27. Semua karna 'Hujan'

Comenzar desde el principio
                                    

"Kata gituan gak mempan ke gue."

"Gue gak suka cowok merokok." Ucapku menatap kearahnya dan dia menatapku kembali.

"Kenapa?" Ucapnya menaikkan satu alis.

"Kalo lo ngerokok, malahan itu membuat kadar kegantengan lo berkurang. Lo juga mesti tau, ngerokok gak akan bikin lo terlihat lebih keren."

"Secara gak langsung lo ngomong gue ganteng."

"Ih! Serius gue, Al!" Ucapku memukul dadanya.

"Hahaha iya iya, tapi gue masih gak percaya alasannya cuma itu doang." Aku menghela nafas.

"Gue gak bisa kena asap rokok, so gue mohon buang rokok lo sekarang juga." Al menuruti perintahku dan menginjak rokoknya.

"Emang kenapa? Lo ada asma?"

"Ngga, cuma gue gak terbiasa jadi gue harap lo jangan ngerokok didepan gue lagi." Ucapku menunduk.

"Gue janji gak akan ngerokok didepan lo lagi, bahkan gue janji gue bakalan berhenti ngerokok demi lo." Aku menengadahkan kepalaku dan menatap dia yang ternyata juga menatapku.

"Janji?" Ucapku pelan, dia tersenyum lalu mengacak-acak rambutku.

"Janji." Aku tersenyum puas mendengar ucapannya.

"Eh gerimis nih, Na."

"Gue mau mandi hujan, Al."

"Nanti lo sakit gimana?"

"Ngga bakalan gilak." Hujan semakin turun deras, aku masih tetap dengan pendirianku untuk tidak beranjak dari posisiku.

"Yes! Hujan deras!" Ucapku lalu berdiri dan menari-nari.

"Ayo, Al! Ikut nari bareng gue!" Ucapku menarik tangannya dan dia pun ikutan berdiri. Kami bernari-nari menikmati hujan dipinggir pantai ini.

Aku sangat senang karna hujan kali ini sangat deras, aku begitu menikmati sampai....

"Auuuuu!" Ucapku memegang perut kiriku.

"Lo kenapa, Na?"

"Sa....sa....sakit, Al." Ucapku pelan.

"Yaudah yuk kita ke tempat mereka." Ucap Al menuntunku.

"Auuuuu! Sakit!" Ucapku hampir terjatuh. Al menggedongku dengan bridal styles dan aku tidak tau kelanjutannya.

***
Al's POV.

Aku berlari membawa Anna di lorong rumah sakit.

"Sus, sus, tolong temen saya." Suster itu pun mengambil bangkar dan aku pun meletakkan Anna ke bangkar itu.

"Na, bangun, Na! Jangan bikin gue khawatir, gue mohon." Ucapku.

"Mas tunggu disini saja." Aku mengacak-acak rambutku frustasi, ada apa sebenarnya dengan Anna?

"Al! Anna kenapa?" Ucap Lila.

"Gue gak tau, dia tiba-tiba ngerasa sakit dan gue langsung bawa kesini."

"Astaga, Anna!" Ucap Fara.

"Lo mendingan telpon keluarganya, Al." Ucap Aqshal, aku mengangguk lalu mengambil ponselku untuk menelpon Bang Alvan.

"Halo?"

"Halo, Bang Alvan ini Alverio. Bang, bisa ke Bali sekarang? Soalnya Anna masuk rumah sakit."

"Astagfirullah, lo sekarang dirumah sakit mana? Gue baru nyampe di Bali, sms gue alamat rumah sakitnya."

Aku pun mematikkan telpon secara sepihak dan memberi pesan ke Bang Alvan tempat rumah sakit yang Anna tempati sekarang.

"Al, Anna dimana?" Ucap suara yang kupastikan itu suara milik Bang Alvan, aku pun melirik ke belakang dan benar saja.

"Dia lagi diruang UGD, Bang."

"Astaga, Anna! Lo kenapa lagi sih dek?"

"Bang, emang Anna sakit apa?" Ucapku penasaran, Bang Alvan menoleh kearahku seperti terkejut.

"Errrr.... Gue gak tau!" Aku menaikkan satu alisku, pasti ada yang disembunyikan.

***
Anna keadaannya telah membaik dan sekarang dia sedang istirahat, aku masih bingung ada apa dengan Anna sebenarnya. Kenapa dia yang biasanya terlihat ceria sekarang malah terbaring di kasur terkuruk itu?

Ini salahku, kenapa tadi aku tidak memaksanya untuk berteduh agar dia tidak bisa main hujan-hujannya.

Bodohnya aku malah membiarkannya malah ikut bermain hujanan bersamanya.

Semua ini salah ku, semua ini juga karna hujan. Semua ini terjadi karna hujan. Kalau saja tadi tidak hujan, mungkin aku masih bisa melihat tawa ceria dari Anna.

***
Hayooo! Anna kenapa? Penasaran sama kelanjutannya? Bentar lagi konflik besar dimulai! Jangan lupa vote+comment ya!^^

AlviannaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora