33. Amnesia

5.7K 378 17
                                    

***
Al's POV.

Aku sedari tadi diam memikirkan keadaan Anna. Ini sudah 5 hari semenjak Anna masuk rumah sakit, Anna sempat koma tetapi itu tidak terlalu lama. Dia koma hanya 3 hari.

"Al, mending lo ke kantin deh. Lo mesti makan, udah seharian jagain Anna. Yang ada kalo lo ngga makan, bentar lagi lo ikutan masuk rumah sakit." Ucap Bang Alvan, aku menghela nafas lalu mengangguk.

Aku pun berjalan menuju kantin rumah sakit yang ada di lantai dasar, saat aku tiba di lantai dasar, aku melihat Avianca yang ingin masuk ke dalam lift yang sama dengan ku.

Aku tidak memperdulikannya dan berjalan menuju kantin.

"Al? Gimana keadaan Anna?" Langkah ku berhenti ketika Avianca menanyakan hal itu, aku menghela nafas dan membalikkan badanku menghadap ke arah Avianca.

"Lebih buruk."

"Al... Gue minta maaf, gue gak bermaksud buat ngedorong Anna. Gue lepas kendali, Al... Gue marah karena dia bilang Mama sama Papa bukan orang tua nya." Ucap Avianca lalu menunduk.

"Jelas dia bilang gitu. Orang tua Anna bukan Mama sama Papa lo, tapi Kakek lo. Yang selalu kasih perhatian ke Anna cuma Kakek lo, bukan Mama sama Papa lo."

"Tapi gue gak pernah ngasut kedua orang tua gue buat selalu kasih perhatian ke gue, Al."

"Seenggaknya lo bilang sama orang tua lo buat lebih perhatian sama Anna, nyatanya apa? Lo malahan bilang ke Anna seneng banget buat Anna gak bahagia. Gak ngerti lagi gue sama pemikiran lo." Avianca menunduk mendengar ucapanku.

"Anna amnesia, dia gak inget gue siapa. Dia cuma inget keluarganya dan masa-masa sebelum dia mendam semua masalah sendirian." Mata Avianca membulat mendengar ucapanku.

"A... Anna amnesia?" Ucapnya pelan. Aku mengedikkan bahu lalu berjalan menuju kantin.

Flashback on.

Aku sedang di sekolahan karena aku sudah kelas 12, aku sudah banyak ketinggalan pelajaran yang mengharuskan aku untuk mengejar semuanya supaya aku mendapatkan universitas yang aku inginkan.

Aku pun berjalan menuju perpustakaan untuk meminjam buku soal-soal tahun lalu. Saat aku keluar dari perpustakaan, aku merasakan ponsel yang di saku ku bergetar. Aku pun langsung mengambil untuk melihat ID caller.

"Assalamualaikum, Bang Alvan." Sapaku.

"Waalaikumsalam, Al? Lo bisa sepulang sekolah ke rumah sakit?" Ucap suara di seberang.

"Bisa kok, Bang. Emangnya kenapa?" Ntah kenapa perasaanku jadi tidak enak mendengar cara bicara Bang Alvan.

"Anna udah sadar." Deg, mendengar 3 kata tersebut ntah membuat perasaanku seperti apa. Merasa lega, sedih dan bahagia.

"Seriusan, Bang? Yaudah gue ntar pulang sekolah langsung ke rumah sakit." Ucapku.

"Oke gue tunggu."

"Asalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Sesuai ucapanku, setelah pulang sekolah aku langsung pergi kerumah sakit untuk menjenguk Anna.

"Bang? Gimana keadaan Anna?" Tanyaku saat melihat Bang Alvan di pintu luar.

"Lo bisa ngecek sendiri di dalam." Aku mengangguk lalu masuk ke dalam kamar inap milik Anna.

"Pi..." Sapaku saat melihat Anna yang sibuk menonton. Aku mendekatinya yang sekarang telah memfokuskan penglihatannya padaku.

"Lo siapa?" Deg, 2 kata itu membuat aku mengernyitkan dahi.

AlviannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang