Daniel melakukan apa yang kuperintahkan. Walau tampak terlihat kesal, aku harus menegurnya agar tidak berpakaian seenaknya. Setelah selesai, mengajak Daniel ke ruang kepala sekolah. Di sepanjang jalan, anak anak memperhatikan ke arah kami. Entah siapa yang mereka perhatikan, yang pasti mereka bukan menatapku.

Tok tok tok...

"Silakan masuk."

"Selamat pagi pak, hari ini ada siswa baru. Dia masih belum tahu ditempatkan dikelas mana. Saya serahkan saja kepada bapak. Saya permisi."

Akupun meninggalkan Daniel di ruang Kepala Sekolah. Diluar ruang kepsek, banyak anak perempuan yang berkerumun disini. Salah satunya, yaa sahabat sahabatku.

"Kalian semua ngapain disini? Ini bukan tontonan!" Sahutku

"Yaahh mba Zahra kasih tau ke kita dong dia siapa. Kok kayanya kita baru liat dia ya." Ucap Naya, anak kelas XII IPA 6.

"Iya Ra, siapa sih dia? Kok dia gaada dibarisan upacara ya?" Tanya Sheril. Sahabatku.

"Tenang hadirin. Kalau mau kenalan silakan, tapi jangan melalui aku. Aku juga ga kenal siapa dia." Ucapku

"Yaahh bohong banget kalau kamu ga kenal dia. Aku lihat jelas kok, kalo kamu hukum dia digerbang." Keluh Annisa yang merupakan sahabatku juga.

Aku tidak menanggapi ocehan teman temanku. Aku berjalan menerobos kerumunan orang. Dan tiba-tiba seseorang berperawakan tinggi menghalangi jalanku. Sudah kuduga ini pasti si ketua geng rese.

"Dan sejak kapan kamu berdiri menghalangi jalanku?" Tanyaku tanpa menengok wajahnya sedikitpun.

"Dan sejak kapan lo ada dihadapan gue." Jawabnya

Aku mendengus kesal dan menatap wajah wajah si Geng Rese. Ya, begitulah aku memanggil nama geng mereka. Yang bertubuh tinggi ini, dia ketuanya. Ray Farhan Yanuar. Si ketua yang berbadan perfect. Wajahpun perfect. Sayangnya hanya kelakukannya saja yang kurang perfect. Dan seperti biasanya, dibelakangnya ada si kembar Dilan Zafarhan dan Delon Zafarhan, mereka ikut cengengesan menatapku.

"Lalu, mau ngapain lagi kalian disini? Cepet ke kelas."

"Selow aja dong. Bel aja belom bunyi." Bantah Ray

Kriiinngggg. Seketika anak anak pun berhamburan dan pergi ke kelas masing masing. Suasana menjadi sepi. Aku menatap Ray dengan penuh kemenangan.

"Dan sayangnya udah menginjak tahun ketiga disekolah ini, kamu masih belum hafal juga jam bel berbunyi kapan aja." Sindirku.

"Dan sayangnya, disini gue sekolah BUKAN untuk menghafal kapan aja jam bel berbunyi, Non Zahra." Ledeknya sambil mendekatkan wajahnya padaku.

"Oke Well, kali ini gue gaada waktu berlama-lama sama lo. Gue disini cuma mau jemput seseorang." Lanjutnya

Seseorang?

"Ray?!"

"Hey broo apa kabar?!" Ucap Ray sambil berjalan melewatiku begitu saja.

"Hey Brooo udah lama ga ketemu yaa." Susul Dilan dan Delon.

"Hahaha ga nyangka gue, bisa ketemu kalian lagi disini. Ga salah bokap gue pindahin gue kesini." Ternyata mereka menyambut kedatangan Daniel.

"Sumpah! Gue kira kita gaakan pernah ketemu lagi bro!" Sahut Ray

"But now i'm herre bro! Gimana? Mau cabut ke kantin ga?" Tanya Daniel. Gila aja ini anak, baru juga masuk udah niat bolos aja.

"Bener-bener lo ya, baru pindah udah mau cabut aja. Kaga ada berubah berubahnya lo." Sahut Delon

"Nah yaudah lo ke kelas gih. Gue mau ke kelas juga. Gue belom ngerjain pr kimia soalnya." Curhat Ray

"Dih, tumben amat lo jadi rajin gini? Oke deh bro. Tar istirahat, gue tunggu di kantin. Ok!" Balas Daniel

"Oke bro! Dilan. Delon. Cabut!" Ray berjalan sambil mendelik kearahku, dan disusul Si kembar Dilan dan Delon, Daniel pun ikut berjalan melewatiku.

"Stop!"

"Gue?"

"Ya. Kamu!"

"Ada apa lagi sih?"

"Mmm, sebagai permintaan maaf tadi karena udah hukum kamu. Aku punya sesuatu buat kamu."

*DANIEL POV*

"Mmm, sebagai permintaan maaf tadi karena udah hukum kamu. Aku punya sesuatu buat kamu."

What? Udah ngehukum gue, dia mau ngasih sesuatu buat gue? Yaa memang dia harusnya bersikap begitu sama gue. Dia gatau gue siapa.

"Tutup mata kamu ya."

Oke. Gue tutup mata gue. Dasar cewe. Gampang banget luluh liat muka gue yang tampan kaya Robert Pattinson ini. Gue bisa merasakan kalo tangan dia meraih kedua tangan gue.

BUKKKK.

"Astaga!" Refleks gue buka mata. What the hell is this?

"Sebagai anak baru, kamu harus baca buku keramat ini. Ini buku tata tertib sekolah dan kamu harus hafal semuanya."

Cewe itu ninggalin gue yang memikul beban buku empat kali lipat tebalnya dari kamus bahasa inggris. Mana harus ke ruang administrasi pula. Ah thankyou very much my little termitt!

********

Ketua Osis VS Ketua Geng [ON.GOING] [REVISI]Where stories live. Discover now