Chapter 4

291 11 1
                                    

Amami POV#

Sepertinya tadi ada orang yang lewat?. Tapi siapa ya?.
Akupun berjalan memasuki ruang BP yang amat sangat familiar.

"Permisi" sapaku sembari membungkuk 90° memberi salam.
Sensai menyuruhku masuk dan duduk di sofa ruang BP.

"Lagi-lagi.. kamu buat onar" bentak guru BP yang kepalanya botak semua itu.
"Salah ku sekarang apa lagi?" Tanyaku memahan marah.
"Kamu merusak loker nomor 9" jawab guru itu dengan cepat.

Sebenernya sih itu nggak sengaja. Tapi gimana aku bisa ngeles. Udah jelas ketahuan.
"Suminasen sensai" kataku.
"Ini" guru berkepala botak ini memberikan undangan gratis pada orang tua ku.
"Tapi sensai?" Tanyaku.
"Kamu udah banyak banget melakukan kesalahan. Dan orang tuamu harus ke sekolah" jelas guru itu.

Tiba-tiba amarahku meledak lagi.
"Kimase.. tolong jangan bawa orang tua saya di masalah ini" bentakku sembari membanting meja di hadapanku.
"Siapa itu Kimase?" Tanya guru itu.

"Ya sensailah.. siapa lagi orang yang ada di ruangan ini?" Jelasku.
"Nama saja Gomase, bukan Kimase" sahutnya.

"Ah.. siapalah itu.. yang penting ada mase-masenya. Lagian sensai tau aku ini nggak bisa pasti banget nginget nama kecuali nama saya. Nama okaa-san dan taou-san saja saya nggak inget betul" jelasku.

"Kamu nih aneh apa gimana sih.. giliran pelajaran cuma asal denger doank langsung konek. Giliran nama aja udah bertahun-tahun kagak inget. Buseng dah" makinya.

Ni guru udah gesrek juga apa ya? Ngomongnya berubah. Dari yang so bijak jadi kaya orang gesrek juga. Gue jadi anak kagak sopan amat ya. Guru aja sape di maki-maki begini. (Jangan di tiruya readers /author).

"Ya sudah.. karna prestasimu sensai nggak perlu melaporkan kelakuan kamu sama orang tuamu. Sekarang kamu bersihkan leb fisika selama 3hari" guru botak ini memberi hukuman.
"Baik sensai.. Sumimasen" kataku seraya pergi ke luar ruangan.
* * *

Aku berjalan di koridor ruang BP. Maksudku aku ingin pergi ke kelas. Ada langkah kaki yang ku dengar. Ya mungkin orang lewat. Pastilah orang lewat. Masa setan di siang hari lewat.

Tapi kok lama-lama terdengar semangkin dekat ya?. Sedetik kemudian seseorang menepuk bahuku. Dengan refleks aku melirik ke arah datangnya orang itu.

"Eh.. bodoh.. dari tadi aku memanggilmu tahu" kata cowo yang menepuk pundakku.
"Kau lagi payah.. ada apa?" Kataku ketus.
"Dasar bodoh.. ketus amat sih jadi cewe. Cantik-cantik kata-katanya pedas" ledeknya.

"Angh.. jangan panggil aku bodoh lagi. Aku bosan" kataku seraya menghentakan kaki ke tanah.
"Baik lah.." katanya.
"Watashiwa Raetose Mizae desu. Namae wa?" Dia memperkenalkan diri.
"Hamazawa Amami desu" jawabku.
"Salam kenal" katanya.
"Salam kenal juga"kataku.

Kejadian di ruang BP tadi membuatku bede. Mataku telah berkaca-kaca. Ingin rasanya aku menangis. Tapi ada si Muzae di sini. Mau di taro di mana harga diri ku ini?.

"Kau kenapa?" Tanyanya seraya mengsap mataku. Seketika itu pula air mata keluar dari mataku.
"Tidak.. hey.. apa-apaan ini?" Kataku yang menjauhkan tangannya dari wajahku.
"Gomen.. aku tak sengaja" katanya menjelaskan.
"Sekarang kita teman?" Tanyanya seraya menjulurkan tangannya ke arahku.
Aku menampar tanangnya itu. Dia menjauhkan tangannya.

"Gomen.." kataku sembari tersenyum.
Aku menjulurkan kelingkingku padanya. Diapun menyambar kelingkingku.
"Kita teman.. kau janji?" Kataku.
"Teman.. aku janji Amami-chan" jawabnya.
"Mizae-kun.." sambungku sembari tersenyum tulus.

"Tapi kenapa aku harus berjanji?" Tanyanya polos.
"Ah. Nggak papa" jawabku sembari memalingkan wajah darinya.

---------------
Maaf ini masih pendek. Belum ada ide. Dan mungkin author akan slow update. Jadi sabar ya menunggu ceritaku yang ini. Fan jangan lupa vomentnya ya.. dan aku tunggu request dari kalian. Makasih..
.

Kimi watashi   [HIATUS]Where stories live. Discover now