"Yaa lumayan sih. Dia udah bilang permisi tapi kaliannya asyik ngobrol." Jawab Teh Winda. Aku dan Vina saling bertatapan.

"Hahahahahahaa." Kami berdua refleks tertawa.

"Loh, kok kalian berdua malah ketawa sih?" Tanya Teh Winda yang heran melihat reaksi kami yang tiba tiba tertawa.

"Yaampun, ga nyangka juga nih, keasyikan ngobrol sampe ga kedengeran orang lain manggil." Jawab Vina

"Hahaha iya ya. Eh, astaga hampir lupa kan! Aku harus segera ke ruang wakasek nih. Vin anter aku ya, wajib!"

"Eh tapi bentar, Ra, gue belum beli makanannya nih."

"Astaga Vinaaaaa cepetaann!"

Vina buru buru mengambil makanannya. Setelah membayar semuanya, kami pergi menuju ruang wakasek.

"Lo aja yang masuk deh Ra. Gue males, malu lagi nih bawa makanan banyak gini."

"Ah kamu ga setia kawan nih!"

"Eh, yang dipanggil Pak Dani siapa? Lo kan? Yaudah lo aja yang masuk." Vina mendorong dorong tubuhku

Aku hendak mengetuk pintu ruang wakasek, namun ternyata Bu Novy, pembina osis kami berjalan keluar dari ruang wakasek.

"Ibu!" Panggilku

"Eeh Zahra." Jawab Bu Novy

"Pak Dani telfon Zahra katanya suruh keruang wakasek, Jadi ada apa saya dipanggil kesini bu?" Tanyaku

"Ooh itu Pak Dani sama Pak Azis udah diruang osis. Jadi gini Ra, kamu inget kan dua hari yang lalu ibu bilang kalau pengurus OSIS MPK dari Satya International Highschool mau study banding ke OSIS MPK disekolah ini?"

"Oh iya bu saya inget kok. Susunan acaranya juga udah kami buat kok."

"Nah bagus kalo gitu, disini juga udah ada perwakilan dari OSIS MPK Satya buat jelasin acara secara garis besarnya. Yaudah sekarang ke ruang osis aja yuk."

Aku mengangguk dan mengikuti Bu Novy, kami pun berjalan menuju ruang OSIS.

"Eh Ra, gue duluan ke kelas ya? Katanya ada tugas dari bu Nirmala." Ucap Vina

"Oh oke deh. Eh ngomong ngomong, susunan acara study banding ada di filebox sekretaris kan?" Tanyaku

Vina hanya mengangguk. Ia melambaikan tangannya dan aku kembali berjalan menuju ruang osis.

Bukkk

Aku menabrak seseorang.

"Duh. Jalan liat liat dong. Main tubruk aja."

Ah, suara ini. Nyolot banget kan? Siapa lagi kalau bukan Daniel. Aku hanya menatap dia sinis beberapa saat.

"Ck. Gaada waktu ladenin kamu. Aku sibuk." Aku melanjutkan perjalananku

Setibanya di sana, aku melihat sudah ada Pak Dani, Pak Azis dan Bu Novy. Didepannya ada dua lelaki yang memakai almamater OSIS dan MPK.

Deg! Astaga, itu kan lelaki yang kutemui di kantin Teh Winda tadi.

"Zahra sini masuk." Panggil Pak Dani

Akupun mengikuti perintahnya dan duduk disamping Bu Novy.

"Kamu kemana aja dipanggil ke wakasek ko lama banget?" Tegur Pak Dani

"Mmm, aku tadi ada urusan dulu pak." Jawabku

Aku menatap lelaki yang ada didepanku. Ya. Maksudku, lelaki yang kutemui dikantin tadi. Dia tengah tersenyum menyeringai menatapku. Sepertinya dia tau kebohonganku ini.

"Mmmhh ketua osis emang sibuk ya Pak Dani. Yaudah. Zahra, salaman dulu sama tamu kita." Ucap Pak Azis

Aku pun bersalaman dengan dua anak itu.

"Zahra.."

"Haikal."

"Zahra.."

"Reza."

"Ooh jadi lelaki yang kutemui tadi itu namanya Reza."

"Nah. Zahra, disini kami sudah membaca susunan acara dari Sekolah Satya. Kalau dari sekolah kita ada kan susunan acaranya?" Tanya Bu Novy

"Iya ada bu. Saya ambil dulu." Aku berjalan menuju rak kesekretariatan.
Aku menyerahkan susunan acaranya.

"Hmm hampir mirip sih. Yaudah ini kalian diskusikan aja ya. Saya, Pak Dani dan Pak Azis mau kembali rapat. Kalian diskusikan sendiri ya. Zahra nanti lapor ke ibu fixnya gimana."

Aku hanya mengangguk. Kini diruang osis hanya kami bertiga. Aku. Haikal, dan, uhhh, Reza.

"Emm, Zahra, Ketua osisnya ya?" Tanya Haikal. Aku hanya mengangguk

"Saya tadi belum sempat perkenalan lebih jauh. Saya Muhammad Haikal Malik, panggil aja Haikal. Dan ini rekan saya, namanya Furukawa Reza, dipanggilnya Reza. " Ucap Haikal sambil melirik kearah Reza.

"Salam kenal ya Haikal dan Reza. Saya juga belum memperkenalkan diri. Nama saya Zahrania Shafa Adiba. Panggil aja Zahra."

"Oh iya siap. Ummm.. jadi gini, ini ada rundown acara dari kami. Coba dicek dulu aja. Kalo ada yang mau ditambahkan silakan." Ucap Haikal. Aku membaca rundown acaranya itu.

"Hmm hampir mirip sih. Tapi saya mau kasih masukan nih. Di susunan yang kalian buat kan hanya sampai sesi tanya jawab aja. Nah kalo dari konsep kami, udah sesi ini langsung sesi diskusi." Ucapku

"Nantinya ngapain aja diskusinya?" Tanya Haikal

"Jadi nanti kita kumpul per organisasi. Osis dengan Osis. Mpk dengan mpk lagi. Dan nanti kumpul per jabatan dan per seksi bidang. Jadi ketua sama ketua, BPH dengan BPH, divisi ke divisi lagi." Jawabku

"Wah ide bagus tuh. Za, ada yang mau ditambahkan ga?" Haikal bertanya pada rekan disampingnya.

"Hmm. Gue sih setuju sama usulannya Zahra." Ucap Reza simpel.

"Yaudah kalo gitu fix ya acaranya kaya tadi aja. Kalo gitu kita pamit dulu ya." Ucap Haikal

Aku hanya mengangguk dan mengantar Haikal dan Reza keluar dari ruangan ini.

"Waah. Sekolah ini enak ya. Punya lapangan lega. Parkiran sekolah juga lega. Ruang osisnya gede juga." Ucap Haikal

"Ah perasaan sekolah kalian juga sama luasnya." Balasku

"Tapi tetap ga seluas ini sih. Kalo gitu kami pamit dulu Zahra. Semoga study banding nanti lancar ya." Ucap Reza sambil tersenyum sinis. Aku bingung. Kenapa dengan dia?

"Iya. Mohon kerjasamanya ya." Balasku

"Semoga nanti gaada acara melipir dulu ke kantin saat study banding." Celetuknya.

Aku terdiam mendengar ucapannya, sementara Reza hanya terkekeh. Mereka berdua pulang meninggalkan ruang osis ini.

Kriiiinnggg... kriiinnggg . Tiba tiba hp ku berdering. Dari Mama?

"Halo ma, ada apa? Penting banget ma?? Hmm, oiya nanti aku kesana."

'Huh, mama bilang ini penting. Ada apa ya?'

******

Ketua Osis VS Ketua Geng [ON.GOING] [REVISI]Where stories live. Discover now