Simpul Tali Ruwet

Start from the beginning
                                    

"Lo sakit, Mon?" tanya Marsha dengan kerut khawatir.

"Iya lo tumben banget nggak masuk, nggak ngasih kabar pula!" tambah Lani.

"Gue pikir malah lo lagi pergi." Rara nyengir.

Mendengar perhatian teman-temannya itu, Mona kembali tersenyum. Senyum tulus. Bukan senyum dipaksakan seperti tadi.

"Gue nggak papa kok. Makasih ya kalian mau datang..." ucapnya.

"Nggak papa gimana? Muka lo pucet tuh." Marsha menyodorkan buah-buahan di tangannya. "Nih ambil."

"Dimakan, ya. Jangan sampai nggak dimakan!" tandas Lani.

"Iya, iya..." Mona menerimanya dengan senang hati. "Nggak mau pada masuk nih? Mau di sini aja?"

"Yuk, yuk...." Akhirnya mereka mengikuti Mona masuk ke dalam rumah. Interior rumah Mona bertemakan scandinavian dengan perpaduan warna putih dan coklat yang hangat. Mirip rumah-rumah yang sering mereka lihat di drama korea.

Mona mengajak mereka langsung ke kamar. Betapa terkejutnya mereka saat melihat ada TV berukuran 50 inch berada di sana, menampilkan wajah Song Kang sedang beradu akting dengan lawan mainnya.

"Gila lo pasti nggak masuk sekolah gara-gara mau nonton ini seharian, ya?" gurau Lani.

"Mona nggak mungkinlah. Kalau lo gue sih percaya," balas Marsha.

"Berantem mulu kalian...." Rara yang sudah jengah dengan kebiasaan mereka hanya menghela napas panjang.

Sementara Mona yang sudah duduk di kasur hanya cengengesan. Seperti biasa, moodnya lebih bagus kalau sudah bersama mereka. Tahu begini sih mending dia berangkat sekolah tadi, pikirnya.

"Gue bikinin minum dulu ya? Kalian yang anteng lho, anak-anaak...." gurau Mona, meletakkan telunjuknya ke bibir.

"Siap Bu Mon...." Marsha mengangkat tangannya ke pelipis, membentuk tanda hormat.

"Minta es batunya yang banyak!"

"Gue jangan es ah, anget aja!"

Mona nyengir sebelum benar-benar meninggalkan kamar. Sepeninggalan Mona, mereka lanjut menonton aksi Song Kang di layar kaca.

"Ya ampun gue terSongkang-Songkang deh! Cakep banget sih!" Lani berdecak lalu menggeleng-gelengkan kepala karena terlalu kagum.

"Cakepan Lee Su Ho-lah!" bantah Rara tak mau kalah. Katanya ngefans, tapi saat Lani bertanya nama aslinya Lee Su Ho itu, Rara hanya garuk-garuk kepala, lupa katanya.

"Kalau lo, Sha?" Tiba-tiba Lani bertanya padanya.

"Apa?"

"Suka sama siapa?"

"Arfin." Setelah menjawab secara impulsif, Marsha langsung mengatupkan bibir rapat-rapat. Sungguh, dia benar-benar refleks menjawabnya. Mungkin karena apapun yang sedang dia lakukan, di manapun dia berada, cowok itu selalu mendominasi pikirannya. Lagian mereka langsung bertanya begitu. Harusnya kan lengkap, siapa aktor Korea yang dia suka, gitu kan pasti dia tidak akan refleks begitu. Marsha hanya nyengir sambil membentuk jarinya menjadi huruf "V" saat mendapat tatapan mencela dari mereka.

"Dasar bucin!" Lani maupun Rara kompak mengatainya.

Tak menunggu lama, akhirnya Mona masuk membawa nampan berisi minuman dan cemilan keripik kentang.

"Pengertian banget sih lo, Mon...." ujar Lani kesenangan, bukan hanya karena Mona membawa minuman sesuai pesanannya, tapi karena Mona juga membawa cemilan untuk bekal mereka melanjutkan menonton. Porsinya banyak lagi. Cukuplah untuk berempat sampai sore nanti.

The Prince's Escape [Season#2 END✅]Where stories live. Discover now