Naruto dan Shikamaru sudah dinobatkan menjadi pasangan sejak masuk sekolah ini. Mereka selalu datang bersama, pulang bersama, dan selalu ada di kelas yang sama selama dua tahun termasuk tahun ini, saat mereka naik ke kelas 12.

Mereka adalah pasangan yang 'terlalu indah untuk menjadi kenyataan', tetapi mereka benar-benar nyata. Hanya dengan melihat mereka, orang-orang bisa terpukau, lalu bermimpi bisa memiliki pasangan sesempurna itu juga.

"Shika, ada yang aneh di mukaku?"

Shikamaru hanya tersenyum saat mendengar pertanyaan Naruto.

Seumur hidup, mereka mengenyam pendidikan dari guru-guru berkualitas yang dipanggil oleh para orangtua mereka ke rumah. Tak sekalipun mereka pernah menginjakkan kaki ke tempat bernama sekolah. Hingga 2 tahun lalu, setelah menonton film High School Musical, Naruto mendadak meminta untuk masuk ke sekolah formal. Shikamaru kurang lebih sudah terbiasa dengan segala perhatian dari warga sekolah, tetapi Naruto tampaknya belum.

Kecuali kenyataan kalau mereka menjadi pusat perhatian, Shikamaru cukup menyukai sekolah ini. Selain memiliki cukup banyak prestasi, bangunan sekolah ini sangat nyaman. Alih-alih bertingkat dan megah, gedung sekolah mereka terdiri dari beberapa bangunan utama yang tertata rapi dan dikelilingi pohon-pohon menghijau. Sangat nyaman dan tentunya, aman.

Shikamaru berhenti untuk mengikat tali sepatunya yang terlepas dan membiarkan Naruto berjalan duluan.

Ia sedang memperhatikan langkah kecil-kecil Naruto saat melihat seorang anak laki-laki sedang berlari dengan kecepatan penuh ke arah mereka, tampak dikejar oleh temannya. Dalam waktu sepersekian detik, Shikamaru bergerak pindah ke samping Naruto, membiarkan dirinya sendiri tertabrak anak laki-laki tadi.

"Eh gomen!" seru anak itu sekenanya, lalu segera menghilang ke koridor lain."Naru.. Kau baik-baik saja?" tanya Shikamaru kepada Naruto yang segera mengangguk.

Sementara itu, semua anak perempuan yang menyaksikan adegan tadi memekik tertahan, terpesona pada perlakuan manis Shikamaru dan kenyataan bahwa ia melakukannya dengan sangat natural hingga nyaris terasa wajar. Shikamaru sendiri menganggapnya refleks kakinya sudah bergerak, bahkan sebelum otaknya memerintahkan.

Melindungi Uzumaki Naruto... Harus..

Tak berapa lama, Naruto dan Shikamaru sampai di kelas baru mereka karena ini adalah hari petama mereka masuk sebagai murid kelas 12.

Shikamaru membuka pintu kelas dan membiarkan Naruto masuk terlebih dahulu. Tindakannya itu kembali membuat semua anak perempuan menahan pekikan. Menyadarinya, Shikamaru tetap menahan pintu. Anak-anak perempuan itu pun segera masuk sambil bersemu-semu, beberapa murid kelas lain malah terhipnotis ikut masuk.

Naruto tak melihat itu semua dan mulai memandang sekeliling. Hampir semua teman sekelasnya sudah datang dan duduk di bangku masing-masing. Sambil menghela napas, Naruto menatap sehelai kertas di tangannya. Kertas pembagian tempat duduk.

Sebenarnya, Naruto tak menyukai ide pembagian tempat duduk oleh sekolah ini. Ia ingin bisa bebas memilih tempat duduknya sendiri. Ia ingin duduk di samping jendela, supaya bisa menatap awan saat pelajaran Matematika membuatnya pusing atau Sejarah,yang membuatnya mengantuk. Namun, ketentuan sekolah harus membuyarkan rencana indahnya.

Suasana kelas yang tadinya riuh rendah khas situasi awal masuk sekolah, segera senyap saat Naruto melangkah lebih jauh ke dalam kelas. Semua orang sibuk berbisik, menentukan apakah sekelas dengan Naruto merupakan anugerah atau malah bencana. Anugerah karena ia begitu manis dan memiliki pangeran yang super tampan bernama Shikamaru, atau bencana karena ia begitu sombong hingga tak pernah repot-repot untuk berbicara selain dengan pangerannya itu.

I For You (Sasunaru Version)Där berättelser lever. Upptäck nu