Bagian 18

4.3K 350 53
                                    

Yuki tepat duduk di atas perut al setelah tadi suaminya itu meminta melakukan lagi. Setelah mereka beberapa saat yang lalu telah mencapai kenikmatan yang hanya mereka berdua saja yang bisa merasakannya. Saat itu yuki sedang mencium suaminya, bergulat dalam ciuman intens hingga terdengar bel apartemen berbunyi. Wanita itu mengakhiri pergumulan mereka, menatap mata al yang nampak menggelap, melantunkan sebuah hasrat. Kemudian masih dengan yuki berada diatas tubuhnya, al bangkit sehingga sekarang mereka duduk berhadapan. Alghazaly menciumnya sekilas.

"Ayo kita makan siang", ucap al terdengar parau. Yuki mengangguk mendengarnya dan perlahan bangkit dari posisinya di pangkuan al. Pria itu berdiri bertepatan dengan bel kedua. Dan sebelum keluar dari kamarnya alghazaly menoleh kearah yuki kembali. " tetap seperti itu !" Terdengar nada perintah dari mulut pria itu. Nada yang sama di dengar yuki saat alghazaly memberikan perintah pekerjaan padanya.

Yuki mengangguk walaupun al tidak melihatnya. Yuki menunduk menatap kearah tubuhnya yang hanya di tutupi pakaian dalam satu set berenda berwarna biru. Pipinya bersemu karena mengerti  apa yang al maksudkan. Alghazaly memerintahkan dia untuk tetap seperti ini, artinya tidak mengizinkan yuku berpakaian.

"Kemarilah..." suara al terdengar dari luar membuat yuki mengigit bibirnya lagi-lagi mendengar perintah alghazaly. Bagaimana mungkin dia keluar dengan pakaian seperti ini? Tapi kalau dia tidak keluar al pasti marah. Akhirnya yuki menarik nafas dalam-dalam kemudian berjalan keluar dari kamar. Di lihatnya al sedang menyiapkan makanan di atas meja di ruang keluarga. Dan yuki langsung tertunduk  saat al menoleh padanya.

"Ayo kita makan sambil menonton", ucap suara al dengan nada datar. Membuat yuki entah mengapa merasa lega sekaligus kecewa. Lega karena al bersikap biasa-biasa saja  menanggapi keadaannya yang tidak biasa-biasa saja, dan kecewa karena itu membuktikan penampilannya tidak menarik dimata al.

Yuki duduk disamping al dengan kedua pahanya berdempetan, dan rambutnya terurai menutupi kenampakan dadanya. Mereka duduk dilantai, mengacuhkan sofa mewah yang menawarkan kenyamanan. Yuki terfokus pada semangkuk nasi  yang berada di depannya. Tidak menoleh pada al juga tidak pada televisie yang menjadi satu-satunya sumber suara diruangan itu.

"Setelah makan siang aku akan keluar, aku akan mengembalikan mobil gibran dan menjemput mobil di apartemenmu", ucap al akhirnya. Dan yuki tanpa menoleh menganggukkan kepalanya. " makanlah yang banyak!", kali ini al mengelus kepala yuki saat mengucapkan kalimat itu membuat yuki menoleh pada al, bertatapan dengan mata indah suaminya.

"Iya", ucap yuki pelan dan mengukir senyum dibibirnya.

Setelah itu berfokus dengan makanan di depannya lagi. Dengan fikiran kemana-mana.

***

Yuki sudah berpakaian seperti pertama kali dia masuk ke apartemen alghazaly, duduk di ruang yang sama dengan tempat makan siangnya dengan suaminya tadi. Bedanya kali ini yuki duduk di sofa, menonton siaran televisie setelah membereskan sisa-sisa makan siangnya dengan alghazaly.

Al sudah pergi sekitar satu jam yang lalu,  suaminya itu berkata dia akan pulang sekitar jam 6 sebelum makan malam dengan gibran, berril dan ovar. Yuki sebenarnya ingin pergi dengan pria itu, karena dia ingin mengambil pakaian di apartemennya. Tapi al melarangnya, mengatakan bahwa suaminya itu akan membawakannya untuk yuki, dan menyuruh yuki untuk istirahat saja.

Tapi yuki tidak bisa tidur sama sekali. Selain karena tidak ngantuk, tinggal sendiri di apartemen mewah ini membuatnya serasa asing, belum lagi perintah al yang meminta untuk tidak membuka pintu jika ada tamu yang datang membuat yuki was-was.

Mencari-cari siaran televisie yang seru, yuki memencet remot tv untuk memindah- mindahkan saluran tv. Sampai satu wajah yang terpampang di layar tv membuat tangannya berhenti memencet tombol remote.

Yuki tidak mendengar apapun yang dikatakan oleh berita itu. Hanya matanya yang membulat pada mobil yang sudah reot, dan korban yang adalah seseorang yang di kenalnya sedang di tandu untuk di bawa kedalam mobil ambulance.

Untuk sejenak yuki terpaku, sampai air matanya menetes, kemudian menangis histeris. " verrelll!!", jeritnya dalam sekarang.

Diketahui, seharusnya hari ini adalah hari pernikahan dari verrel bramasta sebelum di batalkan hanya beberapa jam sebelum pernikahan dilaksanakan. Tidak ada yang tahu alasan kenapa pernikahan itu di batalkan. Kemungkinan besar kecelakaan yang dialami verrel bramasta hari ini berhubungan dengan pembatalan pernikahannya. Saat ini verrel bramasta dilarikan dirumah sakit...

Yuki mendengar ucapan dari reporter yang melaporkan berita itu. Membuatnya berdiri secara tiba-tiba dari duduknya, setengah tidak sadar wanita itu berlari menuju kamar al mengambil tasnya, dan berlari keluar dari apartemen alghazaly.

Langkah kaki membawanya sampai ke lobby apartemen, airmata bercucuran membasahi wajah yuki, membuat orang-orang yang berpapasan dengannya menatapnya. Yuki mengisak tepat di pintu apartemen. Fikirannya saat ini adalah bertemu dengan verrel, tapi bagaimana yuki harus kesana? Tidak ada satupun alat transportasi yang berada di apartemen mewah ini.

"Maaf,nyonya...", seorang satpam menunduk kepada yuki yang sedang kalut. " ada yang bisa saya bantu?", ramah satpam itu seolah mengerti kekalutan yuki.

"Taxi, aku butuh taxi", ucap yuki dengan tatapan penuh harap kepada satpam itu.

" jika anda mau menunggu beberapa menit, saya akan memanggilkan taxi untuk anda, nyonya"

"Terima..."

"Tidak perlu, parman"

"Ah,selamat siang tuan kohler", satpam itu langsung memberi hormat kepada seseorang yang saat ini berdiri dibelakang yuki. Panggilan dari sang satpam pada pria yang berbicara dibelakang tubuhnya membuat yuki langsung menoleh kebelakang. Mendapati wajah al yang terlihat dingin menatapnya, dan tanpa aba-aba al langsung menarik lengan yuki membawa masuk lagi kedalam gedung apartemen.

"Al..." yuki terisak dalam tarikan al, langkah besar lelaki itu membuat langkah yuki seperti lari kecil. Wanita 25 tahun itu hanya mampu meringis saat merasakan cengkraman kuat al di lengannya. Mematikan pita suaranya dalam sekejap. Tidak mampu bersuara lagi. Yuki tahu sedikit saja dia berbicara maka al akan marah padanya. Jadi yang bisa yuki lakukan hanyalah tunduk dengan air mata di pipinya.

Alghazaly menyentak tangan yuki dari cengkramannya tepat setelah mereka masuk kedalam apartemen. Dan yuki langsung menunduk saat al menatapnya. Bersiap mendengarkan muntahan kemarahan pria itu. Dalam diam yuki menggigit bibir bawahnya. Al pasti marah karena dia sudah pergi dari apartemen tanpa memberitahu pria itu, apalagi nalurinya mengatakan al sudah tahu kemana dia akan pergi. Dalam hati yuki bertanya apakah al sudah mengetahui keadaan verrel?

Mengingat verrel lagi membuat dada yuki terasa sesak. Ya Tuhan, maafkan aku. Apa yang sudah kulakukan pada verrel? Kecelakaan itu terjadi pasti karenaku.

Yuki masih tertunduk saat didengarnya langkah kaki al menjauhinya. Kepala yuki terangkat untuk melihat kemana al pergi. Suaminya itu melangkah kedapur. Terlihat oleh yuki, al sedang meneguk air putih sebelum pecahan kaca terdengar ditelinganya. Mata yuki terpejam karena kaget, bersamaan dengan itu air matanya meleleh keluar lagi.

Ya Tuhan, kami baru saja menikah tadi pagi. Dan sekarang sudah ada masalah yang menghampiri. Tuhan, apakah ini adalah hukuman karena kesalahan kami? Atas orang-orang yang kami sakiti? Apakah selanjutnya kami tidak akan bahagia sekalipun kami bersama?

***

Hai- hai saya balik lagi kawan :)
Kayak saya di harapin saja #plakkkk

Oh iya nih part pendek ya guys, maklum saya lagi gak enak badan jadi cuma bisa ngetik segini dulu daripada gak posting.. haha

Tapi tenang aja guys 1 part lagi bakalan end dan kalau sempet ngetik aku bakalan kasih bonus extra partnya ya ;) tapi gak tau ini mau di buat sad ending apa happy ending. hahaha
Ayang verrel aja kecelakaan.. hiks hiks hiks
Tenang yank ntar tak kasih obat mujarab bagi hatimu (yuki) wkwk

Oke sekian cuap-cuap gaje saya, dan happy reading..
Sorry for typo..

the secretary and her cold bossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang