extra part

7K 436 52
                                    

"Apa yang kau pikirkan?" bertepatan dengan itu dada milik suaminya menyentuh punggungnya dengan dua pasang tangan yang juga melingkupi perut ratanya. Yuki tidak terkejut, walaupun cukup merasakan detak jantungnya tiba-tiba berdetak tidak cukup normal.

Sesaat yuki menghela nafas. Dengan pandangan matanya yang masih berfokus pada rintik-rintik hujan yang membasahi halaman belakang rumah yang menjadi pemandangan matanya sedari tadi. Bermenit-menit dua orang itu terdiam.

"Aku lelah" yuki menjawab pertanyaan al. Kemudian lagi-lagi menghela nafasnya.

Dan sang suami hanya membalas dengan mengeratkan pelukan sebelah pihaknya. Yuki tahu pria itu bermaksud memberikan kekuatan untuknya. Kekuatan yang selalu di butuhkannya sejak 6 tahun yang lalu. Penghilang sesak. Penghilang kegundahannya sebagai seorang wanita.

"Semua akan baik-baik saja" suaminya memberikan sugesti dengan bisikan lembut di telinganya. Biasanya selalu bisa membuat jiwanya tenang, juga fikirannya, kadang juga tangisannya. Begitu juga saat ini . walaupun yuki tahu ketenangan itu hanyalah untuk sementara...benar-benar untuk sementara.

Karena ketenangan yang seutuhnya itu belum ditemuinya, kebahagiaan menyeluruhnya itu belum datang padanya. Sekalipun saat ini sudah ada pria yang dilihat dari segala sudut adalah segala dari sumber kesempurnaan hidupnya itu sudah ada di sampingnya.

Kehidupan al dan yuki masih belum bahagia...

Oh, Tuhan apakah sebenarnya dia hanya kurang bersyukur? Kehidupan yuki sebelum bersama dengan al jauh lebih tidak bahagia, sengsara lebih tepatnya. Tidak punya harta apalagi kedudukan. Yuki dulu juga tidak punya siapa-siapa, dulu dia tidak punya seseorang untuk berbagi, dulu yuki tidak memiliki seseorang tempatnya bersandar. Bandingkan dengan sekarang... Jauh lebih baik dari kehidupan masa lampaunya.

Sekarang yuki sudah punya hidup yang sungguh lebih baik. Dia sudah menjadi wanita terpandang. Wanita dengan kedudukan, di hormati. Bisa hidup di luar negeri dengan perbedaan bahasa yang sama sekali tidak pernah ada dalam bayangannya.

"Kau ingin berlibur ke indonesia?" bisik al lagi di telinganya.

Satu lagi- dia punya seorang pria yang mencintainya melebihi apapun yang pria itu miliki di dunia ini. Yuki memiliki seorang pria yang hanya bisa di angan-angankan oleh wanita selain dirinya. Seorang pria yang hanya menyakini bahwa yukilah wanita terbaik yang bisa di temui oleh pria itu selama hidupnya.

"Berlibur?" tanya yuki pelan sarat akan kesedihan.

Hati yuki sesak saat al menyebutkan kata berlibur. Walaupun biasanya kata itu selalu bisa mengundang senyuman bahagia dari seluruh kepala yang berada di rumah ini. Tapi kali ini berbeda baginya. Mereka memang terbiasa berlibur, kadang hanya pergi ketaman bermain, kadang sampai keluar negeri. Dan kali ini suaminya itu menawari indonesia, indonesianya. Seharusnya yuki bahagia, tapi rasa sesak itu hadir kembali. Bagaiman bisa al mengatakan kata 'berlibur' akan kunjungan pada negara kelahirannya sendiri? Bukankah seharusnya 'kembali'  akan terdengar lebih...wajar?

Apakah karena dia tidak bisa lagi kembali ke indonesia?

"Kita bisa ke bali" tawar suaminya lagi yang baiklah, terdengar benar-benar tulus.

Air mata yuki menetes, suaminya tidak menyebut tempat itu...

"Aku tidak ingin ke bali" bisik yuki parau.

Al menghela nafasnya. Kemudian dengan perlahan membalikkan tubuh sang istri untuk menghadap kearahnya. "Sayang..." jari jemari kekarnya menghapuskan lelehan air mata di pipi sang istri dengan lembut. Ditatapnya mata sang istri dengan penuh sayang.  Kemudian mengecup kening yuki lembut. Setelah hal itu terjadi sang istri langsung memeluk tubuhnya erat dengan tangisan yang teredam oleh sweater yang digunakannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

the secretary and her cold bossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang