Alone - 12

4.9K 241 18
                                    

Tok tok tok

Pagi-pagi seperti ini siapa yang berani membangunkanku sih.

Tok tok tok

Astaga! Tidak sabaran sekali orang ini.

Aku akhirnya memutuskan untuk membuka pintu kamarku yang sedaritadi di ketuk dengan tidak sabar. Aku melangkah dengan mata masih tertutup. Tenang saja, aku hafal betul dengan kamarku.

"HAPPY BIRTHDAY KIFARA!!"

Aku terkejut bukan main, respon yang dapat aku berikan hanya terdiam. Aku diam dan menatap matanya.

Fian menghembuskan napas dan menaikkan sebelah alisnya.

"Emang gue hari ini ulang tahun?" Tanyaku padanya sambil menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal.

Fian mengacungkan jari telunjuknya dan mengarahkan jarinya ke jidatku. Mau apa dia ini?

"Lo kemaren pingsan, bodoh." Ujarnya sambil mendorong pelan kepalaku dengan jarinya.

Hah pingsan? Ini pertama kalinya aku mendengar kabar bahwa aku pingsan. Karena biasanya mau selemah apapun aku tetap bisa fokus, tidak pernah sampai pingsan.

"Bercanda terus lo!" Seruku sambil memukul kecil lengannya.

Aku memasuki kamar dan duduk di tepi tempat tidurku, melihat sekeliling kamarku yang baru aku sadari kalau ternyata bukan kamarku.

"FIAN!!" Aku berteriak tanpa aba-aba karena aku sangat terkejut kalau aku saat ini sedang tidak berada di kamarku.

Fian hanya memerhatikanku dari pintu kamarku eh-entah kamar siapa. Raut wajahnya sekararang tampak menyebalkan, Fian menaikkan satu alisnya seperti biasa lalu menahan tawanya.

"Muka lo biasa aja bisa ga sih?" Tanyanya dengan setengah tertawa.

Yang aku lakukan hanya berputar di sekitar kamar sambil berpikir.

Bagaimana jika Bibi Sarah mencariku?

Bagaimana aku bisa pergi ke sekolah?

Bagaimana jika Bibi Sarah mencariku ke sekolah dan ternyata aku malah bolos sekolah?

"Udah tenang aja." Seseorang yang sudah pasti Fian mengusap pelan punggungku agar aku bisa sedikit tenang. "Gue udah kasih tau Bu Lia kalo lo lagi sakit, dan gue nemenin lo. Oh iya dan gue udah kasih tau Yudha kok kalau lo ada di rumah gue." Lanjutnya.

Baiklah, aku sudah mulai tenang kalau begitu.

"Lo ih ngomong kek sedikit. Daritadi melamun terus." Fian mendorongku yang akhirnya membuatku tersungkur ke bawah.

"Apa-apaan si ah lo gak ada kerjaan dorong-dorong gue!" Kataku garang.

"Gila lo sekarang udah bisa teriak-teriak ya, dulu sih mana berani, ngomong sama gue aja gak pernah." Fian terkekeh.

"Berisik lo!" Aku langsung berdiri dan mencari tasku. Ada yang harus aku cek setiap hari. Aku mencari handphone-ku yang biasanya aku simpan di tas bagian depan. Tapi sesudah beberapa menit aku terus mencarinya, tetap saja benda itu tidak ada.

"Lo nyari ini?" Fian mengangkat handphone-ku tinggi-tinggi. Aku langsung menghampirinya dan terus berusaha untuk mencapai tangannya. Ya aku tahu aku pendek.

"Fian in penting, please. Ada sesuatu yang harus gue cek." Aku terus membujuknya agar dia mau memberikannya padaku dengan mudah. Baiklah, mungkin aku harus melakukannya jika dia tidak mau memberikannya padaku.

AloneWhere stories live. Discover now