1. Dia adalah Alverio

16K 683 1
                                    

***
Anna's POV.

Aku melangkah melewati koridor kelas 11, sambil membawa minuman kesukaanku yaitu 'cappucino'. Aku menyelusuri koridor ini sendirian, dan terlihat anak sekolahanku telah banyak yang pulang.

Oh ya, perkenalkan namaku adalah Avianna Dalena Jackson. Aku adalah siswi kelas 11 di Garuda Internasional School ini. Aku adalah siswi yang pintar tetapi tentunya tidak nerd seperti kebanyakan anak pintar lainnya.

Nama panggilanku adalah Anna, aku memiliki sahabat bernama Adellyla Regiska Putri aka Lila. Dia adalah sahabatku sejak kelas 1 SMP. Tentunya dia juga selalu menjadi teman curhatku.

Dia juga satu-satunya yang mengetahui tentang semua masalah keluargaku kecuali masalah pribadiku.

Saat sedang asik berjalan sambil meminum cappucinno kesukaanku dan sambil mendengarkan lagu di ipod, tiba-tiba ada bola basket yang mengenai tanganku.

Dan sialnya kini cappucinoku tergeletak mengenaskan.

Aku menoleh ke arah samping kananku dan menatap tajam ke arah seorang cowok yang berseragam sama seperti ku.

Dia adalah Alverio.

Alverio Dale Jerrel.

"Al!!!!! Ini itu udah ke 167 nya lo numpahin cappucino gue selama 1 tahun ini!" Aku serius dengan ucapanku, aku memang selalu menghitung tiap kali Alverio menjatuhkan minuman kesukaanku.

Dia berjalan ke arahku sambil menyengir tidak jelas yang lebih terlihat seperti sebuah ejekan.

"Wisss, masih di hitung aja," ucapnya lalu tertawa.

"Lo tuh gak bosan-bosannya ya jatuhin minuman gue?! Kenapa sih lo tuh mesti nyebelin banget!" Geramku.

"Gue gak sengaja, Na. Beneran deh," balas Alverio dengan tampang sok polosnya itu. Selalu saja seperti itu alasannya.

Aku menghela nafas panjang dan memilih untuk diam karena percuma saja melawan seorang Alverio yang memiliki segudang alasan.

"Lagian tumben amat sendirian aja," celetuk Alverio sambil memintil ujung rambutku.

"Please, stop mintilin ujung rambut gue," ucapku kesal.

Bukannya berhenti malah dia menarik lebih keras rambutku.

"Aw! Sakit bego!" gerutuku lalu menepuk tangannya.

Dan sialnya, dia malah tertawa.

"Lo tuh cowok paling nyebelin di antara semua cowok yang gue kenal! Lo tau gak? Lo tuh yang paling nyebelin!" Ucapku berdecak pinggang.

Alverio menyilangkan tangannya di dada.

"Tapi paling ganteng kan?" tembaknya sambil menaik turunkan alisnya.

Aku menatap wajahnya dengan penuh keheranan, "Najis tau gak!" ucapku lalu meninggalkannya.

Ah! Aku sangat kesal dengan Alverio! Kenapa dia selalu saja menyebalkan?! Padahal aku sudah tidak satu kelas lagi dengannya, tetapi tetap saja dia masih mengganggu hidupku.

Aku kesal karena kenapa nama tengahku hampir mirip dengan nama tengahnya?

Aku kesal karena inisial namanya sama seperti namaku yaitu A.D.J .

Aku juga kesal kenapa warna mata ku sama persis seperti warna matanya?

Kenapa harus dengan Alverio? Kenapa bukan dengan Fabian aka ketua OSIS di sekolahanku.

Fabian adalah sosok cowok ganteng, pintar, tinggi, mancung, putih, serta ramah.

Memang sih Alverio memiliki hidung yang mancung, kulit yang putih, badan yang tinggi dan tegap, serta rahang yang kokoh.

Tetapi dia memiliki sifat yang sangat bertolak belakang dengan fisik sempurna yang dia miliki. Itulah kenapa aku sangat tidak suka dengannya.

Jaman sekarang kenapa masih ada bad boy tapi ganteng? Ah menyebalkan.

Sebenarnya Al adalah anak yang pintar, tetapi dia sangat malas dan hobby nya hanya bolos saja.

Tetapi sialnya dia selalu mendapat rangking 5 besar.

***
Aku sedang di depan gerbang sekolah menunggu abangku untuk menjemput.

"Lo pulang naik apaan?" ucap seseorang yang memecahkan lamunanku.

Lagi-lagi Alverio.

"Naik pesawat," jawabku asal.

"Pesawat gue lagi ada penerbangan. Jadi percuma aja lo nungguin di depan gerbang kayak gini." Aku menoleh ke arahnya bingung dengan ucapannya barusan.

Ternyata Al sudah berada di motor ninja nya.

"Ayo gue anter pulang," ajak Al.

"Dih najis, mupeng lo," tebakku curiga.

"Udahlah, sekali-sekali terima tawaran dari cowok ganteng gakpapa kali." Aku memutar bola mata mendengar ucapannya yang terlalu percaya diri.

"Ngga makasih." Aku pun langsung menelpon seseorang untuk secepatnya menjemputku.

"Ck gengsi ya?" Goda Al.

Ada apa lagi dengannya?

Dan mobil yang aku tunggu-tunggu pun akhirnya datang menjemputku. Aku langsung naik ke mobil itu tanpa pamit dengan Alverio.

***
Hai! Sebenarnya Aku masih bingung alur cerita ini kayak gimana, tapi pengen nulis aja siapa tau nanti punya ide hahaha.

AlviannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang