja, aku selalu gagal dan berakhir hampir tenggelam.

**
Melihat Sevanya yang tidak kunjung bisa berenang, Leon kesal dibuatnya. Leon pun mendekat ke arahnya dan menarik tangannya ke kolam yang agak sepi.

"Apaan sih, Le!" ucap Sevanya kesal dan menarik tangannya.

"Gue cuma mau ngajarin lo renang, itu doang sih, gausah geer. Lo kira gue bakalan ngapa-ngapain lo gitu? Sorry, selera gue highclass, cewek seksi nan montok, ngga tepos kayak lo." Mata Sevanya melotot mendengar tutur kata dari mulut Leon.

"Tepos?! Montok gini dibilang tepos! Emang suka semena-mena lu ya!" ucap Sevanya memutar bola mata.

"Bacot. Intinya lo mau gue ajarin renang atau ngga sih?" tanya Leon.

Cotton Candy GirlUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum